Analisis Sensitivitas METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu

55 menunjukkan pengaruh keseluruhan dari kebijakan yang menyebabkan perbedaan antara keuntungan privat dan sosial. Jika nilai PC0, maka yang terjadi adalah kebijakan pemerintah membuat keuntungan yang diterima oleh produsen lebih kecil bila dibandingkan tidak ada kebijakan, dan sebaliknya apabila PC bernilai negatif. Koefisien keuntungan dapat dirumuskan: PC = D H = Keuntungan privat Keuntungan sosial iv Nilai Rasio Subsidi bagi Produsen atau Subsidy Ratio to Producer SRP Rasio subsidi produsen menunjukkan tingkat penambahan dan pengurangan penerimaan total karena adanya kebijakan pemerintah. SRP memungkinkan untuk membuat perbandingan antara besarnya subsidi perekonomian bagi sistem komoditi pertanian. SRP yang bernilai negatif SRP0 artinya kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya sosial opportunity cost untuk berproduksi. Rumus SRP adalah sebagai berikut: SRP = Transfer bersih Penerimaan sosial

4.5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan menguji hasil analisis suatu aktivitas ekonomi bila terjadi perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya, baik input maupun output. Dasar-dasar perhitungan tersebut berdasarkan kebijakan- kebijakan pemerintah atau perubahan harga yang diperkirakan akan memengaruhi proses produksi. Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah: 56 1. Perubahan terhadap Harga Output Analisis kepekaan yang pertama adalah perubahan penurunan harga output domestik sebesar 15 persen. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan harga jambu biji terendah di tingkat petani pada saat panen raya. Produktivitas tanaman jambu biji meningkat dan produksi melimpah, sehingga harga jambu biji domestik menurun. Begitu pula dengan harga jambu biji internasional juga mengalami penurunan sebesar 17 persen akibat fluktuasi harga di pasar pelelangan internasional. Perubahan harga output lainnya adalah kenaikan harga jambu biji domestik sebesar 20 persen karena peningkatan kualitas jambu biji melalui penerapan SNI jambu biji. 2. Perubahan terhadap Harga Input Diasumsikan bila terjadi kenaikan harga eceran tertinggi HET pupuk sebesar 10 hingga 15 persen di tahun 2011 ceteris paribus. Kenaikan HET pupuk bersubsidi ini disebabkan oleh pemerintah mengurangi anggaran subsidi pupuk. Namun harga yang diterima petani biasanya akan lebih tinggi 20 persen dari kenaikan HET tersebut Kompas, 20 Agustus 2010. Maka sensitivitas yang digunakan sebesar 35 persen. 3. Analisis Sensitivitas Gabungan Sensitivitas gabungan yang dilakukan adalah apabila terjadi kenaikan harga jambu biji domestik kemudian digabung dengan kebijakan pemerintah berupa penghapusan PPN 10 persen, penambahan anggaran subsidi pupuk, dan peningkatan kualitas jambu biji domestik melalui penerapan SNI jambu biji. Analisis sensitivitas gabungan lainnya adalah apabila terjadi penurunan harga 57 jambu biji internasional dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 58

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Letak Geografis dan Administratif Kota Bogor

Kota Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Luasnya 118,5 km², dan jumlah penduduknya 834.000 jiwa 2003. Letak astronomis Kota Bogor yaitu antara antara 106°43‟30”BT - 106°51‟00”BT dan 30‟30”LS – 6°41‟00”LS serta mempunyai ketinggian rata-rata antara 190 hingga 330 meter di atas permukaan laut. Kota Bogor berbatasan dengan kecamatan-kecamatan dari Kabupaten Bogor. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Bojonggede, dan Kemang. Bagian Barat berbatasan dengan Kemang dan Dramaga, bagian timur berbatasan dengan Sukaraja dan Ciawi, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Caringin. Kedudukan geografi Kota Bogor di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibukota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan PuncakCianjur juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Tanah Sareal, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Timur, Bogor Selatan, dan Bogor Tengah. Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Udaranya relatif sejuk dengan suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26 °C dan kelembapan udaranya kurang lebih 70 persen. Suhu rata-rata terendah di Bogor adalah