Penelitian Daya Saing Penelitian Terdahulu

17

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan daya saing maupun usahatani jambu biji. Penelitian terdahulu bertujuan untuk membedakan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2.8.1. Penelitian Daya Saing

Hidayat 2009 meneliti tentang analisis daya saing dan dampak kebijakan pemerintah terhadap susu kambing di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa usahatani susu kambing perah dengan 2 skala usaha 80 ekor dan 400 ekor di 5 desa di Kebupaten Bogor Pamijahan, Cikampak, Cinagara, Darmaga, dan Cijeruk menguntungkan secara finansial dan ekonomi. Secara ekonomi, usahatani susu kambing perah memiliki keunggulan komparatif, sedangkan untuk keunggulan kompetitif, usahatani susu kambing perah pada skala usaha 80 ekor lebih besar dibanding usahatani pada skala 400 ekor. Kebijakan pemerintah mengakibatkan keuntungan yang diterima produsen lebih rendah jika dibandingkan tanpa adanya kebijakan. Hasil analisis perubahan kebijakan menunjukkan bahwa terjadinya penurunan harga output, peningkatan biaya produksi dan penurunan produksi yang dilakukan baik secara parsial maupun gabungan menyebabkan tingkat keuntungan semakin kecil dan nilai PCR dan DRC yang semakin besar mendekati 1. Namun, perubahan tersebut tidak sampai mengubah keuntungan menjadi negatif rugi maupun mengubah keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif menjadi tidak berdaya saing. Penelitian tentang Daya Saing Buah-buahan Tropis Indonesia di Pasar Dunia dilakukan oleh Siregar 2010 dengan analisis Revealed Comparative 18 Advantage RCA, estimasi Export Product Dynamic EPD dan Constant Market Share Analysis CMS. Berdasarkan hasil RCA, pisang, nanas, alpukat, jeruk, dan pepaya Indonesia selama periode 2001 – 2008 tidak memiliki keunggulan komparatif di pasar dunia. Sedangkan jambu biji, mangga dan manggis memiliki keunggulan komparatif pada tahun 2001 – 2005, namun nilai RCAnya menurun pada tahun 2006 – 2008 sehingga jambu biji, mangga dan manggis tidak lagi memiliki keunggulan komparatif di pasar dunia. Kemudian hasil dari estimasi EPD selama periode 2001 – 2008, pisang berada pada posisi daya saing “Falling Star ”, nanas berada pada posisi “Lost Opportunity”, alpukat berada pada posisi daya saing “Rising Star” dan jambu biji, mangga, manggis, jeruk, dan pepaya berada pada posisi “Retreat”. Selanjutnya berdasarkan CMS, pertumbuhan pisang, alpukat, dan jambu biji, mangga, manggis paling banyak disebabkan oleh efek komposisi komoditi, sedangkan pertumbuhan nilai ekspor alpukat lebih banyak disebabkan oleh efek daya saing competitiveness effect.

2.8.2. Penelitian Usahatani Jambu Biji