yang berbeda-beda sesuai dengan metode dan media pendidikan kesehatan yang dilakukan.
Gambar 2.2 Kerucut Edgar Dale 1964 dalam Nursalam 2008
Keterangan: 1 Membaca, partisipan akan mengingat 10 dari materi yang dibacanya.
2 Mendengar, partisipan akan mengingat 20 dari materi yang didengarnya.
3 Melihat, partisipan akan mengingat 30 dari apa yang dilihatnya. 4 Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50 dari apa yang
didengar dan dilihatnya. 5 Mengucapkan sendiri kata-katanya, partisipan akan mengingat 70 dari
apa yang diucapkannya. 6 Mengucapkan sambil mengerjakan sendiri suatu materi pendidikan
kesehatan, maka partisipan akan mengingat 90 dari materi tersebut.
50
70 90
30 20
10 Membaca
Mendengar Melihat foto,
ilustrasi Melihat
demonstrasivideo Partisipasi dalam
diskusi Melakukan
secara nyata Penerimaan visual
Penerimaan visual Penerimaan visual
Penerimaan visual
Melakukan Penerimaan dan partisipasi
3. Santri
Istilah santri berarti murid atau siswa Moesa, 2007. Santri adalah salah satu elemen dasar berdirinya suatu pesantren Hasbullah, 1999 dalam Ramdan
et al., 2013. Santri sebagai salah satu komponen komunitas pesantren, memiliki cara pandang tersendiri bahwa semua kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari dipandang dengan relevansi hukum agama. Cara pandang inilah yang membedakan antara komunitas pesantren dengan masyarakat yang hidup
di luar area pesantren Ramdan et al., 2013. Menurut Permenkes RI Nomor 1 Tahun 2013 pondok pesantren menaungi
santri dari berbagai usia, namun pada umumnya santri yang belajar di pondok pesantren berusia antara 7-19 tahun. Sedangkan santriwati yang tinggal di
Pondok Pesantren Al-Mimbar sendiri berusia 15-18 tahun. Menurut Potter dan Perry 2005 usia 13-20 tahun dikelompokkan sebagai usia remaja, yakni
periode perkembangan di mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Dengan kapasitas perkembangan belajar tersebut Potter dan Perry 2005 menyatakan prinsip metode pendidikan kesehatan yang tepat bagi remaja
adalah sebagai berikut: a. Bantu remaja untuk belajar tanpa mengganggu aktualisasi diri mereka.
b. Izinkan remaja untuk mengambil keputusan mengenai kesehatan dan peningkatan kesehatan.
c. Gunakan pendekatan pemecahan masalah untuk membantu remaja dalam meningkatkan kesehatan mereka.
C. Pengetahuan
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka overt behavior. Perilaku yang didasari pengetahuan biasanya bersifat langgeng
Sunaryo, 2004. Notoatmodjo 2010 menyatakan bahwa pengetahuan kesehatan health knowledge dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung wawancara atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis angket.
Bloom 1908 dalam Sunaryo 2004 menjelaskan bahwa tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mencakup 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu, merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran
bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami, artinya
kemampuan untuk
menjelaskan dan
menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan
contoh, dan menyimpulkan. c. Penerapan, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum- hukum, rumus, metode dalam situasi nyata.