Jarak tempat tinggal dari kawasan hutan Jenis penggunaan lahan

diharapkan. Oleh karena alasan tersebut mereka berusaha mendapatkan pendapatan selain dari pekerjaan utama merka dengan memiliki pekerjaan sampingan.

5. Jarak tempat tinggal dari kawasan hutan

Distribusi responden berdasarkan jarak tempat tinggal dari kawasan hutan dari tempat tinggal tercantum pada Tabel 21. Tabel 21 Distribusi responden berdasarkan jarak tempat tinggal dari hutan No Desa Jarak tempat tinggal Jumlah Dekat Sedang Jauh ≤ 1 km 12 km 2 km N N N N 1 Mamahak 2 6,7 21 70,0 7 23,3 30 100,0 Teboq 2 Lutan 4 13,3 4 13,3 22 73,3 30 100,0 Jumlah 6 25 29 60 Ratarata 10,0 41,7 48,3 200,0 0 1 Dari Tabel 21 yang telah disajikan, menunjukkan bahwa jarak tempat tinggal responden di Desa Mamahak Teboq dan Desa Lutan dari hutan yang dimanfaatkan mereka tergolong dekat ≤ 1 km yaitu sebesar 10, tergolong sedang 12 km sebesar 41,7, dan tergolong jauh 2 km sebesar 48,3. Data tersebut menunjukkan bahwa jarak tempat tinggal responden yang paling banyak tergolong jauh yaitu sebesar 48,3. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memanfaatkan hasil hutan, masyarakat menempuh jarak yang cukup jauh dan membutuhkan transportasi atau mereka harus menempuh perjalanan menuju lokasi pemanfaatan dengan berjalan kaki.

6. Jenis penggunaan lahan

Tabel 22 menunjukkan distribusi responden di Desa Mamahak Teboq dan Desa Lutan menurut kategori jenis penggunaan lahan. Tabel 22 Persentase penggunaan lahan berdasarkan jenis lahan No. Jenis Desa Mamahak Teboq Desa Lutan lahan N N 1 Sawah 1 3,3 2 6,7 2 Ladang 25 83,3 25 83,3 3 Kebun 24 80,0 26 86,7 4 Pekarangan 7 23,3 24 80,0 5 Belukar 14 46,7 15 50,0 6 Tanah kosong 12 40,0 8 26,7 0 1 Kepemilikan lahan berupa kebun dan pekarang berada pada persentase paling besar penggunaannya oleh responden. Sebanyak 80 responden di Desa Mamahak Teboq dan 86,7 responden di Desa Lutan menguasai mengelola lahan berupa kebun yang ditanami dengan tumbuhan keras maupun palawija. Sedangkan kepemilikan ladang adalah 83,3 di Desa Mamahak Teboq maupun di Desa Lutan yang ditanami dengan padi. Persentase kepemilikan sawah berada pada urutan paling rendah yaitu di Desa Mamahak Teboq adalah 3,3 sedangkan di Desa Lutan sebesar 6,7. Responden lebih memilih menanam padi di ladang kering dari pada sawah karena ratarata masyarakat di desa tersebut masih menerapkan pertanian ladang kering dan tidak menggunakan sistem intensifikasi pertanian. Selain itu pertanian mereka lakukan dengan berladang berpindah.

7. Luas pemilikan lahan