Komposisi umur Distribusi tingkat pendidikan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Reponden

Responden yang dipilih berasal dari dua desa yaitu Desa Mamahak Teboq dan Desa Lutan yang berada di sekitar wilayah kerja PT. RATAH TIMBER. Jumlah responden yang diambil adalah 60 responden yang terdiri dari 30 responden dari Desa Mamahak Teboq dan 30 responden dari Desa Lutan. Responden yang dipilih adalah masyarakat yang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu. Akses menuju Desa Mamahak Teboq ditempuh hanya dengan berjalan kaki karena desa tersebut sangat dekat dan berada di sekitar PT. RATAH TIMBER sedangkan untuk menuju Desa Lutan harus menggunakan perahu mesin cess atau melalui darat mobil, motor karena jaraknya cukup jauh dari . Hasil penelitian mengkaji karakteristik responden yang meliputi komposisi umur berdasarkan angkatan kerja, pendidikan, jumlah anggota keluarga, mata pencaharian utama dan sampingan, jarak tempat tinggal dari hutan, jenis penggunaan lahan, luas kepemilikan lahan, suku, dan agama responden.

1. Komposisi umur

Distribusi umur responden berdasarkan kelas umur angkatan kerja dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil penelitian menunjukkan komposisi umur responden dengan persentase terbesar di Desa Mamahak Teboq maupun di Desa Lutan tergolong kedalam umur produktif masingmasing pada interval umur 3539; 40 44 tahun, 4549 tahun, 5054 Tahun, dan 5560 Tahun. Tabel 17 Persentase responden berdasarkan kelompok umur Umur Desa Mamahak Teboq Desa Lutan N N 15 – 19 0,0 0,0 20 – 24 2 6,7 1 3,3 25 – 29 2 6,7 1 3,3 30 – 34 2 6,7 4 13,3 35 – 39 5 16,7 5 16,7 40 – 44 5 16,7 5 16,7 45 – 49 2 6,7 6 20,0 50 – 54 4 13,3 2 6,7 55 – 59 2 6,7 3 10,0 ≥ 60 6 20 3 10,0 30 100,0 30 100,0 0 1 Berdasarkan indikator BPS, angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja atau sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Masingmasing persentase responden yang tergolong kedalam umur produktif 1559 tahun angkatan kerja adalah 80 pada Desa Mamahak Teboq dan 90 pada Desa Lutan. Sementara itu, terdapat juga umur responden yang tergolong kedalam umur non produktif tua ≥ 60 tahun. Persentase responden yang tergolong kedalam umur non produktif tua di ke dua desa adalah 20 Desa Mamahak Teboq dan 10 Desa Lutan. Komposisi responden menurut kelas umur angkatan kerja tersebut menunjukkan bahwa ratarata responden yang memanfaatkan sumber daya hutan merupakan angkatan kerja yang tergolong optimum dan produktif dalam mencari nafkah hidup bagi keluarganya. Umur mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengambil hasil hutan karena kemampuan kerja produktif akan rendah jika semakin lanjutnya usia seseorang.

2. Distribusi tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan yang terdata dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan terakhir responden yang memanfaatkan hasil hutan. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Mamahak Teboq dan Desa Lutan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 Persentase responden menurut tingkat pendidikan Tingkat pendidikan Desa Mamahak Teboq Desa Lutan Ratarata N N N Tidak Lulus SD 4 13,3 1 3,3 2,5 8,3 Lulus SDSR 7 23,3 11 36,7 9 30,0 Lulus SMP 7 23,3 8 26,7 7,5 25,0 Lulus SMASLTA sjdt 12 40,0 9 30,0 10,5 35,0 PT 0,0 1 3,3 0,5 1,7 30 100,0 30 100,0 30 100,0 0 1 Dari hasil penelitian ratarata persentase tertinggi tingkat pendidikan responden di kedua desa adalah berada pada tingkat SMASLTASMKSMEA yaitu sebesar 35 sedangkan persentase tingkat pendidikan terendah berada pada tingkat PT yaitu 1,7. Responden yang tidak lulus SD di dua desa tersebut sebesar 8,3, tingkat pendidikan SDSR dengan persentase 30 dan tingkat pendidikan SMP sebesar 25. Guhardja 1992 Nani Sufiani 2009 menyatakan bahwa orang yang berpendidikan tinggi biasanya identik dengan orang yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan dan tingkat kesejahteraan adalah dua aspek yang saling mempengaruhi. Tingkat pendidikan akan menentukan kemampuan sebuah keluarga untuk mengakses kebutuhan hidupnya. Rumah tangga yang dikepalai oleh seseorang dengan tingkat pendidikan rendah cenderung lebih miskin dibandingkan dengan rumah tangga yang dikepalai oleh mereka yang lebih berpendidikan. Tingkat pendidikan adalah salah satu aspek yang dapat menilai dan menentukan status sosial seseorang dalam masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi juga status sosialnya di dalam lingkungan masyarakat. Ada kecenderungan juga bahwa masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memperoleh upah dan gaji yang relatif tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan responden memperlihatkan pergeseran ke arah yang lebih baik karena kecenderungan mereka untuk melanjutkan ke tingkat SMP 25, SMA 35 bahkan ada yang ke tingkat PT 1,7.

3. Jumlah anggota keluarga