20
berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian encoding. Sebuah aspek pembacaan sandi decoding adalah menghubungkan kata-kata tulis written word
dengan makna bahasa lisan oral language meaning yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
30
Dari batasan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses pengenalan kata-kata dalam bentuk cetak atau huruf-huruf, yang mempunyai peranan
penting dalam memberikan informasi serta memperoleh pesan yang ingin disampaikan melalui media kata-kata. Membaca juga dapat melatih kemampuan
berbicara dan kemampuan mengenal kata perkata dalam suatu kalimat. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihat pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkat hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis
dan penafsiran pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca. Demikianlah
makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki pengalaman yang berbeda- beda yang di pergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
31
Dari pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas maka membaca dapat dikatakan juga sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi
menyampaikan pesan yang tersurat dan tersirat agar mudah dipahami dengan baik. Menurut Farida Rahim membaca adalah interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks
tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang
harus mudah dipahami readable sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.
32
c. Tujuan Membaca
Sarkiyah dalam Supryadi mengemukakan b ahwa “kemampuan membaca yang
diperoleh pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan
30
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: CV Angkasa, 2015, hlm. 07
31
Isah Cahyani, dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, Bandung: UPI PRESS, 2007, Cet. I, hlm hlm. 99
32
Farida Rahim, Op. cit., hlm. 3
21
membaca lanjut”. Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar memerlukan perhataian guru, sebab
jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut anak akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang memadai.
33
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, Karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang
tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan. Tujuan membaca menurut Farida Rahim mencakup:
1 Menyempurnakan membaca nyaring.
2 Menggunakan strategi tertentu.
3 Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.
4 Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya.
5 Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.
6 Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi.
34
Sejalan dengan Farida Rahim dan Novi Resmini, dkk, Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa mengatakan bahwa
tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut tujuan membaca, yakni:
1 Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah
yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta reading for details or
facts. 2
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari
atau dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh
33
Sarkiyah, Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu di Kelas 1 MI Alkhairaat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota, JKTO, 2010, Vol. 4, No. 4, hlm. 139
34
Op. cit., hlm. 11