Salmonella BAM 2007 aureus BAM 2001

19 dengan kekeruhan dan adanya gelembung gas pada tabung durham kemudian cocokkan hasil pengamatan dengan tabel MPN 3 seri tabung serta nyatakan dalam MPN koliform pendugamL contoh. Analisis E. coli dilakukan secara kuantitaf dengan hitungan langsung. Sampel yang telah disiapkan sebelumnya diencerkan kembali dengan cara dipipet sebanyak 1 mL, kemudian dibuat seri pengenceran sesuai dengan pengenceran yang dikehendaki. Dari masing-masing tingkat pengenceran tersebut, diambil 1 mL dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril duplo, lalu ditambahkan media Eosin methylen blue agar EMBA sebanyak 12-15 mL. Kemudian cawan tersebut digoyangkan di atas permukaan yang datar secara hati-hati untuk menyebarkan sampel secara merata dengan gerakkan seperti angka delapan. Setelah agar memadat, cawan diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 35 o C selama 18-24 jam. Setelah inkubasi, amati dan hitung jumlah koloni E. coli yang tumbuh pada media EMBA. Koloni khas E. coli pada media EMBA adalah berwarna gelap terpusat dan datar, dengan atau tanpa sinar hijau metalik dan berdiameter sekitar 0.5-1.5 mm.

5. Salmonella BAM 2007

Pra-pengkayaan Sampel sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam plastik steril dan ditambahkan sebanyak 90 mL LB kemudian dihancurkan dengan stomacher selama dua menit. Kemudian sampel dipindahkan ke dalam erlenmeyer steril dan dibiarkan selama 60 ± 5 menit pada suhu ruang dalam keadaan tertutup kemudian diinkubasi selama 24 ± 2 jam pada suhu 35 ± 2°C. Pengkayaan selektif Sebanyak 1 mL sampel dari Lactose Broth yang telah diinkubasi diinokulasikan ke dalam 10 mL TTB dan divorteks, kemudian diinkubasi pada suhu 35 ± 2°C selama 24 ± 2 jam. Sebanyak 0.1 mL dari sampel yang sama diinokulasikan ke dalam 10 mL Rappaport Vassiliadis RV Broth dan divorteks, kemudian diinkubasi pada suhu 42 ± 2°C selama 24 ± 2 jam. Penduga Sampel yang telah diinkubasi pada masing-masing media pengkayaan selektif diambil satu ose dan digoreskan secara kuadran pada media XLDA, HEA, dan BSA. Sebelum digores, media pengkayaan selektif divorteks terlebih dahulu. Ketiga agar selektif tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 35 ± 2°C selama 24 ± 2 jam. Setelah inkubasi, dilihat apakah ada koloni tipikal yang tumbuh pada masing-masing agar. Pada media HEA, koloni tipikal Salmonella berwarna biru kehijauan, dengan atau tanpa warna hitam di tengahnya, beberapa akan tampak sebagai koloni yang besar, berwarna hitam mengkilap di tengahnya atau tampak sebagai koloni yang semuanya berwarna hitam. Pada media XLDA, koloni berwarna merah muda dengan atau tanpa warna hitam di tengahnya, beberapa akan tampak sebagai koloni yang besar, berwarna hitam mengkilap di tengahnya atau tampak sebagai koloni yang semuanya berwarna hitam. Pada media BSA, koloni berwarna coklat, abu- 20 abu atau hitam, kadang tampak berwarna kilau metalik. Sekeliling koloni biasanya akan berwarna coklat pada awalnya dan akan menjadi hitam dengan bertambahnya waktu inkubasi,yang disebut halo effect. Penguat Apabila terdapat koloni tipikal yang tumbuh maka analisa dilanjutkan dengan uji biokimia awal dengan menggunakan TSIA dan LIA. Koloni tipikal XLDA, HEA, dan BSA, diinokulasikan menggunakan jarum ose steril pada agar miring TSI dengan menggores dan menusukkannya. Tanpa pembakaran lagi, jarum ose tersebut diinokulasikan pada LIA miring dengan cara ditusuk dua kali dan digoreskan. Karena reaksi lysine decarboxylation harus benar- benar anaerob, maka tusukan pada media LIA harus mempunyai kedalaman sedikitnya 4 cm. Inkubasi media TSIA dan LIA miring dilakukan pada suhu 35 ± 2°C selama 24 ± 2 jam. Tabung ditutup secara longgar untuk memelihara kondisi aerobik pada waktu inkubasi dan mencegah produksi H2S berlebih. Reaksi spesifik Salmonella pada agar miring TSIA adalah bagian permukaan berwarna merah reaksi basa, bagian dasar agar atau agar tusuk berwarna kuning reaksi asam, dan memproduksi H2S kehitaman pada agar kadang hingga menutupi warna dasar agar dengan atau tanpa memproduksi gas. Reaksi spesifik Salmonella pada LIA miring adalah bagian permukaan dan dasar agar agar tusuk berwarna ungu reaksi basa. Sebagian besar kultur Salmonella memproduksi H 2 S pada LIA miring sedangkan beberapa yang bukan kultur Salmonella menghasilkan reaksi warna merah bata pada media tersebut.

6. Bacillus sp.