Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment Sektor Industri Besi

5.4.2. Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment Sektor Industri Besi

Baja. Analisis IRF akan menjelaskan dampak dari guncangan shock pada satu variabel terhadap variabel lain, dimana dalam analisis ini tidak hanya dalam waktu pendek tetapi dapat menganalisis untuk beberapa horizon kedepan kuartal sebagai infomasi jangka panjang. Dapat dilihat pada analisis ini respon dinamika setiap variabel apabila ada inovasi shock tertentu sebesar satu standar error pada setiap persamaan. Sumbu horisontal merupakan periode dalam kuartal, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan nilai respon dalam standar deviasi yang dapat dikonversi dalam bentuk presentase. Dalam analisis ini digunakan variabel output PDB industri besi baja dan variabel makroekonomi lainnya yang dipengaruhi oleh adanya shock FDI sektor industri besi baja. Terdapat enam variabel pada analisis IRF dalam model penelitian. Pertama, variabel output Produk Domestik Bruto industri besi baja PDB. Kedua, Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sektor industri besi baja. Ketiga, suku bunga pinjaman investasi SB. Keempat, nilai tukar riil Rupiah NILAITUKAR terhadap Indeks Harga Konsumen Amerika. Kelima, suku bunga internasional LIBOR. Keenam, ekspor neto logam dasar besi baja di Indonesia NETEXP. 5.4.2.1.Respon Dinamis Guncangan Foreign Direct Investment terhadap Output Produk Domestik Bruto Industri Besi Baja di Indonesia. Analisis impuls respon IRF pada model penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh guncangan FDI sektor industri besi baja terhadap output PDB industri besi baja dan variabel makroekonomi lainnya. Analisis ini penting untuk melihat pengaruh guncangan FDI tersebut terhadap output PDB industri besi baja di Indonesia. Gambar 5.1 menunjukkan bahwa guncangan sebesar satu standar deviasi FDI pada kuartal pertama tidak mengakibatkan perubahan output PDB industri besi baja. Guncangan FDI mulai menyebabkan terjadinya fluktuasi pada output industri besi baja dimana terjadi peningkatan output pada kuartal ke-2, ke-3, ke-5, ke-6, ke-11 dan kuartal lain, tetapi pengaruh guncangan juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan output PDB industri besi baja berturut-turut pada kuartal ke-9, ke-15, dan kuartal lain seperti terlihat pada Gambar 5.1. Guncangan FDI sektor industri besi baja terhadap output PDB industri besi baja akan menyebabkan kondisi yang fluktuatif hingga kuartal 12. Perubahan output PDB industri besi baja sebagai respon guncangan FDI sektor industri besi baja sesuai dengan teori dan fakta yang terjadi, yaitu apabila .000 .004 .008 .012 .016 .020 .024 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of PDB to Cholesky One S.D. FDI Innovation Sumber: Lampiran 9, data diolah. Gambar 5.1. Respon output Produk Domestik Bruto Industri Besi Baja terhadap Guncangan Foreign Direct Investment Sektor Industri besi baja. Respon PDB terhadap Inovasi Satu Standar Deviasi FDI terjadi guncangan pada sektor investasi suatu industri, maka hal tersebut akan berpengaruh pada ketidakstabilan output yang dihasilkan dari industri tersebut sendiri. Output PDB industri besi baja terus menerus mengalami perubahan hingga kuartal ke-12, namun pengaruh guncangan FDI sektor industri besi baja terhadap output PDB industri besi baja mulai konvergen pada kuartal ke-13. Hal ini menjadi indikasi bahwa sektor investasi asing dalam bentuk Foreign Direct Investment ini memiliki pengaruh yang penting bagi industri besi baja sendiri. Sektor FDI yang mengalami guncangan akan memengaruhi terjadinya fluktuasi berupa peningkatan atau penurunan output PDB industri besi baja secara berkelanjutan hingga kuartal 13. 