Mengidentifikasi Pendapatan dan Kesejahteraan Usahatani dengan Metode SRI dan Konvensional

28 Pentingnya penggunaan fungsi Cobb Douglas dalam pendugaan produksi usahatani yaitu: a. Penyelesaian fungsi Cobb Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lain, seperti fungsi kuadratik. b. Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas. c. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran Return to Scale. Menurut Soekartawi 2002 fungsi Cobb Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu: a. Tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol b. Dalam fungsi produksi, perlu asumsi bahwa tidak ada perbedaan teknologi pada setiap pengamatan. c. Tiap variabel adalah perfect competition d. Perbedaan lokasi pada fungsi produksi seperti iklim adalah sudah tercakup pada faktor kesalahan u. Selain itu, fungsi Cobb Douglas pun memiliki kelemahan yaitu elastisitas berada dalam linier aditive yang memiliki arti bahwa tidak mempengaruhi interaksi dalam variabel.

4.4.2. Mengidentifikasi Pendapatan dan Kesejahteraan Usahatani dengan Metode SRI dan Konvensional

Soekartawi 1995 mengemukakan bahwa pada analisis usahatani, maka data tentang penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani perlu diketahui. Cara analisis terhadap tiga variabel ini sering disebut dengan analisis anggaran arus 29 tunai. Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Dimana, TR = Total Penerimaan Usahatani Rp Q = Produksi Kg P = Harga jual produk per unit RpKg Rumus Biaya Tetap Fixed Cost juga dapat dipakai untuk menghitung Biaya Variabel Variabel Cost. Karena total biaya Total Cost adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC, dapat digunakan rumus: Pendapatan Usahatani: Dimana,  = Pendapatan Usahatani Rp TR = Total Penerimaan Usahatani Rp TC = Total Biaya Usahatani Rp Biaya penyusutan perlu diperhitungkan karena usahatani padi ini menggunakan peralatan pertanian dalam aktivitasnya. Biaya penyusutan peralatan pertanian diperhitungkan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu membagi selisih antara nilai pembelian dengan nilai sisa yang diperkirakan dangan lamanya modal dipakai. Metode garis lurus dirumuskan sebagai berikut: 30 Dimana, Nb = Nilai pembelian Rp Ns = Perkiraan nilai sisa Rp N = Umur ekonomi alat tahun Menurut Sajogyo, salah satu penentuan garis kemiskinan diukur dari nilai tukar beras. Berdasarkan nilai tukar beras dibedakan garis kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Di desa ditentukan nilai 180, 240, dan 320 kilogram serta di kota ditentukan nilai 270, 360, dan 480 kilogram setara beras per orang per tahun. Ukuran batas garis kemiskinan Sajogyo dapat dilihat antara lain, Pendapatan Usahatani Rpbulan Batas Garis Kemiskinan Maka, usahatani tersebut tidak dikatakan miskin yang berdampak pada tercukupinya pangan per rumah tangga petani dan kesejahteraan petani tercapai. Pendapatan Usahatani Rpbulan Batas Garis Kemiskinan Maka, usahatani tersebut dikatakan miskin yang berdampak kurang tercukupinya pangan per rumah tangga petani dan kesejahteraan petani belum tercapai. Penentuan batas garis kemiskinan dapat ditentukan dengan mengkonversikan nilai garis kemiskinan di desa ataupun kota dalam satuan bulan per kilogram, lalu kali dengan harga beras saat ini. Cara mengubahnya dalam satuan rumah tangga petani dikalikan dengan rata-rata jumlah tanggungan jiwa keluarga.

4.4.3. Mengidentifikasi Pengaruh Penerapan Metode SRI terhadap Lingkungan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)

0 9 19

Analisis pendapatan usahatani dan saluran pemasaran teh perkebunan rakyat Studi kasus perkebunan teh rakyat, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

1 13 117

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

16 111 98

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengaruh Penggunaan Benih Bersertifikat terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Cianjur

7 21 70

Pendapatan Usahatani Padi Hibrida dan Padi Inbrida di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 15 85

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142