Tahapan Intervensi Tindakan Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

35

d. Tahap Refleksi

1 Pada tahap refleksi dilakukan analisis kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I. 2 Analisis didiskusikan dengan observer, kemudian dibuat perbaikan- perbaikan berdasarkan kekurangan yang ada. 3 Hasil analis tersebut akan menjadi acuan baru dalam menyusun RPP baru pada siklus II. 3. Siklus II a. Tahap Perencanaan 1 Pembuatan RPP II dengan melihat hasil refleksi dari siklus I. 2 Peneliti berdiskusi dengan observer dalam pembuatan RPP. 3 Materi pada siklus II adalah membaca dengan mampu membaca teks pengumuman dengan lafal dan intonasi yang tepat serta memilih kalimat utama pada teks pengumuman dengan baik. b. Tahap Tindakan 1 Pelaksanaan pembelajaran melalui PBL Problem Based Learning. 2 Dalam pelaksanaannya, tindakan kedua ini tidak jauh berbeda dengan tindakan I c. Tahap Analisis dan Evaluasi 1 Penilaian keterampilan membaca untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa dengan membandingkan hasil penilaian keterampilan membaca pada siklus I. 2 Hasil penilaian keterampilan membaca dianalisis dengan menggunakan metode yang sama pada tahap analisis siklus I. 3 Menganalisis hasil lembar observasi dan membandingkan dengan siklus I. d. Tahap Refleksi 1 Mengevaluasi perkembangan setelah dilakukan tindakan kedua ini dengan melihat hasil dari lembar observasi, penilaian keterampilan membaca. Berdiskusi dengan observer terhadap hasil yang didapat dalam setiap instrumen penelitian. 2 Mengidentifikasi penyebab ketidak berhasilan penelitian pada siklus II. 3 Membandingkan hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan. 36

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Menurut E. Mulyasa, seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65 dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65, sekurang-kurangnya 85 dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. 48 Untuk itu penelitian tindakan kelas ini dihentikan apabila hasil penilaian keterampilan membaca siswa 85 mencapai nilai KKM 75, dan aktivitas pembelajaran keterampilan membaca sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning mencapai kategori baik. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya keterampilan membaca kelas IV dalam belajar Bahasa Indonesia dengan model PBL Problem Based Learning.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh berupa nilai keterampilan membaca siswa dan aktivitas siswa dan guru terhadap model Problem Based Learning. Tabel 3.1 Jenis Data, Instrumen dan Sumber data Jenis Data Sumber Data Instrumen Wawancara Pra Siklus Guru kelas Pedoman wawancara Aktivitas guru dan siswa Guru Siswa Lembar observasi Membaca pengumuman Penilaian keterampilan membaca Kegiatan siswa Catatan lapangan peneliti

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen penelitian yang berbentuk studi lapangan akan dilaksanakan dengan: 48 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. XII, hlm. 99 37 1. Wawancara Pra Siklus Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara komunikasi langsung verbal. Peneliti dalam melakukan wawancara dapat menggunakan panduan wawancara yang disebut pedoman wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu terhadap kegiatan tindakan pada pra siklus dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui gambaran umum proses pembelajaran dan masalah-masalah yang terdapat setiap siklus. 2. Penilaian keterampilan membaca Penilaian keterampilan membaca diberikan pada setiap siklus I dan II kepada siswa kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor. Instrumen bertujuan untuk memperoleh skor keterampilan membaca dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Untuk instrumen skala keterampilan membaca menggunakan skala yang dikembangkan oleh Likert yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. 49 Untuk keperluan penyekoran, guru harus menyiapkan rubrik. Aspek yang diskor haruslah terdiri dari ketepatan berbahasa yang dirinci menjadi beberapa subkomponen. 50 Adapun penjabaran masing-masing aspek penilaian keterampilan membaca, indikator dan tiap skor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Membaca No Aspek yang Dinilai Kategori Skor 1 Ketepatan dalam intonasi. a. Terdapat variasi irama dan tekanan Sangat baik 5 b. Terdapat variasi tetapi masih terdapat penggunaan tekanan kurang tepat. Baik 4 49 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi Mixed Methods, Bandung: Alfabeta, cv, 2012, Cet. III, hlm. 136 50 Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, Yogyakarta: BPFE,2010, hlm. 391 38 c. Terdapat variasi tetapi penggunaan tekanan sering tidak tepat. Cukup 3 d. Irama dan tekanan monoton. Kurang 2 e. Tidak menggunakan variasi irama dan tekanan. Sangat kurang 1 2 Ketepatan dalam pelafalan a. Tidak terdapat kesalahan dalam pelafalan. Sangat baik 5 b. Terdapat satu bagian kalimat yang salah dalam pelafalan. Baik 4 c. Terdapat lebih dari dua bagian kalimat salah dalam pelafalan. Cukup 3 d. Terdapat lebih dari tiga bagian kalimat yang salah dalam pelafalan. Kurang 2 e. Tidak dapat melafalkan bacaan. Sangat kurang 1 3 Kelancaran dalam membaca a. Lancar dalam membaca. Sangat baik 5 b. Lancar dalam membaca tetapi masih ada bagian yang diulang dalam membaca. Baik 4 c. Ada pengulangan bacaan tetapi nafas teratur. Cukup 3 d. Tersendat-sendat dalam membaca banyak pengulangan. Kurang 2 e. Tidak lancar sama sekali dalam membaca. Sangat kurang 1 4 Kenyaringan suara a. Dapat dijangkau oleh semua pendengar dari awal sampai akhir. Sangat baik 5 b. Dapat dijangkau oleh sebagian pendengar namun masih kurang maksimal. Baik 4 c. Dapat dijangkau oleh sebagian pendengar. Cukup 3 d. Hanya dapat dijangkau pada kata-kata tertentu saja oleh pendengar. Kurang 2 e. Sangat lemah suaranya tidak dapat didengar. Sangat kurang 1 JUMLAH 20 3. Lembar observasi Observasi atau pengamatan digunakan sebagai alat penilaian untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa