sebaliknya jika suku bunga pinjaman investasi di Indonesia menurun relatif terhadap suku bunga Internasional LIBOR maka kurs valuta asing atau kurs US
Dollar terhadap Rupiah akan meningkat.
2.3.6. Konsep Ekspor Neto.
Ekspor neto net export dapat didefinisikan sebagai jumlah ekspor dikurangi jumlah impor NX = EX – IM. Konsep ekspor neto riil dalam penelitian
ini adalah selisih antara jumlah ekspor dengan jumlah impor dari logam dasar besi baja dengan satuan berat ton.
2.3.7. Fungsi Produksi dan Keterkaitan Output dengan Variabel Investasi,
Nilai Tukar, Suku Bunga, Ekspor Neto. Hubungan antara input dan output yang disusun dalam fungsi produksi
Production Function yang berbentuk: Q = f K,LM,…
dimana q mewakili output barang-barang tertentu selama satu periode, K mewakili mesin modal yang digunakan selama periode tertentu, L mewakili
input jam tenaga kerja, dan M mewakili bahan mentah yang digunakan Nicholson, 2002. Bentuk dari notasi ini menunjukkan adanya kemungkinan
variabel-variabel lain yang memengaruhi proses produksi. Penelitian ini menggambarkan bahwa investasi baik dalam bentuk FDI atau PMDN akan
menjadi variabel yang memengaruhi tingkat modal teknologi dan tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi output besi baja, dan jumlah realisasi
investasi FDI dan PMDN secara berturut-turut dipengaruhi oleh suku bunga
internasional LIBOR dan suku bunga pinjaman investasi domestik. Keterkaitan investasi dengan suku bunga beserta output dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Investasi memiliki keterkaitan dengan suku bunga. Suku bunga yang tinggi akan menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya karena akan
menjadi cost of capital yang tinggi bagi investor tersebut. Investasi pada suatu industri akan meningkat akibat suku bunga yang turun dari r
o
ke r
1
. Investasi yang meningkat ini akan meningkatkan output yang dihasilkan oleh industri tersebut
dari Y
1
ke Y
2
. Peningkatan jumlah output yang dihasilkan dalam sebuah industri dapat
disebabkan oleh faktor nilai tukar. Kondisi dimana kurs turun dari e
2
ke e
1
akan meningkatkan ekspor bersih dari NX
e2
ke NX
e1
. Hal ini akan meningkatkan output
dari Y
1
ke Y
2,
dan menjadi suatu indikasi bahwa semakin rendah nilai tukar akan membuat semakin tinggi tingkat output yang dihasilkan oleh industri.
Keterkaitan antara nilai tukar, jumlah output dan ekspor bersih dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Y
1
Y
2
Y I
I
1
I
r r
r
1
r r
r
1
Sumber: Mankiw, 2003. Gambar 2.3. Keterkaitan Investasi, Suku Bunga, dan Output.
Kurva Investasi
2.3.8. Konsep Inflasi.