48
5.3.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi tanah dari segi kandungan unsur dan hara untuk memperbaiki pengairan
drainase sehingga tanah atau lahan siap untuk ditanami dengan harapan memperoleh hasil yang maksimal. Pada dasarnya proses pengolahan tanah yang
dilakukan petani padi organik SRI hampir sama dengan pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani padi konvensional. Adapun beberapa kegiatan pengolahan
tanah yang dilakukan adalah pembajakan, pembuatan saluran air, perataan tanah dan babad galeng pematang.
Proses pengolahan tanah untuk padi organik metode SRI di Kabupaten Cianjur dilakukan sebanyak dua kali, adapun proses pengolahan tanah yang
pertama adalah lahan dibajak dengan menggunakan traktor, kerbau dan cangkul, setelah itu jerami dimasukan ke lahan, lalu petani biasanya membuat pematang
sawah galengan. Setelah lahan dibajak pada petakan lahan dibuat saluran air setelah itu pupuk kandang atau kompos dimasukan ke lahan dan diratakan setelah
itu diairi dengan kondisi macak-macak atau tidak terlalu tergenang, ini dilakukan dengan tujuan agar pupuk tidak mudah terbawa air kemudian lahan diberi pupuk
dan didiamkan selama satu minggu sampai dua minggu. Pada waktu yang bersamaan biasanya petani merapikan pematang sawah dengan cara pematang
dikikis dengan cangkul yang kemudian dilempar ke lahan, setelah itu pematang kembali ditambal dengan tanah berlumpur hingga rata. Pengolahan tanah kedua
yaitu tanah dicangkul dan diratakan dalam kondisi air yang tetap macak-macak kemudian endapkan dalam waktu semalam.
49
Pembibitan penyemaian benih memerlukan waktu yang berbeda. Bibit yang ditanam pada budidaya padi metode SRI berumur 7-10 hari setelah semai
sedangkan untuk budidaya padi konvensional umur padi yang ditanam yaitu 20-22 hari setelah tanam. Proses penyemaian benih petani di Kabupaten Cianjur
sebagian besar dilakukan di sawah dan sisanya di nampan.
5.3.2. Pembibitan
Pembibitan merupakan salah satu budidaya perlakuan benih padi. Pembibitan terdiri dari penyemaian dan perlakuan benih sebelum tebar yang dapat
dijelaskan dibawah ini.
5.3.2.1. Penyemaian
Persemaian benih metode SRI di Kabupaten Cianjur sebagian besar dilakukan di lahan, namun terdapat pula yang melakukan persemaian benih di
nampan. Persentase persemaian benih di nampan sebesar 30 persen sedangkan di lahan sebesar 70 persen. Persentase persemaian benih dengan menggunakan
metode konvensional 100 persen dilakukan di lahan. Ini disebabkan karena kebiasaan petani melakukan persemaian benih di lahan, dan merasa takut
melakukan inovasi yang baru. Padahal keuntungan persemaian di nampan yang dirasakan petani yang telah mengadopsinya adalah dapat menghemat lahan
penyemaian, menghemat biaya tenaga kerja, lebih praktis, dan hasilnya lebih baik. Proses kegiatan persemaian diawali dengan persiapan media persemaian
dengan memakai nampan yang diisi dengan pupuk organik dan tanah, dengan komposisi antara tanah dan pupuk organik kompos satu banding satu. Kemudian
benih ditebar secara merata tidak terlalu rapat atau tidak terlalu jarang dan tanah
50
agar selalu lembab sedangkan persemaian di lahan dilakukan diatas terpal yaitu setelah terpal disiapkan maka ditaburi dengan kompos kemudian ditimpa oleh
pasir atau tanah, lalu benih disebar diatas permukaan terpal tersebut dan ditutup. Berbeda dengan kegiatan persemaian yang dilakukan pada usahatani padi
konvensional, yaitu pada saat akan dilakukan penyemaian terlebih dahulu lahan dipersiapkan untuk tempat penyemaian. Persiapan tersebut biasanya dilakukan
setelah lahan selesai dibajak atau pada saat lahan diberi pupuk. Lahan yang telah dibajak pada pengolahan lahan dibuat menjadi beberapa petak yang kemudian
petak semai tersebut diratakan permukaannya.
5.3.2.2. Perlakuan Benih Sebelum Sebar
Benih yang ditanam di persemaian diharapkan tumbuh semuanya dengan baik dan optimal. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh petani di
Kabupaten Cianjur dalam mempersiapkan benih sebelum ditebar di persemaian adalah proses seleksi dan perendaman, dapat dilihat pada lampiran 3
. Seleksi
benih ini dapat berguna untuk memisahkan benih yang baik dengan benih yang hampa dan kotoran benih lainnya. Setelah itu dilakukan perendaman benih. Pada
umumnya petani SRI lebih kreatif dari pada petani konvensional. Benih dapat dibuat sendiri dari benih sebelumnya yaitu benih yang sudah masak ditarik untuk
dijadikan benih persemaian. Ini dapat menghemat dalam pembelian benih di toko secara berkelanjutan.
Perendaman benih adalah suatu perlakuan yang berguna untuk merangsang perkecambahan, sehingga diperoleh benih yang siap disebar dan
tumbuh optimal di lahan persemaian. Setelah direndam selama dua hari benih
51
ditiriskan selama dua hari, sampai benih mengeluarkan kecambah maka benih siap untuk ditanam.
5.3.3. Penanaman Tandur