kepala ini berjalan dari satu helai rambut ke rambut lain dengan cara menjepit rambut dengan kuku-kukunya, atau dapat pindah ke hospes lain. Kutu kepala
dewasa lebih menyukai rambut di bagian belakang kepala dari pada di bagian lainnya dan mengisap darah sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama.
Kutu betina dewasa meletakkan telur-telur yang dilekatkannya pada batang-batang rambut Brown dan Burn, 2005. Menurut Natadisastra dan
Agoes 2009 telur kutu kepala nits dilekatkan pada rambut dengan perekat mirip khitin chitine like cement. Telur-telur ini berwarna seperti lemak dan
sukar dilihat tetapi setelah menetas kurang lebih 10 hari telur-telur yang sudah kosong akan lebih mudah terlihat Brown dan Burn, 2005.
Pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan jika perlu untuk membedakan telur-telur tersebut dengan serpihan ketombe atau lapisan keratin yang melekat
pada batang rambut Brown dan Burns, 2005. Waktu pertumbuhan sejak telur diletakkan sampai menjadi dewasa rata-rata 18 hari, sedangkan kutu kepala
dewasa dapat hidup 27 hari Natadisastra dan Agoes, 2009.
Gambar 2.1
Pediculus humanus capitis a. Jantan, b. Betina, c. Larvanimfa, d. Telur
Natadisastra dan Agoes, 2009
3. Etiologi Pedikulosis Kapitis
Kutu kepala merupakan parasit permanen, yakni serangga yang seumur hidupnya menjadi parasit pada tuan rumah. Ia dapat berpindah-pindah tuan
rumah tetapi tidak dapat hidup bebas di alam Natadisastra dan Agoes, 2009. Jika kutu kepala keluar atau tidak menetap lagi pada tuan rumahnya, mereka
akan mati dalam sehari atau dua hari. Kutu kepala tidak dapat terbang maupun melompat Timmreck, 2004. Penderita terjangkit kutu kepala akibat kontak
langsung dengan penderita lain yang sudah terinfestasi maupun melalui benda- benda seperti sisir, bantal, dan kerudung yang digunakan bersama-sama. Faktor
pendukung infestasi kutu kepala antara lain kebersihan yang kurang dan kebiasaan pinjam meminjam barang Alatas dan Linuwih, 2013.
4. Dampak Pedikulosis Kapitis
P.h.capitis dapat menimbulkan berbagai masalah. Rasa gatal yang timbul disebabkan oleh air liur yang disuntikkan ke kulit kepala saat kutu kepala
menghisap darah inangnya serta kotoran yang dihasilkan oleh kutu kepala tersebut Timmreck, 2004. Rasa gatal akan mengakibatkan penderita
menggaruk kepala. Kebiasaan menggaruk yang intensif dapat menyebabkan iritasi, luka, serta infeksi sekunder Bugayong, dkk., 2011. Anemia karena
kehilangan darah juga dapat terjadi pada pedikulosis kapitis berat Moradi et al., 2009.
Lesi pada kulit kepala sering terjadi akibat tusukan kutu kepala pada waktu menghisap darah dan sering ditemukan di belakang kepala atau leher
Natadisastra dan Agoes, 2009. Menurut Brown dan Burns 2005 lesi yang diakibatkan oleh P.h.capitis berupa papula-papula urtikaria kecil, biasanya
membentuk kelompok dan terkadang ditutupi vesikel-vesikel kecil yang terasa sangat gatal sehingga mudah terjadi ekskoriasi.