Analisis Sensitivitas Gabungan DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAN FAKTOR LAINNYA TERHADAP KEUNGGULAN

85 menyebabkan harga sosial untuk output jambu biji dan input tradable pupuk urea dan TSP meningkat. Peningkatan harga sosial output menyebabkan penerimaan sosial meningkat. Hal ini berimplikasi pada peningkatan keuntungan sosial, karena biaya input tradable sosial meningkat tidak begitu besar dibandingkan dengan peningkatan penerimaan sosial. Peningkatan penerimaan sosial akan berdampak pada peningkatan keunggulan komparatif. Dilihat dari nilai PC PC=0,39, nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat mengakibatkan keuntungan yang diterima petani lebih rendah 60,98 persen dari keuntungan sosialnya. Hal ini disebabkan oleh penerimaan sosial yang meningkat, sehingga keuntungan privat relatif lebih rendah dari keuntungan sosial.

7.4. Analisis Sensitivitas Gabungan

Analisis sensitivitas gabungan merupakan penggabungan beberapa analisis sensitivitas di atas antara faktor-faktor yang berdampak negatif terhadap keunggulan kompetitif dan komparatif dari usahatani jambu biji dengan kebijakan pemerintah atau faktor lainnya yang mampu meredam dampak negatif tersebut. Sensitivitas yang digabungkan adalah penurunan harga jambu biji domestik, penghapusan PPN 10 persen, penambahan anggaran subsidi pupuk dan peningkatan standar kualitas jambu biji melalui penerapan SNI jambu biji. Hasil analisis sensitivitas gabungan dapat dilihat pada Tabel 21. 86 Tabel 21. Analisis Sensitivitas Gabungan – Pengaruhnya pada Harga Privat RpHa Nilai Sebelum Setelah Perubahan PP 13.333.154 15.177.884 13,83 SP 29.566.434 29.566.434 - PCR 0,488 0,446 -8,53 DRC 0,254 0,254 - PC 0,451 0,513 13,84 Keterangan: PP Private Profit : Keuntungan privat SP Social Profit : Keuntungan sosial PCR Private Cost Ratio : Rasio keuntungan privat DRC Domestic Resource Cost : Biaya sumberdaya domestik PC Profit Coefficient : Koefisien keuntungan Sumber: Data Primer, diolah 2010 Analisis sensitivitas gabungan ini hanya terjadi pada analisis privat karena keadaan tersebut sering terjadi di lingkungan domestik. Selain itu pemerintah dapat langsung berperan dalam mengatasi permasalahan di lingkungan domestik. Jika terjadi penurunan harga jambu biji domestik sebesar 15 persen, maka pemerintah dapat mengantisipasi penurunan harga tersebut dengan penghapusan PPN, penambahan subsidi, dan penerapan SNI pada jambu biji. Penerapan SNI jambu biji akan meningkatkan kualitas jambu biji sehingga harga jambu biji dapat meningkat dan mengimbangi penurunan harga yang terjadi serta memperkecil kerugian yang dialami petani. Apabila keadaan tersebut terjadi, maka petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 15.177.884. Hal ini juga berdampak pada peningkatan keunggulan kompetitif. Namun keuntungan yang diperoleh petani masih lebih kecil dari keuntungan sosialnya, terlihat dari nilai PC sebesar 0,513. Hal ini disebabkan oleh penerimaan sosial yang tinggi, sehingga keuntungan sosial juga sangat besar. Analisis sensitivitas gabungan lainnya yang berpengaruh terhadap analisis sosial adalah gabungan antara penurunan harga jambu biji internasional dengan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Tidak ada 87 kebijakan pemerintah yang berpengaruh terhadap harga internasional sehingga perubahan hanya terjadi pada keuntungan sosial dan keunggulan komparatif. Hasil dari sensitivitas gabungan kedua kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Analisis Sensitivitas Gabungan – Pengaruhnya pada Harga Sosial RpHa Nilai Sebelum Setelah Perubahan PP 13.333.154 13.333.154 - SP 29.566.434 20.298.341 -31,35 PCR 0,488 0,488 - DRC 0,254 0,332 30,6 PC 0,451 0,657 45,66 Keterangan: PP Private Profit : Keuntungan privat SP Social Profit : Keuntungan sosial PCR Private Cost Ratio : Rasio keuntungan privat DRC Domestic Resource Cost : Biaya sumberdaya domestik PC Profit Coefficient : Koefisien keuntungan Sumber: Data Primer, diolah 2010 Berdasarkan pada Tabel 22, terlihat bahwa keuntungan sosial mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh penurunan penerimaan sosial akibat penurunan harga jambu biji internasional yang lebih besar dari dampak peningkatan penerimaan sosial akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar. Nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar juga menyebabkan harga pupuk anorganik meningkat, sehingga juga ikut memengaruhi keuntungan sosial. Penurunan penerimaan sosial menyebabkan keunggulan komparatif menurun. Perbandingan antara keuntungan privat dan keuntungan sosial PC meningkat disebabkan oleh penurunan keuntungan sosial, sehingga keuntungan yang diterima petani relatif lebih besar dari keuntungan sosial. 88

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan