Pengertian Budidaya Padi SRI Manfaat SRI

11

2.5. Pengertian Budidaya Padi SRI

Sistem of Rice Intensification SRI pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1980 oleh Frenc Priest dan Fr. Henri de Laulani, J di Madagaskar. SRI mulai dikenal oleh beberapa negara di dunia termasuk di Indonesia pada tahun 1997 yang diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Norman Uphoff Direktur dari Cornell Internasional Institute for Food, Agricultureal and Development dan pada tahun 1999 dilakukan percobaan SRI untuk pertama kalinya di luar Madagaskar Uphoff, et al, 2002 . Pada dasarnya teknologi SRI memperlakukan tanaman padi tidak seperti tanaman air yang membutuhkan air yang cukup banyak, karena jika penggenangan air yang cukup banyak maka akan berdampak tidak baik yaitu akan hancurnya bahkan matinya jaringan komples cortex, xylem dan phloem pada akar tanaman padi, hal ini akan berpengaruh kepada aktivitas akar dalam mengambil nutrisi di dalam tanah lebih sedikit, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terhambat dan mengakibatkan kemampuan kapasitas produksi akan lebih rendah. Akibat yang ditimbulkan dari penggenangan air tersebut maka budidaya padi SRI dapat diartikan sebagai upaya budidaya tanaman padi yang memperhatikan semua komponen yang ada di ekosistem baik itu tanah, tanaman, mikro organisme, makro organisme, udara, sinar matahari dan air sehingga memberikan produktivitas yang tinggi serta menghindari berbagai pengaruh negatif bagi kehidupan komponen tersebut dan memperkuat dukungan untuk terjadinya aliran energi dan siklus nutrisi secara alami. 12

2.6. Manfaat SRI

Dibandingkan dengan budidaya konvensional, secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut 5 : 1. Hemat air tidak digenang, kebutuhan air hanya 20-30 persen dari kebutuhan air untuk cara konvensional. 2. Memulihkan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah. 3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli lahannya sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka. 4. Membuka lapangan kerja di pedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan keluarga petani. 5. Menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu kimia. 6. Mewariskan tanah yang subur untuk generasi mendatang. Selain itu, agroekologi dapat menambah keuntungan bagi tanaman dan melindungi tanaman dari hama.

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI METODE SRI DAN KONVENSIONAL (Studi Kasus Di Kelompok Tani Dewi Sri, Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)

0 9 19

Analisis pendapatan usahatani dan saluran pemasaran teh perkebunan rakyat Studi kasus perkebunan teh rakyat, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

1 13 117

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification) Studi Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat

2 21 241

Analisis Usahatani Padi Konvensional dan Padi System Of Rice Intensification (SRI) Organik (Studi Kasus di Desa Ringgit, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah)

1 13 168

Analisis Pendapatan Usahatani Lobak Korea dan Daikon (Studi Kasus Agro Farm di Desa Ciherang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

16 111 98

Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Analisis Sensitivitas Harga Pada Pengembangan Padi Varietas Unggul Hibrida (Kasus : Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat)

1 10 174

Pengaruh Penggunaan Benih Bersertifikat terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Cianjur

7 21 70

Pendapatan Usahatani Padi Hibrida dan Padi Inbrida di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

0 15 85

Analisis Pendapatan Usahatani Padi Metode System Of Rice Intensification (SRI) dan Padi Konvensional di Desa Kebonpedes, Sukabumi

0 5 87

ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH METODE SRI (System of Rice Intensification) DAN KONVENSIONAL DI KECAMATAN GERIH KABUPATEN NGAWI.

0 4 142