Keragaman Genetik, Morfologi dan Kesuburan Tapak Tanaman Mindi di Hutan Rakyat di Jawa Barat

24 Pada masing- masing lokasi ditunjuk 20 pohon induk, baik untuk keperluan analisis DNA maupun analisis morfologi. Jumlah sampel yang digunakan untuk kegiatan analisis DNA dan morfologi disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah sampel kerja untuk kegiatan penelitian 1 Analisis DNA Analisis morfologi a. 6 populasi mindi b. 20 pohon induklokasi c. 6 x 20 = 120 sampel DNA d. 5 primer a. 6 populasi mindi b. 20 pohon induklokasi c. Tinggi total : 120 sampel d. Diameter : 120 sampel e. Tinggi bebas cabang : 120 sampel f. Buah : 10 x 20 x 6 = 1200 sampel g. Benih : 10 x 20 x 6 = 1200 sampel h. Daun : 5 x 20 x 6 = 600 sampel

3.3.1 Analisis keragaman genetik

Untuk analisis DNA metode yang digunakan adalah Random Amplified Polimorphic DNA RAPD. Penanda genetik yang digunakan adalah lima primer yang berasal dari hasil seleksi dua puluh lima primer, adapun primer yang mampu mengamplifikasi DNA mindi dan memperlihatkan pita polimorphik adalah primer OPA-07; OPY-13; OPY-16; OPA-09 dan OPO-05, yang diproduksi oleh The Midland Certified Reagent Co. dengan susunan basa nukleotida seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Primer dan susunan basa yang digunakan Primer Susunan Basa OPA-07 5’-GAAACGGGTG-3’ OPY-13 5’-GGGTCTCGGT-3’ OPY-16 5’-GGGCCAATGT-3’ OPA-09 5’-GGGTAACGGG-3’ OPO-05 5’-CCCAGTCACT-3’ Bahan dan alat Penelitian ini menggunakan 5–10 helai daun dari setiap pohon induk, daun tersebut dimasukkan dalam kantong plastik yang telah berisi silica gel, 25 selanjutnya disimpan di lemari pendingin dengan suhu ±5ºC sampai siap untuk diekstrak DNA. Alat-alat yang digunakan di Laboratorium meliputi mortar dan pestel, sarung tangan, pipet, pipet mikro, sentrifugasi, vortex, spatula, koleksi tabung, cetakan gel, bak elektroforesis, tray, microvawe, power supply, pH meter, gelas piala, gelas ukur, timbangan analitik, pengaduk magnet, lemari pendingin, water bath, ultraviolet transiluminator dan kamera digital. Prosedur kerja Metode yang digunakan untuk analisis DNA adalah metode RAPD William et al. 1990, yang meliputi isolasi DNA, uji kualitas dan kuantitas DNA, seleksi primer, amplifikasi DNA dan visualisasi hasil amplifikasi. Untuk mendapatkan ekstrak DNA dari setiap individu digunakan metode CTAB Doyle dan Doyle 1987. Selanjutnya untuk mendapatkan amplifikasi DNA digunakan mesin PCR-PTC100 MJ Research, untuk reaksi PCR digunakan 2 μl DNA ditambah Master Taqgreen go taq Promega sebanyak 7,5 μl dan 2,5 μl Nuclease–free water H 2 O serta 1,5 μl primer 0,5 – 2 M. Campuran tersebut selanjutnya dimasukkan dalam mesin PCR-PTC100 MJ Research dengan pengaturan suhu dan tahapan reaksi dengan total siklus 37 kali, yaitu pre denaturasi 1 kali suhu 95ºC selama 2 menit dilanjutkan denaturasi pada suhu 95ºC selama 1 menit, kemudian annealing dengan suhu 35ºC selama 2 menit dan extension pada suhu 72ºC selama 2 menit, tahap ini berlangsung 35 kali dan terakhir adalah final extension 1 kali suhu72ºC selama 5 menit. Hasil PCR selanjutnya dielektroforesis dengan menggunakan agarose 2 pada tegangan 100 Volt selama ±25 menit kemudian dilakukan perendaman pada EtBr selama 15 menit, selanjutnya dilihat pada UV transiluminator, dan dilakukan pemotretan. Hasil pemotretan dianalisis, yaitu dengan menggunakan skoring pada pita yang muncul. Penjelasan mengenai prosedur kerja analisis DNA mindi dapat dilihat pada Lampiran 1. Analisis data Pada metode RAPD pola pita yang muncul diterjemahkan ke dalam data biner berdasarkan ada atau tidaknya pita. Pendugaan keragaman genetik dalam populasi dan antar populasi dilakukan dengan bantuan program POPGENE 26 ver.1.31 Yeh et al. 1999, NTSYS 2.02 Rohlf 1998. dan GenAlEx 6.3 Peakall dan Smouse 2006. Adapun parameter keragaman genetik yang dihitung dalam penelitian ini adalah persentase lokus polimorfik PLP; jumlah alel yang teramati na; jumlah alel yang efektif ne; heterozigitas harapan He, diferensiasi genetik Gst, Principal Coordinates Analaysis PCA dan Analysis of Molecular Vari ance AMOVA.