5.4.2.2.Respon Dinamis Guncangan Foreign Direct Investment terhadap Variabel Makroekonomi di Indonesia. Guncangan sebesar satu standar deviasi FDI pada kuartal pertama dalam jangka pendek akan tidak mengakibatkan perubahan nilai tukar, penurunan ekspor neto sebesar 114,5895 standar deviasi, kenaikan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sebesar 1,4133 standar deviasi, kenaikan suku bunga internasional LIBOR sebesar 0,0626717 standar deviasi, dan kenaikan suku bunga pinjaman investasi SB sebesar 4,7748 standar deviasi. Kuartal ke-2, guncangan FDI akan menyebabkan apresiasi nilai tukar sebesar 0,0459 standar deviasi, kenaikan ekspor neto sebesar 4,8452 standar deviasi, kenaikan PMDN sebesar 1,10471 standar deviasi, kenaikan LIBOR sebesar 0,046982 standar deviasi, dan penurunan SB sebesar 0,2211 standar deviasi. -.06 -.04 -.02 .00 .02 .04 .06 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of NILAITUKAR to FDI -300 -200 -100 100 200 300 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of NETEXP to FDI 0.4 0.8 1.2 1.6 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of PMDN to FDI .0 .1 .2 .3 .4 .5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of LIBOR to FDI -2 -1 1 2 3 4 5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of SB to FDI Response to Cholesky One S.D. Innovations Pengaruh guncangan variabel FDI menyebabkan terjadinya fluktuasi nilai tukar, begitu pula pada variabel ekspor neto, PMDN, LIBOR, serta suku bunga pinjaman investasi dalam jangka panjang. Pada kuartal ke-25 mengakibatkan depresiasi nilai tukar sebesar 0,029740 standar deviasi, penurunan ekspor neto sebesar 0,9256 standar deviasi, kenaikan PMDN sebesar 0,8727 standar deviasi, kenaikan LIBOR sebesar 0,4251 standar deviasi, dan kenaikan SB sebesar 0,9591 standar deviasi. Respon NILAITUKAR terhadap FDI Respon NETEXP terhadap FDI Respon PMDN terhadap FDI Respon LIBOR terhadap FDI Respon SB terhadap FDI Respon Variabel Makroekonomi terhadap Inovasi Satu Standar Deviasi FDI Sumber: Lampiran 9, data diolah. Gambar 5.2. Respon Variabel Makroekonomi terhadap Guncangan Foreign Direct Investment Sektor Industri Besi Baja. Apresiasi nilai tukar akan menurunkan harga barang impor bila dinilai dalam satuan mata uang domestik. Impor besi baja sebagai dampak apresiasi nilai tukar rupiah dapat menurunkan output PDB industri besi baja di Indonesia, karena akan lebih murah membeli besi baja dari luar negeri dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi besi baja itu sendiri dalam industri. Bank Sentral akan menurunkan tingkat suku bunga pinjaman investasi supaya investor dalam negeri dapat membelanjakan uangnya untuk investasi domestik dalam negeri. Penurunan suku bunga pinjaman investasi akan menurunkan ketertarikan para investor asing untuk berinvestasi di sektor industri besi baja sehingga akan menurunkan output PDB pada sektor ini. Indikatornya adalah investor asing akan tertarik untuk menanam modal di dalam negeri apabila suku bunga pinjaman investasi lebih tinggi daripada suku bunga internasional LIBOR. Pengaruh guncangan FDI menyebabkan terjadinya depresiasi nilai tukar dari kuartal ke-6 hingga kuartal ke-50 yang menyebabkan terjadinya penguatan ekspor yang pada akhirnya meningkatkan ekspor neto. Guncangan FDI sektor industri besi baja juga menyebabkan penurunan suku bunga pinjaman investasi di dalam negeri dan hal ini menyebabkan dapat menghilangkan para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, di sisi lain juga dapat meningkatkan investasi oleh investor dalam negeri di sektor ini akibat penurunan suku bunga pinjaman investasi tersebut. Kondisi ini diakibatkan oleh tidak stabilnya perekonomian domestik yang dicirikan dengan menguat nilai tukar Rupiah sehingga investor menilai investasi di Indonesia relatif kurang menguntungkan karena saat ini daya beli masyarakat melemah. Berkurangnya para investor asing ini membuat output PDB industri besi baja pun berkurang. Dalam jangka panjang nilai tukar riil Rupiah dapat mulai membaik dengan adanya intervensi dari otoritas moneter dan pemerintah dan kepercayaan para investor asing untuk berinvestasi pun semakin membaik seiring dengan membaiknya perekonomian domestik. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya guncangan FDI akan membuat output PDB industri besi baja berfluktuasi hingga kuartal ke-12, sedangkan variabel makroekonomi seperti nilai tukar berfluktuasi hingga kuartal ke-20, ekspor neto hingga kuartal ke-50, PMDN hingga kuartal ke-50, LIBOR hingga kuartal ke-50, dan suku bunga pinjaman investasi hingga kuartal ke-30. Hal ini mengindikasikan bahwa FDI sektor industri besi baja memiliki pengaruh terhadap output PDB industri besi baja dan variabel lain apabila FDI tersebut berfluktuasi dalam bentuk shock FDI sendiri.

5.4.3. Analisis Kontribusi Keragaman Variabel terhadap Foreign Direct