33 Gambar 21. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta kemuluran
putus rata-rata Perlakuan waktu oksidasi yang memberikan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap nilai
kemuluran putus menunjukkan bahwa tinggi atau rendahnya nilai kemuluran putus dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar perlakuan penyamakan. Kulit yang tersamak dengan baik akan memiliki
nilai elastisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kulit yang kurang tersamak. Proses penyamakan minyak terjadi ketika minyak berpenetrasi ke dalam kulit dan mengalami proses
oksidasi yang mengakibatkan terjadinya ikatan antara minyak dan protein kolagen pada kulit melalui pembentukan matriks polimer. Kemuluran kulit samak juga sangat dipengaruhi oleh mutu
kulit, susunan serat kolagen dan ketebalan kulit seperti faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik dan kekuatan sobek.
Apabila dibandingkan antara kedua jenis sampel, maka rata-rata kemuluran putus sampel perpendicular lebih tinggi dibandingkan kemuluran putus sampel parallel. Hal ini berbanding
terbalik dengan nilai kekuatan tarik, dimana sampel parallel memiliki kekuatan tarik yang lebih besar dibandingkan sampel perpendicular. Tingginya kemuluran putus sampel perpendicular
dikarenakan pada sampel ini, arah serat kulit sejajar dengan arah gaya tarikan sehingga kulit menjadi lebih mudah mengalami perpanjangan atau kemuluran dan pada akhirnya kulit akan
putus. Sebaliknya, pada sampel parallel, arah serat tegak lurus terhadap arah gaya tarikan sehingga pada saat ditarik, kulit menjadi sulit mengalami kemuluran karena kurang elastis atau
lentur. Hal ini yang menyebabkan pada sampel parallel dibutuhkan gaya tarik kekuatan tarik yang lebih besar.
4.2.2 Sifat Kimia Kulit
4.2.2.1 Kadar Minyak
Kadar minyak kulit merupakan residu minyak setelah kulit mengalami proses pencucian. Minyak tersebut tidak menempel atau terikat pada serat kolagen Suparno, 2010. Pengujian
kadar minyak dilakukan untuk mengetahui banyaknya minyak yang tidak tercuci dan akhirnya tersisa pada kulit. Mutu kulit samoa yang baik ditunjukkan oleh kadar minyaknya yang rendah
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
4 6
8
K e
m ul
ur a
n P
ut us
Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam
1 hari 2 hari
3 hari
Waktu Oksidasi di Luar Molen
34 yaitu kurang dari 10 BSN, 1990. Kadar minyak yang tinggi pada kulit mengakibatkan
timbulnya efek bau yang berlebih, lengket, serta tidak nyaman saat digunakan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kadar minyak kulit samoa
berada pada kisaran 2.12-4.25 Gambar 22. Berdasarkan hasil analisis ragam, diketahui bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta interaksi antara kedua faktor memberikan
pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar minyak kulit Lampiran 19. Hal ini dikarenakan kadar minyak umumnya dipengaruhi oleh proses pencucian kulit setelah oksidasi
serta proses setting out untuk mengeluarkan air sisa pencucian. Secara keseluruhan, kadar minyak kulit samoa ini sudah memenuhi SNI 06-1752-1990 BSN, 1990, yaitu kadar minyak maksimal
10.
Gambar 22. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta kadar minyak Minyak yang berlebih pada proses penyamakan minyak dapat dihilangkan melalui proses
pencucian dengan menggunakan air alkalin hangat. Penggunaan air alkalin hangat ditujukan untuk menyabunkan minyak sehingga dapat terbuang bersama air. Dalam proses pencucian,
pengeluaran sisa minyak dalam kulit dibantu dengan perlakuan mekanis yaitu setting out. Dengan demikian, kandungan minyak yang masih tertinggal dalam kulit hasil penyamakan minyak sangat
tergantung pada proses pencucian serta proses setting out yang dilakukan. Selain itu, kadar minyak pada kulit juga dipengaruhi oleh proses prapenyamakan proses rumah basahbeam
house, misalnya tahap pengapuran kulit. Proses pengapuran bertujuan untuk melarutkan epidermis dan menghidrolisis lemak serta zat-zat yang tidak diperlukan pada proses penyamakan
sehingga sewaktu proses pengapuran sebagian lemak pada kulit akan terbuang Suparno, 2010.
4.2.2.2 Kadar Abu