Kekuatan Tarik Sifat Fisik Kulit

28 Gambar 14. Hubungan antara arah serat dan posisi pengambilan sampel kekuatan sobek

4.2.1.5 Kekuatan Tarik

Kekuatan tarik merupakan besarnya gaya yang dibutuhkan untuk menarik kulit sampai terputus. Semakin besar nilai kekuatan tarik menunjukkan semakin besar pula ketahanan kulit terhadap gaya tarikan. Pengujian kekuatan tarik kulit dilakukan pada dua jenis sampel, yaitu sampel dengan arah sejajar tulang belakang parallel dan tegak lurus tulang belakang perpendicular. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa nilai kekuatan tarik pada sampel dengan arah parallel berkisar antara 33.32-44.32 Nmm 2 Gambar 15. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen, serta interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap nilai kekuatan tarik sampel parallel Lampiran 13. Nilai kekuatan tarik sampel parallel yang berbeda walaupun tidak signifikan dapat disebabkan oleh perbedaan mutu bahan baku kulit hewan. Mutu kulit hewan dipengaruhi oleh kesehatan, nutrisi, umur dan jenis kelamin. Selain itu, kulit pada bagian-bagian tertentu pada tubuh hewan memiliki komposisi protein serat yang berbeda, sehingga nilai kekuatan tarik yang dihasilkan pada masing-masing bagian juga akan berbeda. 29 Gambar 15. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta nilai kekuatan tarik sejajar tulang belakang Pada sampel dengan arah perpendicular, nilai kekuatan tarik berkisar antara 16.26-21.05 Nmm 2 Gambar 16. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen, serta interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap nilai kekuatan tarik sampel perpendicular Lampiran 14. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan tarik sampel perpendicular tidak dipengaruhi oleh perlakuan waktu oksidasi. Perbedaan nilai kekuatan tarik yang tidak signifikan diduga karena pengaruh faktor luar. Faktor- faktor yang mempengaruhi nilai kekuatan tarik sampel perpendicular sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik sampel parallel. Gambar 16. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta nilai kekuatan tarik tegak lurus tulang belakang Nilai kekuatan tarik rata-rata sampel parallel dan perpendicular berada pada kisaran 24.97-32.68 Nmm 2 Gambar 17. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor waktu oksidasi di dalam dan di luar molen, serta interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh 10 20 30 40 50 4 6 8 K e ku a ta n T a r ik N mm 2 Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam 1 hari 2 hari 3 hari 5 10 15 20 25 4 6 8 K e ku a ta n T a r ik N mm 2 Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam 1 hari 2 hari 3 hari Waktu Oksidasi di Luar Molen Waktu Oksidasi di Luar Molen 30 yang tidak berbeda nyata terhadap nilai kekuatan tarik rata-rata Lampiran 15. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan tarik rata-rata juga tidak dipengaruhi oleh perlakuan waktu oksidasi. Perbedaan nilai kekuatan tarik yang tidak signifikan dapat disebabkan oleh pengaruh faktor luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kekuatan tarik rata-rata sama dengan faktor- faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik sampel parallel dan perpendicular. Secara keseluruhan, nilai kekuatan tarik sudah memenuhi SNI 06-1752-1990 BSN, 1990, yaitu kekuatan tarik minimal 7.5 Nmm 2 . Gambar 17. Hubungan antara waktu oksidasi di dalam dan di luar molen serta nilai kekuatan tarik rata-rata Apabila dibandingkan antara kedua jenis sampel, maka rata-rata nilai kekuatan tarik sampel parallel lebih tinggi dibandingkan nilai kekuatan tarik sampel perpendicular. Hal ini dikarenakan pada sampel perpendicular, arah serat kulit sejajar dengan arah gaya tarikan sehingga kulit menjadi lebih mudah ditarik yang mengakibatkan gaya tariknya pun menjadi lebih kecil. Sebaliknya, pada sampel parallel, arah serat tegak lurus terhadap arah gaya tarikan sehingga gaya yang dibutuhkan untuk menarik dan memutuskan kulit menjadi lebih besar. Nilai kekuatan tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor mutu kulit. Hubungan antara arah serat dan posisi pengambilan sampel kekuatan tarik dapat dilihat pada Gambar 18. Menurut Kanagy 1977, tingginya nilai kekuatan tarik kulit dipengaruhi oleh tingginya komposisi protein serat di dalam kulit. Komposisi protein serat terkait dengan lokasi pengambilan sampel. Kulit yang diambil pada bagian krupon akan memiliki kekuatan tarik yang lebih baik bila dibandingkan dengan kulit yang diambil pada bagian bahu dan perut karena kulit pada bagian krupon memiliki jaringan kolagen yang lebih kuat, rapat, dan kompak. Nilai kekuatan tarik juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit. Kulit yang tipis mempunyai serat kolagen yang longgar sehingga mempunyai daya regang dan kekuatan tarik yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kulit yang lebih tebal O’Flaherty dan Lollar, 1960. 5 10 15 20 25 30 35 4 6 8 K e ku a ta n T a r ik N mm 2 Waktu Oksidasi di Dalam Molen Jam 1 hari 2 hari 3 hari Waktu Oksidasi di Luar Molen 31 Gambar 18. Hubungan antara arah serat dan posisi pengambilan sampel kekuatan tarik

4.2.1.6 Kemuluran Putus Elongation at Break