43 merupakan komponen bioaktif, seperti flavonoid yang akan dimetabolisme oleh enzim-enzim fase
I  dan  II.  Fenol  merupakan  zat  antioksidan  dari  golongan  antioksidasi  pemutus  rantai  yang  akan memotong  perbanyakan  reaksi  berantai  sehingga  akan  mengendalikan  dan  mengurangi
peroksidasi  lipid.  Flavonoid  adalah  senyawa  yang  memiliki  aktifitas  antioksidan  yang  dapat mempengaruhi beberapa reaksi yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya dapat menghambat
reaksi oksidasi Ebadi 2002. Flavonoid  merupakan antioksidan  yang potensial  untuk  mencegah pembentukan radikal bebas dan bersifat anti bakteri dan anti viral Heranani 2004.
Karagenan  yang  ditambahkan  dapat  berpotensi  sebagai  antioksidan  yang  berasal  dari kandungan  sulfat  pada  strukturnya  Gómez-Ordóñez  et  al.  2012.  Kapasitas  antioksidan
karagenan tergantung pada strukturnya, seperti derajat sulfat, bobot molekul, tipe mayor gula, dan cabang glikosidik Wijesekara et al. 2011.
d. Serat Pangan
Serat  pangan  merupakan  kelompok  polisakarida  dan  lignin  yang  terdapat  di  dalam makanan  yang  tidak  dapat  dihidrolisis  oleh  enzim  pencernaan  manusia.  Berdasarkan
kelarutannya, serat pangan dibedakan menjadi dua jenis, yakni serat pangan yang larut dalam air soluble  dietary  fiber  atau  SDF  dan  serat  pangan  yang  tidak  larut  dalam  air  insoluble  dietary
fiber  atau  IDF  Muchtadi  et  al.  2006.  Serat  pangan  berperan  dalam  pencegahan  timbulnya berbagai  macam  penyakit.  SDF  dapat  mencegah  timbulnya  penyakit  jantung  koroner  dan
diabetes,  sedangkan  IDF  dapat  mencegah  penyakit  konstipasi,  divertikulosis,  ambeien,  usus buntu,  nyeri  lambung,  kanker  usus,  dan  obesitas.  Serat  larut  seperti  pektin  dan  gum  juga  dapat
menurunkan kadar kolesterol plasma secara nyata Muchtadi et al. 2006. Gel  cincau  hijau  Premna  oblongifolia  Merr.  tersusun  atas  pektin  bermetoksi  rendah
yang juga tergolong ke dalam serat pangan yang larut dalam air SDF. Pektin yang terdapat pada gel cincau  hijau terdiri dari asam D-galaturonat dengan  sisi rantai dalam bentuk galaktosa. SDF
seperti pektin dan  gum dapat  menurunkan  kadar kolesterol plasma  secara signifikan Shinnik  et al. 1990.
Hasil  pengukuran  kadar  serat  pangan  dapat  dilihat  pada  Lampiran  25.  Berdasarkan analisis  secara  statistik  dengan  uji  lanjut  Duncan  pada  Lampiran  26,  secara  umum,  pasteurisasi
meningkatkan kadar serat pangan dalam gel cincau hijau seperti yang terlihat pada Tabel 8. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa TDF, SDF, dan IDF berbeda signifikan p=0.000, p=0.000,
p=0.0021; p0.05. Sampel tanpa dan dengan pasteurisasi suhu 75°C  memiliki  nilai TDF, SDF, dan IDF yang berbeda nyata pada taraf signifikansi 5 dengan sampel yang dipasteurisasi suhu
85°C dan 95°C. Penurunan kandungan TDF gel cincau hijau hanya terjadi pada pasteurisasi 75°C, sedangkan parameter yang lain dengan perlakuan 85°C dan 95°C mengalami peningkatan.
Kandungan  TDF  gel  yang  tanpa  pasteurisasi  dan  setelah  dipasteurisasi  mengalami penurunan  kandungan TDF.  Penurunan ini disebabkan oleh larutnya  komponen-komponen serat
pangan di dalam air yang terkandung di dalam gel yang dihilangkan sebelum analisis, dan dapat terjadi penurunan lebih banyak di dalam kondisi alkali Rodríguez et al. 2006. Produk gel cincau
hijau ini bernilai pH8.00 yang menunjukkan berbasa rendah karena penambahan NaHCO
3
. Kandungan TDF gel cincau hijau mengalami kenaikan  setelah dipasteurisasi pada suhu
85°C dan 95°C. SDF dan IDF tersebut mengalami kenaikan setelah dipasteurisasi. Semakin tinggi suhu  pasteurisasi,  semakin  tinggi  kenaikan  serat  pangan.  Peningkatan  serat  pangan  gel  cincau
terpasteurisasi bisa disebabkan oleh formasi dari kompleks-kompleks antara polisakarida dengan komponen fenolik yang dideteksi sebagai serat pangan  Komolka et al. 2012.
44
4. Pemilihan dan Karakteristik Perlakuan Terpilih