Pemberdayaan Masyarakat Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (hhbk) oleh masyarakat desa sekitar hutan di IUPHHK-HA PT. RATAH TIMBER Samarinda, Kalimantan Timur

hutan adalah masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan, kesejahteraan, inisiasi, dan daya kreasi yang relatif rendah. Pengelolaan sumber daya hutan dan komponen masyarakat sekitarnya merupakan hal penting dalam menjaga kelastarian hutan. Masyarakat lokal yang tinggal, hidup, dan mencari makan di sekitar hutan, kehidupannya telah menyatu dengan alam lingkungan yang saling mempengaruhi. Disisi lain, kehidupan masyarakat lokal sekitar hutan belum juga terangkat secara ekonomi dan masih tetap miskin. Masyarakat lokal sekitar hutan tidak hanya memandang hutan sebagai penghasil produksi atau ekonomi saja, tetapi juga memandang sebagai sumber manfaat lain baik dari aspek ekologis maupun dari aspek cultural. Kepentingan masyarakat lokal sekitar hutan yang menyangkut sendi kehidupannya itu menimbulkan komitmen yang kuat guna memanfaatkan sumber daya hutan sebaikbaiknya yang tentunya, dengan kearifan lokal yang mereka punyai dalam pengelolaan hutan. Dengan demikian kelestarian hutan dan manfaat hutuan, kehidupan mereka secara individu dan kelompok serta dapat menjaga hubungan baik mereka dengan alam.

2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Subejo dan Supriyanto 2004 memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui dan sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial. Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Okupasi dan tidak dapat dipisahkan dari kawasan hutan, bukan hanya disebabkan oleh luasnya kawasan hutan namun juga dipengaruhi oleh cepatnya pertambahan penduduk dan pembangunan diluar kehutanan yang menggunakan lahan. Sementara itu, pengelolaan sumber daya yang lestari tentu saja bertujuan untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Sesuai perkembangan paradigma pengelolaan kawasan hutan dalam Peraturan pemerintah RI No. 3 Tahun 2008 yang merupakan revisi dari Peraturan pemerintah RI No. 6 Tahun 2007 cenderung melibatkan masyarakat melalui pemberdayaan sehingga okupasi dan dapat diselesaikan. Pemberdayaan dapat dilakukan melalui pembentukan hutan desa, hutan kemasyarakatan, dan atau hutan kemitraan. Pada hutan lindung dan produksi pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan membangun hutan desa. Pemberian hak pengelolaan hutan desa baik oleh pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupatenkota sesuai kewenangannya memberikan fasilitas sebagai berikut: 1. Pengembangan kelembagaan dan Pengembangan usaha Pembentukan kelompok tani dan fasilitasi 2. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Bimbingan teknologi, pendidikan, magang, dan latihan 3. Peningkatan akses dan asset sosialregulasi Terdapat 2 dua cakupan pada kelola sosial atau pemberdayaan masyarakat yaitu program pengembangan masyarakat yang terdiri dari PMDH Pembinaan Masyarakat Desa Hutan, CSR , dan CD serta pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan. PMDH merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemegang HPHHPHTI dengan menyumbang dan menyisihkan sebagian keuntungannya sebagai biaya sosial untuk membantu kesejahteraan masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan yang berdekatan dengan areal kerja HPH mereka. Sesuai dengan Kepmenhut No. 69KptsII1995 tentang kewajiban HPH dan HPHTI, Pembinaan Masyarakat di dalam dan di sekitar hutan bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan 2. Meningkatkan kualitas sumber daya hutan CSR adalah sebuah bentuk tanggung jawab perusahaan, tidak saja HPH atai HPHTI tetapi semua perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar. Prinsip sebuah CSR adalah menyeimbangkan unsur ekonomi dan sosial. Perusahaan dituntut tidak saja mengejar keuntungan ekonomi namun disisi lain perusahaan dituntun untuk memperhatikan kesejahteraan terhadap kondisi lingkungan. Giarci 2001 memandang sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan, dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini berlangsung dengan dukungan dan yang dikembangkan masyarakat. Program memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis masyarakat , berbasis sumber daya setempat dan berkelanjutan . Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa perusahaan melakukan kegiatan , antara lain adalah: 1. Izin lokal untuk beroperasinya perusahaan dalam mengembangkan hubungan dengan masyarakat lokal. 2. Mengetahui sosial budaya masyarakat lokal. 3. Mengatur dan menciptakan strategi ke depan melalui program Reputasi hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat lokal dan dapat menciptakan kesempatan usaha yang baru. Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Menjamin keseimbangan ekologis, ekonomi, maupun sosial budaya , serta kelestarian hutan Dan kawasan hutan. 2. Mengaktualisasikan akses masyarakat terhadap hutan dan kawasan hutan dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3. Melibatkan masyarakat desa setempat dalam pengelolaan hutan, sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga monev, khususnya PMDH. 4. Meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai pendukung utama dalam pembangunan kehutanan melalui peningkatan ekonomi kerakyatan di sekitar kawasan hutan.

2.4 Focus Group Discussion