KULIT SAMAK MINYAK KULIT SAMOA HIDROGEN PEROKSIDA

8 Suparno 2009 menyebutkan bahwa hasil dari penyamakan tersebut sebagai sebuah matriks polimer dalam matriks kolagen. Tidak ada kepastian reaksi antara polimer tersebut dan kolagen, tidak seperti hasil dari penyamakan aldehida. Dengan demikian, sistem tersebut dapat digambarkan sebagai suatu matriks dari ikatan-ikatan hidrokarbon terpolimerisasi, menahan struktur serat kolagen terpisahberjauhan, sebagai sebuah bentuk lubrikasi ekstrim untuk mencegah struktur serat tersebut bersatu dan lengket Covington, 2009.

2.6 KULIT SAMAK MINYAK KULIT SAMOA

Kulit samoa merupakan produk kulit olahan yang popular dalam perdagangan Sharphouse, 1995. Permintaan akan kulit samoa di pasaran global terus meningkat. Kulit jenis tersebut biasanya dihasilkan baik dari kulit kambing atau domba setelah penghilangan kapur delimed pelt dan lapisan grain. Kulit samak minyak mempunyai penggunaan khusus dalam penyaringan bensin bermutu tinggi dan pembersihan alat-alat optik. Kulit samoa memiliki sifat-sifat yang istimewa, antara lain memiliki bobot jenis yang sangat rendah, absorpsi air yang tinggi, kelembutan, dan kenyamanan Wachsmann, 1999. Penggunaan utama kulit samoa adalah sebagai alat pencuci, yang memiliki kelebihan yaitu kapasitas mengabsorpsi air yang tinggi, pengeluaran air dengan mudah, dan sebagian besar kotoran mudah dicuci dari kulit tersebut. Penggunaan lainnya adalah untuk pembuatan sarung tangan, untuk penyaringan air dari minyak bumi, dan orthopaedic leather Sharphouse, 1995; John, 1996. Persyaratan mutu kulit samoa disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan mutu kulit samoa SNI 06-1752-1990 No. Uraian Satuan Persyaratan Keterangan Min. Maks. 1. Sifat Kimia - Kadar minyak 10 - Kadar abu 5 Sesudah disarikan minyaknya - pH - 8 2. Sifat Fisik - Ketebalan mm 0.3 1.2 - Kekuatan tarik Nmm 2 7.5 - Kemuluran 50 - Kekuatan jahit Nmm 2 40 - Kekuatan sobek Nmm 15 - Penyerapan air • 2 jam 100 9 Badan Standarisasi Nasional 1990

2.7 HIDROGEN PEROKSIDA

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H 2 O 2 merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen H 2 dan gas oksigen O 2 . H 2 O 2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal kondisi ambient, hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1 per tahun Skuler, 2007. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Pada tahap produksi hidrogen peroksida, bahan stabilizer kimia biasanya ditambahkan dengan maksud untuk menghambat laju dekomposisinya, termasuk dekomposisi yang terjadi selama produk hidrogen peroksida dalam penyimpanan. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air H 2 O dan panas. Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut: H 2 O 2 H 2 O + O 2 + 23.45 kcalmol Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah: 1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin. 2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn. 3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 kali setiap kenaikan 10 o C dalam rentang temperatur 20-100 o C. 4. Permukaan container yang tidak rata active surface. 5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya. 6. Semakin tinggi pH makin basa, laju dekomposisi semakin tinggi. 7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek Skuler, 2007. Hidrogen peroksida bisa digunakan sebagai zat pengelantang atau bleaching agent pada industri pulp, kertas, dan tekstil. Senyawa ini juga biasa digunakan pada proses pengolahan limbah cair, industri kimia, pembuatan deterjen, makanan dan minuman, medis serta industri elektronika pembuatan PCB Skuler, 2007. Salah satu keunggulan hidrogen peroksida dibandingkan dengan oksidator yang lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Kekuatan oksidasinya pun dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Sebagai contoh dalam industri pulp dan kertas, penggunaan hidrogen peroksida biasanya dikombinasikan dengan NaOH atau soda api. Semakin basa, maka laju dekomposisi hidrogen peroksida pun semakin tinggi Skuler, 2007. Tabel 1. Persyaratan mutu kulit samoa SNI 06-1752-1990 Lanjutan No. Uraian Satuan Persyaratan Keterangan Min. Maks. • 24 jam 200 3. Organoleptik - Keadaan kulit - Halus Seperti beludru - Warna - Kuning mudamendekati putih 10

2.8 PROSES OKSIDASI