53
Lampiran 5. Prosedur analisis karakteristik kulit 1.
Sifat Fisik Kulit a.
Ketebalan SLTC, 2006
Ketebalan kulit diukur dengan cara mengukur ketebalan pada tiga titik permukaan kulit dan dihitung rata-rata dari hasil pengukura. Ketebalan diukur menggunakan alat thickness gauge.
Alat diletakkan di atas bidang horizontal dengan permukaan yang rata kemudian sampel diletakkan di antara tatakan dan penekan dengan sisi grain berada di atas jika dapat
diidentifikasi. Penekan dilepas, ditunggu sekitar 5 detik ±1 detik, kemudian angka yang terbaca pada meteran dicatat.sebagai ketebalan. Hasil ketebalan yang terbaca kemudian
dirata-ratakan.
b. Kekuatan Tarik SLTC, 2006
Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine UTM Instron. Sampel dipasang pada alat penguji dengan cara menjepitkan kedua ujung
sampel pada alat penjepit. Setelah sampel terpasang, mesin dinyalakan dan dimatikan ketika sampel terputus. Nilai kekuatan tarik dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: F = nilai yang terbaca pada alat kgf
l = lebar kulit yang diuji mm t = ketebalan kulit mm
c. Kemuluran PutusElongasi SLTC, 2006
Pengujian kemuluran elongasi adalah pengukuran perpanjangan kulit yang ditarik mulai dari kondisi awal sampai dengan akhir yaitu terputusnya kulit pada saat pengujian kekuatan
tarik. Kemuluran dihitung dengan membandingkan perpanjangan kulit ketika terputus dengan panjang kulit di awal pengukuran. Perhitungan kemuluran elongasi dilakukan dengan
menngunakan rumus sebagai berikut:
L
1
= panjang pada waktu putus mm L
= panjang mula-mula mm
d. Kekuatan Sobek SLTC, 2006
Pengujian kekuatan sobek menggunakan alat tensile strength tester yang diberi alat tambahan berupa pengait yang berfungsi untuk menarik sampel uji kekuatan sobek. Sampel dipasang
dengan cara mengaitkan bagian tengah sampel pada alat pengait. Alat pengait akan menarik sampel dengan arah berlawanan sehingga sampel akan tersobek. Nilai kekuatan sobek yang
terbaca pada alat dilihat ketika sampel mulai tersobek dan jarum penunjuk nilai kekuatan sobek pada alat pengujian berhenti. Nilai kekuatan sobek dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: F = nilai yang terbaca pada alat kgf
t = ketebalan kulit mm
54
e. Daya Serap Air SLTC, 2006
Pengujian daya serap air dilakukan dengan cara merendam sampel kulit pada alat uji daya serap air kubelka glass apparatus selama 2 jam pertama dan 24 jam berikutnya. Sampel
kulit yang diuji memiliki bentuk lingkaran dengan diameter 6 cm.
f. Suhu Kerut SLTC, 2006
Pengujian suhu kerut pada kulit dilakukan dengan menggunakan alat ukur suhu kerut, gelas piala 500 ml, termometer, dan pemanas air. Sampel yang diuji memiliki ukuran persegi
panjang dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 0.25 cm. Gelas piala diisi dengan air kemudian dipanaskan dengan pemanas. Pada alat uji suhu kerut, kedua ujung kulit dikaitkan
dengan kawat penarik dan kawat penahan. Sampel harus terendam dalam air yang dipanaskan di dalam gelas piala. Kawat penarik dihubungkan dengan jarum penunjuk nilai
derajat perubahan sehingga ketika terjadi kerut, jarum akan bergerak. Pengamatan dilakukan setiap 30 detik dengan cara melihat perubahan gerak jarum penunjuk nilai derajat perubahan
dan suhu kerut akan terbaca pada termometer.
2. Sifat Kimia dan Organoleptik Kulit
a. pH SLC 13 SLTC, 2006