51
ditiriskan selama dua hari, sampai benih mengeluarkan kecambah maka benih siap untuk ditanam.
5.3.3. Penanaman Tandur
Petani padi metode SRI umumnya menanam bibit relatif muda 7-14 hari. Bibit pada umur ini telah memiliki dua helai daun atau lebih tinggi
10-15 cm sehingga bibit perlu diperlakukan secara hati-hati terutama pada bagian akar agar
tidak rusak dicabut dari persemaian. Benih muda pada metode SRI ini diharapkan dapat menumbuhkan tunas
lebih awal dan akan banyaknya pertumbuhan tunas primer sebagai tunas yang lebih produktif serta lebih cepat pembentukannya. Hal ini berbeda dengan metode
konvensional yang menanam bibit yang telah berumur relatif tua yaitu 20-22 hari setelah tanam.
Sebelum bibit ditanam, lahan dibuat pola jarak tanam dengan menggunakan caplakan. Menaplak lahan dilakukan dua kali dengan arah yang
berlawanan vertikal-horizontal sehingga terbentuk pola tanam dengan jarak tanam yang ukurannya telah ditentukan pada caplakan. Usahatani padi metode
SRI di Kabupaten Cianjur menggunakan jarak 28 x 28 cm
2
sampai 35 x 35 cm
2
. Jarak tanam tersebut relatif lebih luas dibandingkan jarak tanam padi
konvensional 25 x 25 cm
2
sampai 30 x 30 cm
2
. Jarak tanam yang lebar pada SRI dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada tanaman dalam pembentukan
anakan, pertumbuhan akar dan masuknya sinar matahari kedalam perakaran didalam tanah. Terdapat pula penanaman padi yang bertujuan untuk
menanggulangi jika ada tanaman padi yang tidak tumbuh, yaitu dengan menanam
52
bibit di salah satu sudut secara bergerombol, penanaman ini dinamakan penyulaman.
Penanaman padi metode SRI berbeda dengan penanaman padi konvensional. Bibit yang ditanam pada padi konvensional paling sedikit empat
per rumpun dan ujung akar tanaman biasanya masih berada dipermukaan tanah. Berbeda dengan cara penanaman padi SRI, pada metode ini banyaknya bibit per
rumpun yaitu satu bibit per rumpun benih tunggal, namun sebagian petani SRI di Kabupaten Cianjur menanam bibitnya sebanyak dua sampai tiga bibit per
rumpun. Alasan petani padi SRI tersebut adalah masih takut dan ragu jika hanya menanam satu bibit disaat cuaca buruk yaitu hujan atau terkena serangan hama
dan penyakit. Pada proses penanaman ini kegiatan pencabutan bibit dari tempat persemaian harus secara hati-hati dengan jarak waktu dari cabut ke tanam tidak
lebih dari 15 menit dan bulir padi tetap dijaga serta kondisi akar horizontal sehingga membentuk huruf L. Kenudian benih ditanam dangkal 0,5-1 cm, hal ini
dilakukan untuk menghindari kematian akibat busuk akar. Kendala pada usahatani padi SRI adalah jika faktor cuaca tidak
mendukung biasanya terjadi pada musim hujan, ketika musim tanam dan hujan cukup besar maka bibit padi yang baru saja ditanam terlepas karena areal sawah
terendam air, hal ini dapat terjadi karena pada metode SRI padi ditanam dangkal, sehingga bibit padi tidak kuat menahan genangan air yang membanjiri sawah.
Selain cuaca, faktor hama juga merupakan salah satu kendala pada pertanian organik SRI maupun konvensional. Petani konvensional hanya menanam bibit
pada umur tua dan ditanam dalam sehingga tidak takut jika bibit yang baru ditanamnya mengalami kerusakan.
53
5.3.4. Penyulaman