35 1
Perhitungan berdasarkan harga privat private cost yaitu harga yang benar- benar terjadi dan diterima oleh produsen dan konsumen atau harga ang benar-
benar terjadi setelah adanya kebijakan. 2
Perhitungan berdasarkan harga sosial social cost atau harga bayangan shadow price yaitu harga pada kondisi pasar persaingan sempurna atau
harga yang terjadi bila tidak ada kebijakan atau intervensi pemerintah. Pada komoditi yang dapat diperdagangkan tradable harga bayangan adalah harga
yang terjadi di pasar internasional. 3
Output bersifat tradable dapat diperdagangkan dan input dapat dipisahkan ke dalam komponen asing dan domestik.
4 Eksternalitas positif dan negatif saling meniadakan.
3.2. Kerangka Operasional
Jambu biji merupakan salah satu buah yang memiliki nilai komersial dan memiliki potensi dalam perdagangan antar negara. Memasuki AC-FTA ASEAN-
China Free Trade Area, Indonesia dituntut untuk menghasilkan komoditi pertanian yang mampu bersaing tak hanya di pasar domestik, tetapi juga di pasar
internasional. Berdasarkan Road Map Komoditi Unggulan Kota Bogor 2008, Pemerintah Kota Bogor berencana menjadikan jambu biji sebagai komoditi
unggulan Kota Bogor. Diantara 6 kecamatan yang ada di Kota Bogor, Kecamatan Tanah Sareal merupakan sentra produksi jambu biji. Selain itu, tujuan dari Road
Map tersebut adalah membangun pertanian yang berdaya saing untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Upaya pengembangan usahatani jambu biji di Kecamatan Tanah Sareal
masih mengalami beberapa kendala, yaitu produktivitas tanaman jambu biji yang
36 masih rendah, keterbatasan luas areal penanaman jambu biji akibat konversi lahan
pertanian menjadi pemukiman, kualitas produksi jambu biji yang masih rendah, penurunan harga jambu biji akibat supply jambu biji yang melimpah pada saat
musim panen, masalah distribusi dan pemasaran jambu biji, serta kebijakan pemerintah berupa pengurangan subsidi pupuk yang akan menyebabkan kenaikan
harga pupuk di tingkat petani. Hal-hal tersebut dapat menghambat pengembangan usahatani jambu biji di Kecamatan Tanah Sareal dan pada akhirnya akan
memengaruhi daya saing jambu biji. Oleh karena itu dibutuhkan analisis mengenai keunggulan komparatif dan kompetitif pada usahatani jambu biji di
Kecamatan Tanah Sareal agar pemerintah dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung pengembangan usahatani jambu biji.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix PAM, yaitu matriks analisis kebijakan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
daya saing suatu komoditi, mengetahui keuntungan ekonomi dan finansial dari suatu usahatani, serta menghitung transfer effects sebagai dampak dari sebuah
kebijakan. Analisis keunggulan komparatif dilihat dari nilai keuntungan sosial dan rasio biaya sumberdaya domestik, sedangkan keunggulan kompetitif dilihat dari
keuntungan privat dan rasio biaya privat. Dampak kebijakan pemerintah yang berlaku pada kondisi existing dilihat dari Transfer Output, Transfer Input,
Transfer Bersih, Transfer Faktor, Koefisien Proteksi, Koefisien Keuntungan, dan Rasio Subsidi Produsen. Namun metode PAM hanya mampu menganalisis pada
kondisi existing saja. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui dampak apabila terjadi perubahan keadaan atau kebijakan yang dapat
memengaruhi keunggulan komparatif dan kompetitif pada usahatani jambu biji di
37 Kecamatan Tanah Sareal. Kerangka pemikiran operasional dapat dijelaskan lebih
lanjut pada Gambar 5.
Keterangan: : Hubungan Antar Variabel
: Alat Analisis
Sumber: Penulis 2010
Gambar 5. Alur Kerangka Pemikiran Operasional
Road Map Komoditi Unggulan Kota Bogor Jambu biji sebagai komoditi unggulan Kota Bogor
Keunggulan Komparatif
1. Keuntungan
Ekonomi 2.
Biaya Sumberdaya Domestik
Alternatif Kebijakan Daya Saing Usahatani Jambu Biji
1. Produktivitas rendah
2. Keterbatasan luas areal penanaman jambu biji
3. Rendahnya harga jambu biji saat musim panen
4. Kualitas rendah
5. Kenaikan harga pupuk
6. Masalah distribusi dan pemasaran
Keunggulan Kompetitif
1. Keuntungan
Finansial 2.
Rasio Biaya Privat
Dampak Kebijakan 1.
Transfer Output 2.
Transfer Input 3.
Transfer Faktor 4.
Transfer Bersih 5.
Koefisien Proteksi
6. Koefisien
Keuntungan 7.
Rasio Subsidi Produsen
Policy Analysis Matrix PAM
Analisis Sensitivitas
38
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu