15 ujung-ujung tanaman dipotong dengan tujuan menguatkan cabang yang akan
dijadikan batang pokok. Selanjutnya tunas-tunas yang tumbuh tidak beraturan dan tumbuh ke dalam harus dibuang.
5 Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida bertujuan untuk menghindari pertumbuhan penyakit atau hama yang ditimbulkan, baik karena kondisi cuaca atau hewan-hewan
perusak, terutama setelah terlihat gejala serangan hama atau penyakit yang membahayakan. Penyemprotan pestisida dilakukan 15-20 hari sebelum
pemanenan untuk menghindarkan dari serangan ulat jambu, tikus, atau semut.
2.7. Kebijakan Pemerintah terhadap Jambu Biji
Menghadapi perdagangan bebas antara ASEAN dan China ACFTA, pemerintah melalukan beberapa upaya untuk meningkatkan daya saing produk
pertanian Indonesia baik nasional maupun internasional, salah satunya adalah penerapan SNI untuk produk hortikultura. Rancangan Standar Nasional Indonesia
SNI jambu biji Psidium guajava disusun dengan harapan produk buah jambu biji Indonesia memiliki standar yang dapat diterima pasar global yang pada
gilirannya akan meningkatkan daya saing buah jambu biji. Standar ini telah dibahas dalam rapat-rapat teknis dan terakhir dirumuskan dalam rapat konsensus
nasional di Bogor pada tanggal 20-21 September 2007 yang dihadiri oleh wakil- wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, balai penelitian, perguruan tinggi, serta
instansi pemerintah terkait Road Map Komoditi Unggulan Kota Bogor, 2008. Kriteria mengenai SNI jambu biji dapat dilihat pada Lampiran 17.
Rancangan penetapan standar kualitas jambu biji ini dibuat berdasarkan kerangka acuan normatif SK Menteri Pertanian No. 516KptsPD.210102003
16 mengenai pelepasan varietas jambu biji, masalah prosedur pengemasan dan
kemasannya CODEX STAN 1-1985 Rev. 2-1999, serta kehigienisan jambu biji CACRCP 1-1969, Rev. 3-1997. Disamping itu pemerintah Kota Bogor
merancang kegiatan untuk memfasilitasi program pengembangan usahatani jambu biji Road Map Komoditi Unggulan Kota Bogor, 2008, yaitu:
1. Pengembangan industri hasil jambu biji skala kecil atau rumah tangga mulai
dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan sampai penyimpanan. 2.
Proteksi dan promosi hasil produksi jambu biji 3.
Pengembangan jaminan mutu hasil produksi 4.
Advokasi dan kerja sama institusi Program pendukung kegiatan pengembangan usahatani jambu biji
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan untuk mengatasi permasalahan pengembangan usahatani saat ini. Beberapa program pendukung
adalah: 1 penguatan kelembagaan ekonomi petani 2 mekanisasi kegiatan pasca panen jambu biji untuk mengurangi kerusakan komoditi saat proses pemanenan,
meningkatkan mutu, nilai tambah, dan daya saing 3 mengembangkan sarana dan sistem pemasaran diantaranya dengan mengembangkan grading dan packaging
house 4 pengembangan pertanian organik dengan menghindari penggunaan
pestisida yang berlebihan untuk meningkatkan keamanan pangan dan mempertahankan kesuburan tanah Road Map Komoditi Unggulan Kota Bogor,
2008.
17
2.8. Penelitian Terdahulu