kepala adalah 63,3. Tabel 5.1 tersebut juga menampilkan karakteristik kesehatan kepala responden berdasarkan lama terjangkit kutu kepala, bentuk
rambut, panjang rambut, ada atau tidaknya lesi kulit kepala, frekuensi keramasminggu dan warna konjungtiva. Mayoritas responden terjangkit kutu
kepala ±1 tahun dengan persentase 38,3 23 responden dan variabel lama terjangkit kutu kepala ini hanya menampilkan 81,7 responden, 18,3 sisanya
merupakan responden yang tidak terjangkit kutu kepala sehingga tidak mempunyai lama waktu terjangkit kutu kepala.
Responden yang terjangkit kutu kepala mayoritas mempunyai rambut lurus dengan persentase 60 36 orang. Untuk variabel panjang rambut,
mayoritas responden yang terjangkit kutu kepala mempunyai rambut panjang dengan persentase 70 42 responden, begitu pula pada responden yang tidak
terjangkit kutu kepala yang lebih banyak mempunyai rambut panjang dengan persentase 15 9 responden. Sedangkan untuk kondisi kulit kepala
responden yang terjangkit kutu kepala mayoritas tidak terdapat lesi kulit kepala dengan persentase 75 45 responden.
Responden yang terjangkit kutu kepala mempunyai frekuensi keramas mayoritas 2-3 kali sehari dengan persentase 75 45 responden sedangkan
responden yang tidak terjangkit kutu kepala seluruhnya mempunyai frekuensi keramas 2-3 kali sehari. Untuk variabel warna konjungtiva, terdapat responden
yang terjangkit kutu kepala yang mempunyai konjungtiva pucat dengan persentase 23,4 35 responden.
2. Gambaran Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden
Gambaran rata-rata skor pengetahuan responden tentang pedikulosis kapitis saat pretest dan posttest pada kelompok ceramah dan leaflet dapat
dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2: Gambaran Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Saat Pretest dan
Posttest Pada Kelompok Ceramah n=30 dan Leaflet n=30
Mean SD
Minimum Maximum
Ceramah Pretest
20,07 4,226
9 29
Posttest 26,13
2,813 20
30
Leaflet Pretest
20,93 5,336
9 27
Posttest
22,83 4,340
13 28
Rata-rata skor
pengetahuan pretest
pada kelompok
ceramah menunjukkan angka 20,07 dan pada kelompok leaflet menunjukkan angka
20,93. Sedangkan skor pengetahuan posttest pada kelompok ceramah meningkat menjadi 26,13 dan pada kelompok leaflet meningkat menjadi 22,83.
B. Analisa Bivariat
Hasil analisis uji normalitas pengetahuan menunjukkan nilai p Kolmogorov- Smirnov =0,004 pretest dan 0,000 posttest. Kedua nilai tersebut menunjukkan
p0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal sehingga analisis bivariat selanjutnya menggunakan analisis nonparametrik, yakni
uji Wilcoxon. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang siginfikan atau tidak antara metode ceramah dan leaflet menggunakan uji Mann Withney.
1. Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan
Responden
Tabel 5.3: Analisa Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest Pada Kedua Kelompok n=30
Metode Alpha α
Nilai p
Ceramah 0,05
0,001
Leaflet
0,05 0,001
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil analisa uji Wilcoxon pada metode ceramah dan leaflet masing-masing memiliki nilai p0,001 yang mana nilai
tersebut kurang dari nilai alpha 0,05 sehingga disimpulkan bahwa baik metode ceramah maupun leaflet memberikan pengaruh yang berarti dalam
menentukan skor pengetahuan responden.
2. Perbedaan Metode Ceramah dan Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan
Responden
Tabel 5.4: Analisa Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Pada Kedua Kelompok Saat Pretest n=30
Mean Rank Nilai
p Ceramah
27,05 0,125
Leaflet 33,95
Hasil analisa uji Mann Withney pada skor pengetahuan pretest kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang
signifikan antara kedua kelompok saat pretest dengan nilai p=0,125 0,05.