3.3.2 Analisis morfologi

Metode yang digunakan dalam analisis morfologi adalah pengamatan dan pengukuran yang dilakukan pada setiap individu pohon mindi di setiap lokasi asal benih. Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter batang, morfologi daun, produksi buah, berat buah, panjang buah, diameter buah, berat benih, panjang benih, diameter benih dan berat 1000 butir. Bahan dan alat Bahan yang digunakan adalah 20 pohon induk yang telah ditunjuk di setiap lokasi penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk pengumpulan data morfologi tegakan adalah haga, pita meteran, galah berkait, teropong, caliper, timbangan dan kamera. Prosedur kerja Beberapa variabel morfologi pohon mindi yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter pohon, produksi buah, berat buah per butir, diameter buah, panjang buah, berat benih per butir, morfologi daun dan berat 1000 butir. Pengukuran buah dan benih mindi p d p d 27 Gambar 6. Cara pengukuran panjang p dan diameter d buah dan benih mindi 28 Pengukuran morfologi daun Pengukuran morfologi daun dilakukan pada 5 lima helai daun yang berasal dari 20 dua puluh pohon induk dari 6 enam populasi mindi. Pengukuran menggunakan metode yang telah digunakan untuk mengukur morfologi daun jenis Quercus sp. Kremer et al. 2002, adapun karakter yang diukur adalah lima dimensi karakter daun LL, PL, LW, SW dan WP, dua variable terukur NL dan NV dan satu didasarkan pada nilai scoring BS. LL laminal length : panjang helai daun PL petiole length : panjang tangkai daun LW lobe width : lebar dari tulang daun utama ke titik terlebar pada bagian helai daun SW sinus width : lebar terhadap sudut daun WPwidest point : panjang dari pangkal daun ke titik terlebar pada bagian helai daun NL number of lobes : jumlah lekukan terluar dari helai daun kanan dan kiri tulang daun NV number of intercalary veins : jumlah rangka daun BS Basal shape of lamina : bentuk dasar helai daun skoring 1- 3 Cara pengukuran semua karakter dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8. Gambar 7. Cara pengukuran terhadap lima karakater morfologi PL, LL, WP, LW dan SW daun mindi Sumber: Kremer et al. 2002 29 Gambar 8. Penilaian untuk karakter BS Sumber: Kremer et al. 2002 Analisis data Untuk mengetahui keragaman karakteristik morfologi individu pohon, maka digunakan metoda analisis statistika peubah ganda Analysis Multivariate, yaitu melalui pendekatan dengan menggunakan Principal Component Analysis PCA, Canonical Discriminant Analysis CDA, Predicted Group Membership dan Clustering. Pengolahan data menggunakan software SPSS ver 15.

