Proses produksi produk cookies Gustiar 2009 Analisis organoleptik

Umbi walur diparut Pencucian dengan air 10 kg:10 L Pendiaman selama 1 jam Pengepresan hingga ampas kering Pengendapan selama semalam Dekantasi Pengeringan pada suhu 50 °C selama 8 jam menggunakan pengering tray drier Penyaringan dengan saringan 80 mesh Supernatan dibuang Pati Penetralan larutan dengan NaOH 40 Perendaman dalam HCl 0.2 N selama 30 menit lalu dicuci dengan air bersih Perendaman dalam Natrium bikarbonat 1 selama 5 menit lalu dicuci dengan air Ampas dibuang Gambar 6 Diagram alir ekstraksi pati.

3.3.4 Pembuatan Cookies dan Mie Pati Walur

3.3.4.1 Proses produksi produk cookies Gustiar 2009

Pati walur yang dihasilkan selanjutnya diaplikasikan dalam pembuatan produk pangan, yaitu produk cookies dan mie. Pembuatan cookies dilakukan dengan menggunakan tepung komposit, yaitu campuran antara tepung terigu dan pati walur. Tepung komposit yang digunakan adalah campuran terigu dan pati walur dengan perbandingan 0, 25, 50, 75 dan 100. Proses pembuatan cookies dilakukan dengan menimbang sebanyak 87.5 g gula halus lalu ditambah dengan 137.5 g margarin, 18.75 susu skim, 31.25 g kuning telur, 0.625 g garam dan 0.5 g soda. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan menggunakan mixer selama 10 menit. Selanjutnya, ke dalam adonan tersebut ditambahkan tepung komposit perlahan-lahan sambil diaduk hingga merata. Setelah tercampur, adonan tersebut dicetak dan dipanggang dalam oven selama 30 menit pada suhu 130-150 °C lalu dikemas. Diagram alir pembuatan cookies dapat dilihat pada Gambar 7. Analisis organoleptik dilakukan terhadap cookies yang dihasilkan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap produk cookies pati walur. 0.625 g garam dan 0.5 g soda kue 87.5 g gula halus, 31.25 g kuning telur , 18.75 g susu skim, 137.5 g margarin Pencampuran Pencampuran selama 10 menit Tepung sesuai formula Pencetakan Pemanggangan 130-150 °C selama 20-30 menit Cookies pati walur Gambar 7 Proses pembuatan cookies.

3.3.4.2 Analisis organoleptik

Pengujian organoleptik merupakan cara pengujian yang bersifat subyektif menggunakan indera yang ditujukan pada penampakan, rasa, aroma, tekstur, keseluruhan dan after taste. Produk yang diujikan adalah produk cookies yang telah melewati proses pemanggangan. Untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis, dilakukan analisis multivariate terhadap data hasil uji organoleptik. Jika berdasarkan analisis multivariate dinyatakan ada pengaruh nyata pada perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Uji organoleptik yang digunakan pada tahapan ini adalah uji hedonik. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih sebanyak 25 orang panelis. Skor penilaian yang digunakan dalam uji ini ada 7 tingkat, yaitu, skor 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka, dan 7 sangat suka. Penilaian tingkat kesukaan didasarkan pada karakteristik produk meliputi warna, rasa, aroma, tekstur, keseluruhan dan after taste Lampiran 16.

3.3.4.3 Karakterisasi produk cookies tepung pati walur