Tabel 22 Persentase penggunaan lahan berdasarkan jenis lahan No.
Jenis Desa Mamahak Teboq
Desa Lutan lahan
N N
1 Sawah
1 3,3
2 6,7
2 Ladang
25 83,3
25 83,3
3 Kebun
24
80,0 26
86,7 4
Pekarangan 7
23,3 24
80,0 5
Belukar 14
46,7 15
50,0 6
Tanah kosong 12
40,0 8
26,7
0 1
Kepemilikan lahan berupa kebun dan pekarang berada pada persentase paling besar penggunaannya oleh responden. Sebanyak 80 responden di Desa
Mamahak Teboq dan 86,7 responden di Desa Lutan menguasai mengelola lahan berupa kebun yang ditanami dengan tumbuhan keras maupun palawija.
Sedangkan kepemilikan ladang adalah 83,3 di Desa Mamahak Teboq maupun di Desa Lutan yang ditanami dengan padi. Persentase kepemilikan sawah berada
pada urutan paling rendah yaitu di Desa Mamahak Teboq adalah 3,3 sedangkan di Desa Lutan sebesar 6,7. Responden lebih memilih menanam padi di ladang
kering dari pada sawah karena ratarata masyarakat di desa tersebut masih menerapkan pertanian ladang kering dan tidak menggunakan sistem intensifikasi
pertanian. Selain itu pertanian mereka lakukan dengan berladang berpindah.
7. Luas pemilikan lahan
Distribusi responden berdasarkan luas pemilikan lahan di Desa Mamahak Teboq dan Desa Lutan disajikan pada Tabel 23. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa luas pemilikan lahan responden di dua desa tersebut di bawah termasuk dalam kategori pemilikan lahan sempit ≤ 1 ha, kategori sedang 24 ha, dan
kategori luas 4 ha.
Tabel 23 Distribusi responden berdasarkan luas kepemilikan lahan Luas pemilikan
Mamahak Teboq Lutan
Total responden lahan ha
N N
N Sempit ≤ 1
3 10,0
3 10,0
6 10,0
Sedang 2 − 4 8
26,7 8
26,7 16
26,7 Luas 4
19 63,3
19 63,3
38 63,3
30 100,0
30 100,0 60
100,0
0 1
Berdasarkan kepemilikan lahan responden masyarakat desa sekitar kawasan hutan yang termasuk kedalam kategori luas 4 ha, kategori sedang 24 ha, dan
kategori sempit ≤ 1 ha di Desa Mamahak Teboq maupun Desa Lutan memiliki persentase yang sama yaitu berturutturut sebesar 63,3, 26,7, dan 10.
Menurut Sajogyo 1984 Nani Sufiani
2009 bahwa semakin luas usaha tani maka akan semakin besar penghasilan rumah tangga pertanian.
Penghasilan yang rendah memaksa petani untuk bekerja mencari tambahan pendapatan rumah tangga dari sektor di luar pertanian. Ratarata pemilikan lahan
responden dengan kategori luas karena mereka menerapkan sistem ladang berpindah dalam mengelola lahannya. Setelah tanaman yang ditanam di ladang
sudah mereka panen, bekas ladang tersebut ada yang ditinggal begitu saja hingga menjadi belukar. Namun beberapa saat setelah ditinggal akan ditanam dengan
tanaman seperti karet dan sengon. Lahan tersebut ditanami dengan jenisjenis tanaman seperti yang disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24 Persentase responden berdasarkan jenis tanaman
Jenis tanaman Desa Mamahak
Teboq Desa Lutan
Ratarata N
N N
Padi 25
83,3 22
73,7 47
78,3 Buahbuahan
12 40,0
7 23,3
19 31,7
Sayursayuran 3
10,0 3
10,0 6
10,0 Rotan
1 3,3
2 6,7
3 5,0
Coklat 8
26,7 2
6,7 10
16,7 Karet
17 56,7
23 76,7
40 66,7
Sengon 10
33,3 16
53,3 26
43,3 Kayu kapur
0,0 1
3,3 1
1,7 Meranti
1 3,3
0,0 1
1,7
0 1
Sebanyak 83,3 responden menanami lahannya dengan jenis tanaman padi. Luas lahan yang ditanami padi di ladang kering adalah 0,5 – 5 Ha sedangkan luas
lahan yang ditanami padi di sawah adalah antara 0,21 Ha. Berdasarkan hasil wawancara pada setiap responden tanaman padi dengan luas 1 ha, petani dapat
menghasilkan maksimal sebanyak 100 kaleng padi. Namun hanya sebagian petani yang beruntung yang mendapat hasil panen sebanyak 100 kaleng, karena sebagian
besar responden menghasilkan padi kurang dari 100 kaleng bahkan tidak lebih dari setengahnya. Hal ini terjadi karena tahun ini mereka gagal panen. Menurut
mereka, gagal panen tahun ini disebabkan hama padi seperti monyet yang banyak menghabiskan hasil panen mereka dan musim yang tidak menentu.
8. Pemanfaatan areal hutan dalam kegiatan usaha tani