Daya cerna pati Metode in vitro Muchtadi et al. 1992 Analisis Kandungan Fosforus Metode molibdovanadat AOAC 2005

Ditambahkan 2 mL larutan iod 0.2 g I 2 dan 2 g KI dilarutkan dalam 100 mL air destilata ke dalam setiap labu, lalu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Kurva standar merupakan hubungan antara kadar amilosa dan absorbansi. Analisis sampel Sebanyak 100 mg sampel pati dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Kemudian ditambahkan 1 mL etanol 95 dan 9 mL larutan NaOH 1 N ke dalam labu. Labu takar lalu dipanaskan dalam penangas air pada suhu 95 °C selama 10 menit. Setelah didinginkan, larutan gel pati ditambahkan air destilata sampai tanda tera dan dihomogenkan. Dipipet 5 mL larutan gel pati dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL. Ke dalam labu takar tersebut kemudian ditambahkan 1.0 mL larutan asam asetat 1 N dan 2 mL larutan iod, lalu ditera dengan air destilata. Larutan dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm. Kadar amilosa ditentukan berdasarkan persamaan kurva standar yang diperoleh. W 100 f V C amilosa Kadar × × × = Dengan : C = Konsentrasi amilosa mgmL V = Volume akhir contoh mL F = Faktor pengenceran W = Berat contoh mg Kandungan amilosa dalam sampel dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan amilopektin. Kandungan amilopektin dapat dihitung berdasarkan selisih antara total kandungan pati dengan kandungan amilosa.

3.5.6 Daya cerna pati Metode in vitro Muchtadi et al. 1992

Suspensi tepung 1 dalam air destilata dibuat dari pati walur maupun pati murni. Masing-masing dibuat menjadi dua set suspensi pati. Susupensi tersebut lalu dipanaskan dalam penangas air selama 30 menit sampai mencapai suhu 90 ºC. Kemudian didinginkan. Sebanyak 2 mL larutan tepung dalam tabung reaksi ditambah 3 mL air destilata dan 5 mL larutan bufer Na-fosfat 0.1 M, pH 7.0. Kemudian diinkubasikan dalam penangas air 37 ºC selama 15 menit. Ke dalam salah satu larutan tersebut ditambahkan 5 mL larutan enzim α-amilase dan diinkubasikan lagi pada suhu 37 ºC selama 15 menit. Sedangkan satu set suspensi lainnya tidak direaksikan dengan enzim α-amilase dan digunakan sebagai blanko sampel. Ke dalam tabung reaksi lain ditempatkan 1 mL campuran reaksi. Kemudian ditambahkan 2 mL pereaksi dinitrosalisilat, dan dipanaskan dalam penangas air 100 ºC selama 10 menit. Setelah didinginkan, campuran reaksi diencerkan dengan menambahkan 10 mL air destilata. Warna oranye-merah yang terbentuk dari campuran reaksi diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm. Kadar maltosa dari campuran reaksi dihitung dengan menggunakan kurva standar maltosa murni yang diperoleh dengan cara mereaksikan larutan maltosa standar dengan pereaksi dinitrosalisilat menggunakan prosedur seperti diatas. 100 D - C B - A cerna Daya × = Ketarangan : A = Kadar maltosa sampel setelah reaksi enzim B = Kadar maltosa sampel sebelum reaksi enzim C = Kadar maltosa pati murni setelah reaksi enzim D = Kadar maltosa pati murni sebelum reaksi enzim

3.5.7 Analisis Kandungan Fosforus Metode molibdovanadat AOAC 2005

Larutan standar fosfor dibuat dalam konsentrasi 2 mgmL dengan melarutkan sebanyak 8.788 g KH 2 PO 4 ke dalam satu L akuades. Lalu dibuat menjadi kurva standar dengan konsentrasi 0.5, 0.8, 1.0 dan 1.5 mg100 mL pelarut lain dengan. Sebanyak 2 g sampel dimasukkan ke dalam cawan porselen dan dipanaskan selama 4 jam pada suhu 600 °C. Selanjutnya, sampel didinginkan dan ditambahkan 40 mL HCl 25 dan beberapa tetes HNO 3 dan kemudian dididihkan. Setelah dingin, larutan tersebut lalu dipindahkan ke dalam labu takar 200 mL dan ditepatkan dengan menggunakan akuades lalu disaring. Sebanyak 1 mL larutan standar maupun larutan sampel lalu ditambahkan dengan 20 mL pereaksi molibdovanadat dan didiamkan selama 10 menit. Larutan lalu diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm. Kadar fosfor ditentukan berdasarkan persamaan kurva standar yang diperoleh. W f V C fosfor Kadar × × = Dengan : C = Konsentrasi fosfor mg100 mL V = Volume akhir contoh mL F = Faktor pengenceran W = Berat contoh mg

3.5.8 Rendemen