Sebaran Populasi Tanaman Mindi di Jawa Barat

20 Purwakarta, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bogor. Ketinggian tempat dari setiap lokasi tersebut cukup bervariasi, yaitu mulai dari ketinggian 250 m diatas permukaan laut dpl sampai 1700 m dpl, namun populasi mindi banyak ditemukan pada ketinggian tempat 500–700 m dpl. Secara ringkas sebaran populasi mindi pada setiap wilayah dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sebaran populasi tanaman mindi pada beberapa wilayah di JawaBarat No. Wilayah KecamatanDesa Curah hujan mmtahun Ketinggian m dpl 1 Kabupaten Bandung Soreang, Kotawaringin,Pasir jambu, Pengalengan, Cimaung, Cangkuang dan Banjaran. 1200 – 1600 700 – 1420 2 Kabupaten Sumedang Cimalaka,Rancakalong, Cibugel, Sumedang Selatan , Buah Dua, Ciherang dan Sumedang Utara 2000 – 3000 650 – 750 3 Kabupaten Subang Kalijati, Segalaherang dan Jalan Cagak 2000 – 5000 400 – 1100 4 Kabupaten Purwakarta Wanayasa, Bojong, Tegal waru dan Darangdan 2532 – 5339 500 – 850 5 Kabupaten Kuningan Babakan rema 2000 – 3000 400 – 500 6 Kabupaten Garut Cilawu, Cisewu dan Talegong 3000 – 4000 900 – 1000 7 Kabupaten Bogor Sukaraja dan Megamendung 2200 – 4500 250-1700 Sumber : Pramono et al. 2008

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Salah satu permasalahan yang muncul dalam pengembangan hutan rakyat saat ini adalah belum digunakannya benih yang berkualitas dalam menanam pohon hutan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah tidak tersedianya benih berkualitas yang dapat diakses oleh masyarakat serta tingkat pengetahuan mereka akan pentingnya menggunakan benih yang berkualitas untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas dari kayu yang akan dihasilkan. Kualitas benih meliputi kualitas fisik, fisiologik dan genetik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dibuat strategi pengadaan benih mindi dengan tahapan: a. Mengetahui potensi sumber daya mindi di hutan rakyat khususnya di Jawa Barat, yaitu dalam hal keragaman genetik dan morfologi dan informasi kesuburan tapaknya sebagai modal dasar untuk pengembangan sumber benih mindi. b. Mendapatkan metode yang tepat, efisien dan efektif dalam penanganan benih mindi, khususnya dalam hal teknik pematahan dormansi dan perkecambahan. c. Mengetahui kondisi sosial-ekonomi dan kelembagaan petani hutan rakyat, khususnya yang mengembangkan tanaman mindi, guna mendukung sumber benih yang akan dikembangkan. Untuk dapat menformulasikan strategi tersebut maka dibuat suatu bagan permasalahan yang ditampilkan pada Gambar 4. Sesuai dengan pendekatan tersebut di atas, maka terdapat tiga sub penelitian untuk dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu: 1. Penelitian mengenai keragaman genetik, morfologi dan kesuburan tapak tanaman mindi di hutan rakyat di Jawa Barat. 2. Penelitian mengenai teknik penanganan dan perkecambahan benih mindi untuk pengembangan sumber benih di hutan rakyat. 22 3. Penelitian mengenai kondisi sosial, ekonomi dan kelembagaan petani hutan, dalam hal ini penelitian dilakukan di dua lokasi di hutan rakyat mindi di Jawa Barat. Gambar 4. Bagan permasalahan strategi pengembangan sumber benih mindi hutan rakyat di Jawa Barat

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai Bulan Januari 2009 hingga Agustus 2010. Tempat pengambilan bahan penelitian dilakukan di 6 enam lokasi di Jawa Barat Tabel 3 dan Gambar 5. Tabel 3. Enam lokasi pengambilan bahan penelitian di Jawa Barat No Nama Lokasi Letak geografis Ketinggian m dpl Suhu ºC RH 1. Desa Nagrak, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor 06º 40’ 472” S 106º 53’ 615”E 250 - 350 26-27 70 2. Kampung Coblong, Tegal Mindi, Desa Sukakarya, Kec. Megamendung, Kab. Bogor 06º 40’ 477” S 106º 53’ 635”E 711 - 721 25,4 73 3. Desa Legok Huni, Kec. Wanayasa. Kab. Purwakarta 06º 39’ 378” S 107º 32’ 479”E 617 28,6 70 4. Desa Babakan Rema, Kec. Kuningan, Kab. Kuningan 06º 45’ S 108º20’ E 417 26-28 50-65