3.3.3 Analisis kesuburan tapak tanaman mindi

Sebagai data pendukung untuk mengetahui sumber daya mindi di hutan rakyat dilakukan analisis kesuburan tapak, yaitu untuk mengetahui status hara pada setiap lokasi penelitian. Analisis ini berdasarkan data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh berdasarkan hasil penelitian Atmandhini 2011 yang telah melakukan analisis pengaruh faktor tempat tumbuh terhadap produksi buah mindi di hutan rakyat Jawa Barat. Sedangkan data primer diperoleh dari hasil analisis kadar hara pada daun. Bahan dan alat Bahan yang digunakan untuk dapat menilai kondisi kesuburan tapak di bawah tegakan mindi di hutan rakyat di Jawa Barat adalah data sekunder Atmandhini 2011 dan contoh daun mindi dari setiap lokasi penelitian sebagai bahan untuk analisis jaringan. Prosedur kerja Pengambilan contoh daun Contoh daun diambil secara acak pada setiap populasi di enam populasi tanaman mindi di hutan rakyat. Contoh daun diambil sebanyak 3 ulangan dari 30 setiap lokasi. Selanjutnya daun dianalisis di laboratorium, adapun unsur kimia yang dianalisis yaitu C, N, P, K serta kadar air. Analisis data Hasil analisis hara pada jaringan daun selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar kecukupan dan kekurangan beberapa unsur hara makro untuk beberapa jenis ekaliptus Dell et al. 2003, sebagai salah satu tanaman kehutanan, karena standar kecukupan hara untuk tanaman mindi belum ada.

3.4 Teknik Penanganan dan Perkecambahan Benih Mindi untuk

Pengembangan Sumber Benih di Hutan Rakyat 3.4.1 Bahan dan alat Bahan digunakan dalam penelitian ini adalah benih mindi yang dipanen dari 20 pohon induk pada setiap lokasi tanaman mindi Gambar 9. Bahan yang digunakan untuk pematahan dormansi adalah larutan asam sulfat H 2 SO 4 dengan konsentrasi 95, air accu dan air kelapa muda. Untuk perkecambahan digunakan media campuran tanah dan pasir. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah galah berkait, karung, bak kecambah, tampah, lantai jemur, seng, label, oven, mikroskop, kamera digital dan timbangan analitik.

3.4.2. Tempat Penelitian

Pengamatan struktur anatomi benih dilakukan di Laboratorium Anatomi Kayu, Pusat Penelitian Teknologi dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan Litbang Kehutanan Bogor, sedangkan pengujian kandungan biokimia kulit benih dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Obat dan Aromatik, Kementrian Pertanian serta di Laboratorium Kimia Kayu, Fakultas Kehutanan, IPB. Selanjutnya pengujian pematahan dormansi dan perkecambahan dilakukan di Laboratorium Balai Teknologi Perbenihan Bogor. 31 a b c Gambar 9. Penunjukkan pohon induk a, pengunduhan buah b dan c 3.4.3 Pengumpulan data Pengumpulan data didasarkan pada hasil pengujian benih di laboratorium, meliputi a pengamatan struktur anatomi dan biokimia benih, b pengujian pematahan dormansi secara mekanis dan kimia serta c pengujian viabilitas dan vigor benih. Jumlah sampel kerja untuk setiap kegiatan adalah sebagai berikut Tabel 6. Tabel 6. Jumlah sampel untuk analisis anatomi, biokimia dan pematahan dormansi benih mindi Anatomi benih Biokimia benih Pematahan dormansi mekanis dan kimiawi 6 lokasi masing-masing 5 butir 6 lokasi masing- masing 100 g Masing-masing lokasi : 10 perlakuan, 4 ulangan 50 butir 3.4.4 Prosedur Kerja : 3.4.4.1 Pengukuran struktur anatomi benih mindi Penelitian struktur anatomi benih dilakukan tiga tahap: 1 pembuatan preparat; 2 pengamatan dan pengukuran; serta 3 pembuatan foto mikroskopis dan makroskopis dari setiap penampang yang telah dibuat Lampiran 2.. Tahap 1. Dalam pembuatan preparat, contoh benih mindi harus dilunakkan terlebih dahulu sebelum disayat, dalam pembuatan preparat ini digunakan Metode Sass Sass 1961. Karakter kulit benih mindi termasuk dalam jenis kayu yang keras