Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

120 6. Empat strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan sumber benih di hutan rakyat di Jawa Barat adalah : a. Strategi pemanfaatan potensi sumberdaya genetik tanaman mindi untuk peningkatan produksi benih dalam rangka pemenuhan kebutuhan pasar kayu mindi. b. Strategi pemanfaatan peluang pasar dan jaringan kerja untuk memperbaiki mutu benih mindi. c. Strategi peningkatan kapasitas petani dan pengembangan kelembagaan dalam usaha budidaya mindi. d. Strategi untuk meningkatkan minat petani dalam budidaya tanaman mindi.

6.2 Saran

Beberapa saran untuk pengembangan sumber benih mindi pada hutan rakyat di Jawa Barat, adalah sebagai berikut : 1. Potensi sumber daya genetik mindi di hutan rakyat di Jawa Barat perlu dipertahankan dan ditingkatkan keragamannya melalui penambahan materi genetik infusion dari populasi lain di Jawa Barat maupun populasi di luar Jawa Barat, dengan terlebih dahulu dianalisis tingkat keragaman genetiknya. 3. Penentuan jumlah pohon induk mindi dalam suatu populasi untuk sumber benih perlu didukung oleh hasil penelitian tentang sistem perkawinan mating system tanaman mindi. 2. Perlu adanya insentif yang diberikan bagi petani, untuk meningkatkan minat petani melakukan budi daya mindi, yang selanjutnya akan berdampak pada pengembangan sumber benih mindi. Adapun insentif tersebut dapat bersifat langsung bantuan bibit dan benih, tidak langsung memberikan pinjaman modal untuk pengembangan hutan rakyat secara umum dan enabling menyederhanakan dan menghilangkan peraturan yang sekiranya dapat menjadi pembatas bagi pengembangan hutan rakyat dan pengembangan sumber benih khususnya. DAFTAR PUSTAKA Adinugraha HA, Moko H. 2006. Teknik rejuvenasi pohon dalam pengadaan bibit untuk pembangunan hutan tanaman. Informasi Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. 41:1-13 Ahmed S, Idris S. 1997. Melia azedarach L. in Plant Resources of South-East Asia No 11. Auxiliary Plants. F Hanum and L.J.G. van der Maesen Editor. PROSEA, Bogor. 187-190. Andayani W. 2003. Strategi peningkatan efisiensi usaha perhutanan rakyat. Jurnal Hutan Rakyat. 53: 17-29 Aparajita S, Rout GR. 2010. Molecular analysis of Albizia species using AFLP markers for conservation strategies. Journal of Genetics 89 1: 95-99. Aritonang KV, Siregar IZ, Yunanto T. 2007. Manual analisis genetik tanaman hutan di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan. 41 hlm. Atmandhini RGB. 2011. Hubungan faktor tempat tumbuh dengan produksi buah mindi Melia azedarach L. di hutan rakyat Jawa Barat. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Badan Litbang Kehutanan. 2001. Mindi Melia azedarach L.. A.N. Gintings, Sunaryo, M. Natadiwirya dan P. Sutigno Editor. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Basri E, Yuniarti K. 2006. Sifat dan bagan pengeringan sepuluh jenis kayu hutan rakyat untuk bahan baku mebel. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan :175-182. Bewley JD, Black M. 1986. Seeds: Physiology of development and germination. Plenum Press. New York, London. 367 p. BPKH Wilayah XI dan MFP II. 2009. Potensi kayu dan karbon hutan rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990-2008. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura dan Forest Governance and Multi-stakeholders Forestry Programme MFP II. Jakarta. 54 hlm. Bramasto Y. 2002. Pembangunan dan pengelolaan sumber benih. Info Benih Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman 101: 51-61. Calamassi R, Puglisi SR, Vendramin GG. 1988. Genetic variation in morphological and anatomical needle characteristics in Pinus brutia Ten. Silvae Genetica 37: 5-6 Charleston DS, Kfir R, Dicke M, Vet LEM. 2006. Impact of botanical extracts derived from Melia azedarach and Azedarach indica on population of