Pemilihan dan Karakteristik Perlakuan Terpilih

44

4. Pemilihan dan Karakteristik Perlakuan Terpilih

Hasil pengukuran untuk sifat fisik dan fungsional dapat dilihat secara pada Tabel 8 dan disajikan pada Gambar 28 dan Gambar 29. Sampel yang dipasteurisasi dengan suhu 85°C lebih cerah, lebih hijau, dan lebih sedikit rataan tingkat, namun untuk nilai a, b, dan tingkat sineresis tidak berbeda nyata dibanding dua kombinasi suhu dan waktu yang lain. Sampel yang dipasteurisasi suhu 95°C memiliki penurunan pH terbesar dan memiliki nilai kekuatan pecah, titik pecah, dan rigiditas yang paling besar dibandingkan dua kombinasi suhu dan waktu lainnya. Dari sifat fungsional kadar klorofil, total fenol, total antioksidan, dan serat pangan secara umum menunjukkan bahwa pasteurisasi 95°C cenderung memiliki penurunan terendah dari semua nilai parameter yang diukur dibanding dua kombinasi suhu dan waktu yang lain. Selain itu, pasteurisasi dengan suhu 95°C dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu karena lama pasteurisasinya tercepat, yaitu 22 menit. Dari hal tersebut diperoleh bahwa perlakuan 95°C dijadikan perlakuan terpilih untuk pemanasan gel cincau hijau dalam kemasan yang dapat mempertahankan karakter fisik dan fungsional serta dapat menurunkan log mikroba target sebanyak 5.22 log CFUg gel cincau hijau. Tabel 8. Hasil analisis sifat fisik dan fungsional gel cincau hijau berbagai perlakuan Sifat Parameter Perlakuan Pasteurisasi Tanpa 75°C, 36 menit 85°C, 25 menit 95°C, 22 menit Fisik Nilai pH 8.41 b 8.32 ab 8.40 b 8.24 a Nilai L 25.03 c 21.84 a 24.01 bc 22.64 ab Nilai a -0.92 a -0.56 a -0.73 a -0.60 a Nilai b 5.51 a 3.77 a 5.00 a 4.20 a Tingkat Sineresis 1.62 b 1.59 b 1.00 a 1.28 ab Kekuatan pecah gcm 2 448.3359 a 265.9094 a 266.9955 a 493.7105 a Titik pecah cm 2.9 a 2.74 a 2.65 a 3.13 a Rigiditas gcm 1.9709 a 1.1103 a 1.1290 a 1.9955 a Fungsional Total Klorofil mgL 12.3504 b 1.1260 a 1.1724 a 1.2220 a Klorofil a mgL 9.9254 b 1.0865 a 1.0417 a 1.0385 a Klorofil b mgL 2.4278 b 0.0597 a 0.1310 a 0.1838 a Total fenol mg GAEL 34.1707 b 13.2561 a 18.5000 a 36.1220 b Kapasitas antioksidan mg AEACL 45.5795 c 6.1761 a 17.2557 b 19.1591 b TDF 2.5684 a 2.5717 a 2.7322 b 3.0275 c SDF 1.7630 b 1.7672 a 1.8922 b 2.1743 c IDF 0.8045 a 0.8054 a 0.8399 ab 0.8532 b Keterangan: Huruf berbeda menunjukkan produk berbeda nyata pada taraf signifikansi 0.05. 45 Gambar 28. Nilai pengukuran dari setiap parameter dan perlakuan Gambar 29. Nilai kekuatan pecah dari setiap perlakuan Penilaian subjektif terhadap gel tersebut adalah memiliki rasa hambar atau tawar, dan beraroma daun yang kuat, berwarna hijau tua, dan cukup kenyal ketika dikunyah. Perlakuan terpilih memiliki nilai pH sebesar 8.24. Dari parameter warna nilai L sebesar 22.64, nilai a sebesar -0.60, dan nilai b sebesar 4.20. Rataan tingkat sineresis yang terjadi dari hari ke-0 sampai hari ke-3 hanya sebesar 1.28. Gel tersebut memiliki kekuatan pecah sebesar 493.7105 gcm 2 , titik pecah sebesar 3.13 cm, dan rigiditas sebesar 1.9955 gcm. Gel tersebut memiliki total klorofil sebesar 1.2220 mgL, klorofil a sebanyak 1.0385 mgL, dan klorofil b sebanyak 0.1838 mgL. Total fenol dan total antioksidan gel terpilih tersebut adalah 36.1220 mg GAE L dan 19.1591 mg -5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Tanpa 75°C, 36 menit 85°C, 25 menit 95°C, 22 menit Perlakuan Pasteurisasi Nila i P eng uk ura n Nilai pH Nilai L Nilai a Tingkat Sineresis Kekuatan pecah gcm2 Titik pecah cm Total Klorofil mgL Klorofil a mgL Klorofil b mgL Total fenol mg GAEL Kapasitas antioksidan mg AEACL TDF IDF IDF 448.3359 265.9094 266.9955 493.7105 100 200 300 400 500 Tanpa 75°C, 36 menit 85°C, 25 menit 95°C, 22 menit K ek ua ta n peca h g cm 2 Perlakuan Pasteurisasi 46 AEACL. Kandungan serat pangan dalam gel tersebut sebanyak 3.0275 untuk TDF, 2.1743 untuk SDF, dan 0.8532 untuk IDF. Selanjutnya, dilakukan uji organoleptik dan uji keamanan mikrobiogi terhadap perlakuan terpilih ini.

5. Uji Organoleptik Produk dengan Perlakuan Terpilih