Seleksi Primer Amplifikasi DNA

134 a. Ambil masing-masing DNA hasil pengenceran sebanyak 2 μl kemudian masukkan dalam tube yang berbeda 1 DNA 1 tube. Setiap tube ditambahkan 7,5 green go + 2,5 aquadest + 1,5 primer x. Campuran ini selanjutnya disentrifuse. b. Masukkan dalam mesin PCR selama ± 4 jam dengan pengaturan suhu dan tahapan reaksi dengan total siklus adalah 37 kali. c. Setelah proses PCR selama ± 4 jam selanjutnya dilakukan running elektroforesis dengan menggunakan agrose 2 yaitu 0,30 g agarose dicampur 15 ml TAE. Setiap lubang gel diisi oleh campuran DNA sebanyak 5 μl, sedangkan marker diletakkan pada lubang bagian awal sebanyak 4 μl. Tegangan listrik yang digunakan 90 volt selama 24 menit. d. Setelah itu dilakukan perendaman dalam EtBr selama 15 menit, selanjutnya dilihat pada UV transiluminator, dan dilakukan pemotretan dengan foto gel. e. Seragam tidaknya DNA dari setiap individu diamati dari pita yang dihasilkan.

5. Analisis Data

Pita DNA diterjemahkan dalam data biner berdasarkan ada tidaknya pita dengan ketentuan nilai 0 nol untuk tidak ada pita dan nilai 1 satu untuk adanya pita pada suatu posisi yang sama dari setiap individu yang dibandingkan. Data yang diperoleh, diolah dengan menggunakan software Popgene versi 1.31 dan Unweighted Pair Grouping Method with Arithmatic Averaging UPGMA dengan software NTSYS versi 2.0 dan Genalex ver 6.0 Peakall Smouse 2006 135 Lampiran 2. Tahapan persiapan pengamatan struktur anatomi dan dimensi serat kulit benih mindi

1. Persiapan dan pengukuran struktur anatomi

Penelitian struktur anatomi benih dilakukan tiga tahap, yaitu 1 pembuatan preparat, 2 pengamatan dan pengukuran, serta 3 pembuatan foto mikroskopis dari ketiga penampang yang telah dibuat. Contoh benih dilunakkan terlebih dahulu sebelum disayat. Pelunakan contoh benih dilakukan sebagai berikut: merebusnya selama 2 x 6 jam dalam panci presto lalu direndam dalam alkohol gliserin 1 : 1 selama 1 minggu sebelum disayat. Contoh benih selanjutnya direndam dalam aquadestilata selama 3 hari lalu dipindahkan ke dalam larutan alkohol gliserin 1 : 1 selama 1 minggu sebelum disayat. Karena embrio benih lunak dan mudah koyak, digunakan PEG dengan metode sebagai berikut: contoh benih yang telah dirapikan direndam dalam campuran PEG 4000 dan alkohol 96 dengan perbandingan 1 : 5, kemudian dimasukkan dalam oven dengan suhu 60ºC selama kurang lebih 5 hari indikatornya sampai tinggi larutan tersebut tidak berkurang lagi atau stabil, yang berarti PEG sudah mengisi semua rongga sel. Kemudian contoh uji bersama larutannya dipindahkan ke dalam kotak kertas dibuat secara khusus, dan dibekukan ke dalam lemari pendingin hingga cukup keras untuk disayat. Setelah cukup lunak atau cukup keras yang menggunakan PEG, contoh benih disayat dengan mikrotom setebal 15-25 mikron. Sayatan yang dibuat meliputi penampang lintang dan penampang transversal. Sayatan yang baik lalu dipilih dan dicuci dalam aquades lalu dihilangkan kandungan airnya didehidrasi berturut-turut dengan alkohol 30, 50, 70, 96 dan alkohol absolut. Selanjutnya sayatan dibeningkan dengan cara merendamnya beberapa saat, berturut-turut dalam karboxylol dan toluene. Sesudah itu sayatan direkat dengan entelan di atas object glass Sass 1961 . Metode Sass 1961: Sass JE. 1961. Botanical Microtechnique. Third edition. The IOWA State University Press. Amess. Iowa.