rumah tetapi tidak dapat hidup bebas di alam Natadisastra dan Agoes, 2009. Jika kutu kepala keluar atau tidak menetap lagi pada tuan rumahnya, mereka
akan mati dalam sehari atau dua hari. Kutu kepala tidak dapat terbang maupun melompat Timmreck, 2004. Penderita terjangkit kutu kepala akibat kontak
langsung dengan penderita lain yang sudah terinfestasi maupun melalui benda- benda seperti sisir, bantal, dan kerudung yang digunakan bersama-sama. Faktor
pendukung infestasi kutu kepala antara lain kebersihan yang kurang dan kebiasaan pinjam meminjam barang Alatas dan Linuwih, 2013.
4. Dampak Pedikulosis Kapitis
P.h.capitis dapat menimbulkan berbagai masalah. Rasa gatal yang timbul disebabkan oleh air liur yang disuntikkan ke kulit kepala saat kutu kepala
menghisap darah inangnya serta kotoran yang dihasilkan oleh kutu kepala tersebut Timmreck, 2004. Rasa gatal akan mengakibatkan penderita
menggaruk kepala. Kebiasaan menggaruk yang intensif dapat menyebabkan iritasi, luka, serta infeksi sekunder Bugayong, dkk., 2011. Anemia karena
kehilangan darah juga dapat terjadi pada pedikulosis kapitis berat Moradi et al., 2009.
Lesi pada kulit kepala sering terjadi akibat tusukan kutu kepala pada waktu menghisap darah dan sering ditemukan di belakang kepala atau leher
Natadisastra dan Agoes, 2009. Menurut Brown dan Burns 2005 lesi yang diakibatkan oleh P.h.capitis berupa papula-papula urtikaria kecil, biasanya
membentuk kelompok dan terkadang ditutupi vesikel-vesikel kecil yang terasa sangat gatal sehingga mudah terjadi ekskoriasi.
Lesi terjadi akibat respon hipersensitivitas tubuh seseorang terhadap antigen pada air liur kutu kepala. Namun, sebagian orang memiliki toleransi
imunologis terhadap antigen sehingga tidak timbul reaksi akibat gigitan. Impetigo juga dapat terjadi akibat inokulasi stafilokokus ke dalam kulit kepala
sewaktu penderita menggaruk kulit kepala Brown dan Burns, 2005. Pada infestasi berat P.h.capitis, helaian rambut satu dengan yang lain akan
sering melekat dan mengeras dan banyak ditemukan kutu kepala dewasa, telur nits serta eksudat nanah yang berasal dari luka gigitan yang meradang.
Keadaan ini disebut plica palonica yang dapat ditumbuhi jamur Natadisastra dan Agoes, 2009.
Selain menimbulkan masalah fisik, efek psikologis akibat pedikulosis kapitis juga dapat terjadi Tappeh et al., 2011. Efek psikologis yang dirasakan
seperti berkurangnya rasa percaya diri, pandangan sosial yang negatif, kurangnya kualitas tidur, dan gangguan belajar Alatas dan Linuwih, 2013.
Istilah „dungu nitwit‟ berasal dari penampilan anak-anak berkutu yang kelihatan bodoh dengan sepsis kulit sekunder dan mungkin juga menderita
anemia yang karenanya selalu dalam keadaan yang tidak sehat Brown et al., 2005.
5. Penanganan Pedikulosis Kapitis
a. Pencegahan
Menurut Natadisastra dan Agoes 2009 pencegahan penyakit parasit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1 Mengurangi sumber infeksiinfestasi dengan memberi obat penderita.