Karakterisasi produk cookies tepung pati walur Proses pembuatan produk mie Uji Organoleptik

telah melewati proses pemanggangan. Untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis, dilakukan analisis multivariate terhadap data hasil uji organoleptik. Jika berdasarkan analisis multivariate dinyatakan ada pengaruh nyata pada perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Uji organoleptik yang digunakan pada tahapan ini adalah uji hedonik. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih sebanyak 25 orang panelis. Skor penilaian yang digunakan dalam uji ini ada 7 tingkat, yaitu, skor 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka, dan 7 sangat suka. Penilaian tingkat kesukaan didasarkan pada karakteristik produk meliputi warna, rasa, aroma, tekstur, keseluruhan dan after taste Lampiran 16.

3.3.4.3 Karakterisasi produk cookies tepung pati walur

Karakterisasi produk cookies dilakukan untuk mengetahui karakteristik awal produk cookies, baik dari segi kimia maupun fisik. Analisis fisik yang dilakukan adalah analisis kekerasan produk cookies dengan menggunakan alat texture analyzer . Analisis kimia yaitu analisis proksimat dilakukan terhadap produk cookies terpilih dari hasil uji organoleptik pada tahap formulasi.

3.3.4.4 Proses pembuatan produk mie

Selain diaplikasikan dalam pembuatan produk cookies, pati walur juga diaplikasikan dalam pembuatan produk mie. Pembuatan produk mie dilakukan dengan menggunakan tepung komposit dengan komposisi pati walur sebesar 0, 10, 20, 30, 40 dan 60. Sebanyak 500 g tepung komposit, ditambah dengan 2.5 g guargam, 5 g garam, 0.5 g sodium bikarbonat, 2 g Sodium tripolyphosphat STTP dan 200 mL air lalu dicampur dan diaduk hingga kalis. Adonan tersebut kemudian didiamkan selama 10 menit. Adonan kemudian dibuat menjadi lembaran sheeting dengan ketebalan 1.6 mm. Lembaran mie tersebut kemudian dicetak menjadi untaian mie dan kemudian dipotong. Mie yang telah dipotong tersebut lalu dikukus selama 10 menit dalam mesin penguap pada suhu 100 °C lalu dikeringkan selama 5 jam pada suhu 50 °C dan selanjutnya dikemas. Diagram alir proses pembuatan mie dapat dilihat pada Gambar 8. Analisis organoleptik dilakukan terhadap mie yang dihasilkan untuk menentukan formula terbaik. Pengadukan sampai kalis dan didiamkan selama 10 menit Pencetakan dengan mesin Pemotongan Pengukusan selama 10 menit Pengeringan pada suhu 55 °C selama 5 jam - 0.5 g Soda kue - 2 g STPP - 5 g Garam - 2.5 g Guargam - 200 mL air Pati walur + tepung terigu sesuai formulasi sebanyak 500 g Pencampuran Mie walur Gambar 8 Proses produksi produk mie.

3.3.4.5 Uji Organoleptik

Produk mie yang diujikan adalah produk mie yang telah mengalami rehidrasi. Untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis, dilakukan analisis multivariate terhadap data hasil uji organoleptik. Jika berdasarkan analisis multivariate dinyatakan ada pengaruh nyata pada perlakuan maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Uji organoleptik yang digunakan pada tahapan ini adalah uji hedonik. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih sebanyak 25 orang. Skor penilaian yang digunakan dalam uji ini ada 7 tingkat, yaitu, skor 1 sangat tidak suka, 2 tidak suka, 3 agak tidak suka, 4 netral, 5 agak suka, 6 suka, dan 7 sangat suka. Penilaian tingkat kesukaan didasarkan pada karakteristik produk meliputi kelengketan, kekenyalan, rasa dan keseluruhan

3.3.4.6 Karakterisasi sifat fisik dan kimia produk mie