Pemahaman responden tentang kelestarian hutan

5. Pemahaman responden tentang kelestarian hutan

Hutan sebagai salah satu sumber pendapatan dan devisa negara mendapat perhatian khusus terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatannya sehingga diharapkan dapat dinikmati seoptimal mungkin dengan tetap mengacu pada pemanfaatan yang lestari. Pemanfaatan hutan yang kurang bijaksana dan mengabaikan aspekaspek pemanfaatan hutan yang berkesinambungan dikhawatirkan akan dapat mengurangi fungsi hutan. Selain pemegang izin pengelolaan hutan sebagai komponen penentu pengelolaan hutan yang lestari, maka masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan yang melakukan aktifitas hidupnya paling bersinggungan dengan pemanfaatan hutan. Sehingga, untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari akan dibutuhkan peranan masyarakat. Apabila tingkat pemahaman mereka terhadap kelestarian hutan semakin tinggi, maka semakin besar pula peluang mereka turut dalam memanfaatkan hutan secara bijaksana dan lestari. Tabel 39 Pemahaman Responden tentang kelestarian hutan No Pernyataan Distribusi pemahaman Mamahak Teboq Lutan TS R S TS R S 1 Hutan merupakan sumber penghidupan 0,00 6,67 93,33 0,00 3,33 96,67 bagi masyarakat 2 Keberadaan hutan sangat penting bagi 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 100,00 Masyarakat 3 Kelestarian hutan harus dijaga agar 0,00 0,00 100,00 0,00 3,33 96,67 tidak punah 4 Hutan dapat lestari jika dikelola 0,00 0,00 100,00 0,00 0,00 100,00 dengan baik 5 Adanya peraturan yang terkait dengan 3,33 6,67 90,00 10,00 10,00 80,00 pemanfaatan sumber daya hutan 0 6 . 4 6 4 6 . Hutan merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Menurut Moeliono 2009 masyarakat lokal bersifat pragmatis, mereka menyukai hutan dan bisa sangat nostalgis tentang masa lalu, tetapi juga akan memanfaatkan setiap peluang baru. Sebanyak 100 responden di Desa Mamahak Teboq maupun Desa Lutan beranggapan bahwa keberadaan hutan sangat penting bagi masyarakat karena tanpa adanya hutan mereka akan mengalami hidup sulit dan hutan dapat lestari jika dikelola dengan baik. Sebanyak 96,67 responden di Desa Mamahak Teboq dan 100 responden di Desa Lutan mengatakan bahwa kelestarian hutan harus dijaga agar tidak punah. Hal tersebut dipahami karena masyarakat di dua desa penelitian masih memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya hutan. Hasil wawancara pada responden menyatakan bahwa tanpa adanya hutan mereka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Apabila hutan tidak dikelola dengan baik maka hutan dapat rusak dan HHBK yang biasa dimanfaatkan akan semakin berkurang ketersediaanya di hutan. Apabila hutan tidak dijaga kelestariannya otomatis mereka tidak akan mampu lagi memperoleh pendapatan dari hasil memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam hutan. Oleh karena responden setuju bahwa kelestarian hutan harus dijaga agar tidak punah, maka sebanyak 80 responden di Desa Mamahak Teboq dan 90 responden di Desa Lutan menyadari untuk menghindari kerusakan hutan pada sumber daya hutan perlu adanya peraturan yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya hutan. Berbagai peraturan dan himbauan mengenai larangan berburu dan membuka hutan dengan membakar hutan untuk dijadikan ladang sudah ada berupa plang yang dibuat oleh PT. RATAH TIMBER. Namun, beberapa responden juga tidak setuju apabila ada peraturan dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Sebagian dari mereka berpendapat apabila ada peraturan tersebut maka mereka tidak akan bebas lagi mengambil dan memanfaatkan hasil hutan yang biasa mereka manfaatkan. Mereka khawatir proses dalam pengambilan hasil hutan akan semakin dipersulit. Mereka menyadari bahwa kegiatan berburu dan membakar hutan untuk dijadikan ladang telah melanggar hukum, akan tetapi aktifitas tersebut masih terus dilakukan karena kebutuhan yang harus dipenuhi mereka. Jawaban responden mengenai beberapa pertanyaan tentang kelestarian sumber daya hutan menurut skala Likert tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap kelestarian hutan tergolong tinggi.

5.8 Uji Validitas dan Reliabilitas