65 proses
pemupukan, pengairan,
penyiangan, penyemprotan
pestisida, pembungkusan buah, dan pemanenan.
5.4.1. Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan tujuan menyuburkan tanah dan menjaga kelembapan tanah. Pemupukan pada umumnya dilakukan antara 2
hingga 4 kali dalam setahun dengan dosis yang meningkat sesuai dengan umur pohon. Pupuk utama yaitu pupuk kandang dan ditambah dengan pupuk sintetis
urea dan TSP. Pemberian pupuk kandang sebanyak 30 – 50 kg per pohon,
pupuk urea 100 gram per pohon dan TSP sebanyak 250 gram per pohon. Pemupukan dilakukan dengan cara membenamkan pupuk kandang dan pupuk
sintetis di sekeliling pohon dengan bentuk melingkar tepat di bawah tanaman jambu biji dengan kedalaman sekitar 30
– 40 cm dan ditutup kembali dengan tanah bekas galian terdahulu.
5.4.2. Pengairan
Pohon guava memerlukan air, tetapi tidak tahan terhadap air yang tergenang. Tanaman ini akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama
pengairannya terjaga. Petani di daerah penelitian rata-rata mengandalkan air tadah hujan sebagai pengairan tanaman jambu biji karena curah hujan di Kota Bogor
cukup tinggi. Pada musim kemarau, petani membangun sistem pengairan dari air tanah atau sungai terdekat. Biaya irigasi hanya dikeluarkan pada saat pembuatan
saluran irigasi melalui iuran sukarela dan kerjabakti. Pengairan dilakukan sehari sekali pada saat pagi atau sore hari. Apabila pohon jambu biji sudah tumbuh besar
dan kuat, frekuensi pengairan dapat dikurangi dan dilakukan pada saat diperlukan saja.
66
5.4.3. Penyiangan
Kebun jambu biji sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan atau pembuangan rumput yang mengganggu
pertumbuhan tanaman jambu biji. Penyiangan bertujuan membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma yang bisa menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan ruang, cahaya matahari, dan penyerapan unsur hara. Kapan dan berapa kali tanaman jambu biji harus disiangi, tidak dapat dipastikan karena
bergantung pada keadaan kesuburan tanah dan kerapatan pohon jambu biji yang ditanam.
Penyiangan dilakukan 2−3 kali dalam setahun dengan cara mengored memangkas gulma dengan arit atau mencabut langsung gulma yang ada. Selain
dengan cara mekanik, pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan menyemprotkan herbisida pratumbuh, dan cara ini lebih efektif. Penyemprotan
herbisida Round up dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun dengan takaran 1,5 liter yang dilarutkan dalam 400
–500 liter air untuk tiap Ha.
5.4.4. Penyemprotan Pestisida