34 yaitu kurang dari 10 BSN, 1990. Kadar minyak yang tinggi pada kulit mengakibatkan
timbulnya efek bau yang berlebih, lengket, serta tidak nyaman saat digunakan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa kadar minyak kulit samoa
berada pada kisaran 2.12-4.25 Gambar 22. Berdasarkan hasil analisis ragam, diketahui bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta interaksi antara kedua faktor memberikan
pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar minyak kulit Lampiran 19. Hal ini dikarenakan kadar minyak umumnya dipengaruhi oleh proses pencucian kulit setelah oksidasi
serta proses setting out untuk mengeluarkan air sisa pencucian. Secara keseluruhan, kadar minyak kulit samoa ini sudah memenuhi SNI 06-1752-1990 BSN, 1990, yaitu kadar minyak maksimal
10.
Gambar 22. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta kadar minyak Minyak yang berlebih pada proses penyamakan minyak dapat dihilangkan melalui proses
pencucian dengan menggunakan air alkalin hangat. Penggunaan air alkalin hangat ditujukan untuk menyabunkan minyak sehingga dapat terbuang bersama air. Dalam proses pencucian,
pengeluaran sisa minyak dalam kulit dibantu dengan perlakuan mekanis yaitu setting out. Dengan demikian, kandungan minyak yang masih tertinggal dalam kulit hasil penyamakan minyak sangat
tergantung pada proses pencucian serta proses setting out yang dilakukan. Selain itu, kadar minyak pada kulit juga dipengaruhi oleh proses prapenyamakan proses rumah basahbeam
house, misalnya tahap pengapuran kulit. Proses pengapuran bertujuan untuk melarutkan epidermis dan menghidrolisis lemak serta zat-zat yang tidak diperlukan pada proses penyamakan
sehingga sewaktu proses pengapuran sebagian lemak pada kulit akan terbuang Suparno, 2010.
4.2.2.2 Kadar Abu
Kadar abu suatu bahan menunjukkan banyaknya mineral anorganik yang terkandung di dalam bahan tersebut. Pengujian terhadap kadar abu kulit samoa memberikan hasil bahwa kadar
abu kulit samoa berada pada kisaran 1.58-2.91 Gambar 23. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta interaksi antara kedua faktor
memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar abu Lampiran 20. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan waktu oksidasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan
1 2
3 4
5
4 6
8
K ad
ar M
in yak
Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam
1 hari 2 hari
3 hari
Waktu Oksidasi di Luar Molen
35 terhadap kadar abu, karena umumnya kadar abu pada kulit dipengaruhi oleh bahan mineral yang
terkandung dalam kulit. Bahan mineral tersebut antara lain kalium, kalsium, besi, fosfor, dan umumnya terdapat di dalam kulit sebagai garam klorida, sulfat, karbonat, dan fosfat. Selain itu
terdapat pula SiO
2
, Zn, Ni, As, Fe, dan S dalam jumlah yang sedikit Suparno, 2010. Secara keseluruhan, kadar abu kulit samoa ini sudah memenuhi SNI 06-1752-1990 BSN, 1990, yaitu
kadar abu maksimal 5.
Gambar 23. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta kadar abu
4.2.2.3 pH
Hasil pengujian terhadap pH memberikan hasil bahwa pH kulit samoa berada pada kisaran 6.80-7.22 Gambar 24. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di luar
molen memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai pH, sedangkan faktor waktu oksidasi di dalam molen dan interaksi antara kedua faktor tidak memberikan pengaruh yang
berbeda nyata. Tetapi hasil uji lanjut wilayah berganda Duncan tidak membuktikan bahwa waktu oksidasi di luar molen berpengaruh nyata terhadap nilai pH Lampiran 21. Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan waktu oksidasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai pH kulit, karena umumnya nilai pH pada kulit dipengaruhi oleh proses pencucian kulit setelah
oksidasi serta proses setting out untuk mengeluarkan air sisa pencucian yang banyak mengandung basa dari natrium karbonat. Secara keseluruhan, nilai pH kulit samoa ini sudah memenuhi SNI
06-1752-1990 BSN, 1990, yaitu nilai pH maksimal 8. 0,0
0,5 1,0
1,5 2,0
2,5 3,0
3,5
4 6
8
K a
da r
A bu
Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam
1 hari 2 hari
3 hari
Waktu Oksidasi di Luar Molen
36 Gambar 24. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta nilai pH
4.2.3 Sifat Organoleptik Kulit