26
Selanjutnya, menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa dalam membantu serta membimbing para
peserta didik untuk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan-keterampilan yang mereka butuhkan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan membaca itu, adalah: 1
Guru dapat membantu peserta didik dalam memperkaya kosa kata mereka. 2
Guru dapat membantu peserta didik untuk memahami makna struktur- struktur kata dan kalimat.
3 Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para peserta didik dengan
metode-metode membaca.
42
Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang penting, karena dapat dipergunakan
oleh pembaca untuk menerima pesan. Suatu proses yang menuntut agar pembaca atau peserta didik memperkaya kosa kata agar dapat memahami, mengembangkan, serta
meningkatkan kecepatan membacanya.
f. Keterampilan Membaca untuk Anak Sekolah Dasar
Salah satu hal yang menjadi tugas guru, khususnya guru SD adalah mengajari anak membaca. Hal ini penting karena melalui membaca anak akan dapat menambah
pengetahuan mereka dengan lebih mudah. Dengan kata lain, membaca merupakan salah satu kunci bagi anak untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Kegiatan dalam membaca masih lebih ditekankan pada pengenalan dan pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk
sederhana. Pengucapan tersebut akan lebih bermakna jika dapat membangkitkan makna seperti dalam pembicaraan lisan. Kemudian secara berangsur-angsur siswa
mulai membaca pemahaman.
43
Setiap pembaca memiliki tahap perkembangan kognitif yang berbeda, misalnya siswa kelas rendah siswa kelas I dengan siswa kelas tinggi siswa kelas
IV, tingkat perkembangan kognitifnya tidak sama. Dengan demikian, bahan ajar atau bacaan yang dibacapun tidak sama, sehingga harus disesuaikan dengan tingkat
42
Ibid., hlm. 16
43
Sarkiyah, Op. cit.
27
perkembangan kognitif yang dimiliki siswa agar dapat berkembang secara optimal. Dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek
membaca pada kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut:
44
Tabel 2.1 Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Aspek Keterampilan Membaca Kelas IV
Aspek Semester
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Membaca I
Memahami teks agak panjang 150-200
kata, petunjuk pemakaian, makna
kata dalam kamusensiklopedi
3.1 Menemukan
pikiran pokok teks agak panjang
150-200 kata dengan cara membaca sekilas.
3.2 Melakukan
sesuatu berdasarkan
petunjuk pemakaian yang dibaca.
3.3 Menemukan makna dan
informasi secara tepat dalam kamusensiklopedi
melalui membaca
memindai.
II
Memahami teks melalui membaca
intensif, membaca nyaring, dan membaca
pantun 7.1
Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui
membaca intensif. 7.2
Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal
dan intonasi yang tepat. 7.3
Membaca pantun anak secara berbalasan dengan
lafal dan intonasi yang tepat
Berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek membaca pada kelas IV salah satunya adalah pelaksanaan membaca nyaring
yang dilakukan dengan vokalisasi. Kegiatan teknis membaca nyaring di samping berfungsi untuk pemahaman diri sendiri juga untuk orang lain. Dengan demikian,
pelaksanaan pengajarannya menekankan pada segi penguasaan, sebagai berikut. 1
Lafal bahasa Indonesia dengan tepat. 2
Jeda, lagu, dan intonasi yang tepat. 3
Penggunaan tanda-tanda baca. 4
Mengelompokan kata frase ke dalam satuan-satuan ide.
44
Permendiknas Tentang Standar Isi SD, MI
28
5 Menggerakan mata dan memelihara kontak mata.
6 Kelancaran dan berekspresi dalam membaca.
45
Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan membaca nyaring siswa dibiasakan membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang tepat, dan lafal yang
tepat. Selain itu, membaca teknis membaca nyaring dilakukan dengan suara keras.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, diantaranya:
Pertama, Toha Nasruddin 2010 yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL Sebagai Upaya Peningkatan
Partisipasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X B MAN Tempel Yogyakarta Pada Pokok Bahasan
Keanekaragaman Hayatiā€¯. Hasil penelitian ini menunjukan
model pembelajaran Problem-Based Learning dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa
kelas X B MAN Tempel pada materi Keanekaragaman Hayati dan juga dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X B MAN Tempel dengan effect size yaitu 1,51.
Perbedaan penelitian Toha Nasruddin dengan penelitian ini adalah:
1.
Toha Nasruddin meneliti pada tahun 2010, sedangkan skripsi ini dilaksanakan pada tahun 2016.
2.
Data penelitian Toha Nasruddin diambil pada siswa kelas X B MAN Tempel Yogyakarta, sedangkan skripsi ini diambil pada siswa kelas IV SD
Insan Teladan Parung Bogor.
3.
Penelitian Toha Nasruddin tentang PBL memfokuskan pada
materi Keanekaragaman Hayati yang pada akhirnya meningkatkan
partisipasi belajar siswa kelas X B MAN Tempel
Yogyakarta
, sedangkan skripsi ini memfokuskan pada materi membaca pengumuman yang pada akhirnya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor.
45
Yeni Anindya Sari, Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Media Cerita Bergambar Siswa Kelas II B SD NEGERI PANGGANG, Yogyakarta, 2014, hlm. 21