Konsep Pertanian Ekologis dan Berkelanjutan

8 disebabkan oleh penggunaan bahan kimiawi. Pupuk organik merupakan keluaran dari setiap budidaya pertanian, sehingga merupakan sumber unsur hara makro dan mikro yang dapat dikatakan telah tersedia dengan sendirinya.

2.3. Konsep Pertanian Ekologis dan Berkelanjutan

Konsep pertanian ekologis secara umum dapat dikatakan sebagai kegiatan usaha pertanian yang tidak memberikan pengaruh negatif serta tidak merusak lingkungan. Lingkungan disini dapat dibagi dua yaitu lingkungan secara mikro dan makro, lingkungan mikro adalah mencakup wilayah di dalam areal usahatani termasuk didalamnya keseimbangan ekobiologis, kelestarian keanekaragaman biota dipermukaan dan mikro organisme yang terdapat di dalam lapisan tanah, tidak terakumulasinya limbah serta residu beracun terjadinya serangan hama dan patogen penyakit dengan parasit, predator, kompetitor dalam keadaan seimbang Sumarno, et al. 2008. Maka pertanian dengan ciri ekologis dan ramah lingkungan merupakan usaha pertanian yang terintegrasi dengan pengelolaan lingkungan produksi dan menerapkan teknologi maju adatif yang ramah lingkungan sehingga mengoptimalkan produktivitas tanpa harus menurunkan kualitas lingkungan. Lingkungan di dalam pertanian ekologis didalamnya termasuk tenaga kerja sebagai pelaku usaha, produksi hasil panen, ternak dan satwa komponen habitat. Sedangkan pertanian berkelanjutan merupakan sistem produksi pertanian yang secara terus menerus mampu mencukupi kebutuhan akan pangan serta pakan dengan syarat tidak merusak sumberdaya alam pertanian bagi generasi yang akan datang. Menurut Sumarno, et al. 2008, terdapat empat kepentingan pokok yang 9 perlu dipenuhi dalam pertanian berkelanjutan adalah: 1 tercukupinya kebutuhan pangan dan pakan untuk saat ini dan saat yang akan datang, 2 kelayakan ekonomi usaha pertanian saat ini dan masa mendatang, 3 kelestarian serta mutu lingkungan dan sumberdaya alam serta 4 kelestarian akan keanekaragaman hayati. Konsep pertanian ekologis dan berkelanjutan merupakan harapan yang harus dapat direalisasikan agar dapat memperbaiki keseimbangan antara usaha peningkatan produksi dengan lingkungan produksi.

2.4. Sistem of Rice Intensification Sebagai Adaptasi Perubahan Iklim

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)

0 9 19

Analisis pendapatan usahatani dan saluran pemasaran teh perkebunan rakyat Studi kasus perkebunan teh rakyat, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

1 13 117

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

16 111 98

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengaruh Penggunaan Benih Bersertifikat terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Cianjur

7 21 70

Pendapatan Usahatani Padi Hibrida dan Padi Inbrida di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 15 85

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142