Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning

18

2. Keterampilan Membaca

a. Pengertian Keterampilan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia keterampilan merupakan kecakapan untuk menyelesaikan tugas. 24 Sedangkan menurut Dendy Sugono, dkk menyebutkan terampil adalah mampu dan cekatan contohnya adalah seseorang terampil dalam mengerjakan tugas sehari-hari. 25 Jadi, dapat disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan perlu dilatihkan kepada anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu menghadapi permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang akan bermanfaat bagi masyarakat. Pengertian keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto “Keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan afektif nilai- nilai moral”. Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan. Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan kemampuan keseluruhan anak. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan pada anak yaitu: keturunan, makanan, intelegensi, pola asuh, kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan rangsangan dari lingkungan. 26 Dari batasan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan merupakan kemampuan anak dalam melakuakn aktivitas dengan mengembangkan keterampilan fisik dan motorik. Keterampilan itu harus dilakukan setiap saat, agar menjadi pembiasaan, sehingga berkembanglah kebiasaan-kebiasaan baik. 24 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, Cet. I, hlm. 1180 25 Dendy Sugono, dkk, Kamus Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010, Cet. VI, hlm. 394 26 Yani Zuhriyah, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Anak Kelompok B Darul Athfal, 2012 http:eprints.uny.ac.id8074pdf hlm. 12 19

b. Pengertian Membaca

Membaca menurut Crawley dan Mountain dalam Rahim pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis huruf ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus. 27 Membaca menurut Tarigan dalam Resmini, dkk adalah kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan huruf-huruf. Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode tulisan ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. 28 Klein, dkk dalam Rahim yang dikutip oleh Resmini, dkk mengemukakan, bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan suatu proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan kegiatan interaktif. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. 29 Dalam buku H.G. Tarigan mengatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat di ketahui. Sedangkan dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi a recording and decoding prosess, berlainan dengan 27 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, , Cet. II, hlm 02 28 Novi Resmini, dkk, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, Bandung: UPI PRESS, 2007, Cet. I, hlm 74 29 Ibid., hlm. 75 20 berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian encoding. Sebuah aspek pembacaan sandi decoding adalah menghubungkan kata-kata tulis written word dengan makna bahasa lisan oral language meaning yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna. 30 Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengenalan kata-kata dalam bentuk cetak atau huruf-huruf, yang mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi serta memperoleh pesan yang ingin disampaikan melalui media kata-kata. Membaca juga dapat melatih kemampuan berbicara dan kemampuan mengenal kata perkata dalam suatu kalimat. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkat hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda- beda yang di pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut. 31 Dari pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas maka membaca dapat dikatakan juga sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi menyampaikan pesan yang tersurat dan tersirat agar mudah dipahami dengan baik. Menurut Farida Rahim membaca adalah interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami readable sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. 32

c. Tujuan Membaca

Sarkiyah dalam Supryadi mengemukakan b ahwa “kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan 30 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: CV Angkasa, 2015, hlm. 07