12
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
Gambar 5. Diagram alir penelitian
1. Desain Sampel
Formulasi berdasarkan Andika 2013, yaitu air:daun cincau hijau sebesar 15:1, karagenan sebanyak 2, dan NaHCO
3
sebanyak 0.125. Ekstrak gel cincau hijau sebanyak 200 mL akan dikemas dalam kemasan cup gelas dan diberi lid cup dengan tebal 0.02 mm sebagai
tutup kemasan. Lid cup dikelim menggunakan alat cupsealer dengan suhu 120°C selama ±7 detik. Penetapan jenis kemasan dan lid cup berdasarkan uji coba yang dilakukan terhadap kekuatan
kemasannya dan tidak bocornya keliman bibir cup dengan tutup cup selama pemanasan 30 menit. Uji efektivitas proses
termal terhadap bakteri target challenge test
Analisis sifat fisik warna, pH, kekuatan
pecah, dan sineresis Analisis sifat fungsional
antioksidan, fenol, klorofil, dan serat pangan
Desain proses termal pasteurisasi
Pembuatan gel cincau hijau Premna oblongifolia Merr.
Aplikasi proses termal 3T, 3t Desain gel cincau hijau dalam kemasan
Produk gel dengan T dan t terpilih
Analisis mutu dan keamanan mikrobiologis kapang, khamir,
TPC, E. coli, S. aureus, Salmonella sp., dan Bacillus sp
Uji organoleptik rating hedonik
13
2. Desain Proses Termal Pasteurisasi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blancher yang berada di laboratorium Pilot Plan. Sampel yang diuji distribusi panas adalah dummy sampel tiruan yaitu air panas
sebanyak 200 mL di dalam cup poliester dan ditutup dengan lid setebal 0.02 mm menggunakan cup sealer. Jumlah dummy yang digunakan adalah 41 cup. Tanda panah merupakan asal dari uap
panas yang dialirkan ke dalam blancher. Cara pengoperasian blancher serta boiler dapat dilihat pada Lampiran 32. Posisi termokopel dalam blancher pada uji distribusi panas dapat dilihat pada
Gambar 6 dan Gambar 7. Desain proses termal menggunakan kombinasi tiga suhu dan suhu terhadap bakteri
target. Kombinasi suhu yang digunakan pada penelitian ini adalah 75˚C, 85˚C, dan 95˚C,
sedangkan kombinasi waktu ditetapkan berdasarkan hasil uji penetrasi panas. Sebelum aplikasi proses termal dilakukan kalibrasi termokopel yang bertujuan untuk menguji termokopel sehingga
termokopel yang digunakan benar-benar dalam kondisi baik. Uji distribusi panas juga diperlukan untuk mengetahui sebaran panas dan mendapatkan titik terdingin dari alat yang digunakan. Uji
penetrasi panas dilakukan untuk mengukur waktu yang diperlukan sehingga produk dalam kemasan benar-benar telah mencapai suhu yang diinginkan pada saat perlakuan pasteurisai.
Pengukuran penetrasi panas dihentikan bila suhu target telah tercapai.
Gambar 6. Posisi termokopel dalam blancher selama uji distribusi panas
Gambar 7. Dummy selama distribusi panas Nilai D
60
S. aureus pada nilai Z sebesar 9.5°C adalah 0.9 menit ICMSF 1996. Konsep pasteurisasi yang digunakan adalah konsep 6D. Aplikasi suhu medium yang digunakan adalah
75°C, 85°C, dan 95°C maka dilakukan konversi dengan persamaan . Untuk
nilai suhu, D, dan F dari masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.
14 Daun cincau hijau
Pembersihan dan blansir Peremasan sampai lumat daun:air 1:15
0.125 Na
2
CO
3
2 karagenan Prakoso 2013
1 inokulan bakteri target 10
9
-10
10
CFUmL untuk challenge test Penyaringan
Filtrat
Sealing Cupping 200 mL
Gel cincau hijau dalam kemasan
Gelling 2.5 jam, suhu refrigerator Tabel 3.
Nilai suhu, D, dan F Suhu °C
Nilai D menit Nilai F = SD = 6D menit
75 0.0237
0.1424 85
0.0021 0.0126
95 0.0002
0.0011
3. Pembuatan Gel Cincau Hijau Premna oblongifolia Merr.