BAB VI SIKAP BERDASARKAN KARAKTERISTIK
Karakteristik individu yang diteliti pada penelitian ini adalah keadaan seseorang yang berkaitan dengan dirinya yang terdiri atas status sosial ekonomi
keluarga, usia dan pendidikan.
6.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga adalah taraf hidup rumahtangga yang dilihat dari dua belas variabel yaitu : pengeluaran, pendapatan, kondisi bangunan rumah,
luas lahan pekarangan, status rumah dan pekarangan, sumber air bersih, penggunaan bahan bakar untuk memasak, penggunaan listrik, kepemilikan kamar
mandi, kepemilikan sepeda motor, tempat berobat, dan penilaian perkembagan kesejahteraan keluarga. Status sosial ekonomi keluarga dibagi menjadi tiga
katagori berdasarkan persentase sebaran normal, yaitu status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan rendah. Pada Tabel 15 disajikan sikap responden terhadap
beras padi dan beras singkong berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga.
Tabel 15. Jumlah dan Persentase Responden menurut Sikap dan Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga di Kampung Cireundeu
Sikap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga
Tinggi Sedang
Rendah Jml
Jml Jml
Beras Padi Positif
0 0 4
20 2
100 Netral
8 100 16
80 0 0
Negatif 0 0
0 0 Jumlah
8 100 20
100 2
100 Beras Singkong
Positif 3
37,5 3
15 0 0
Netral 5
62,5 17
85 2 100
Negatif 0 0
0 0 0 0
Jumlah 8 100
20 100
2 100
Jumlah responden yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang tinggi sebanyak 26,67 persen 8 responden, sedang sebanyak 66,67 persen 20
responden, dan rendah sebanyak 6,67 persen 2 responden. Terdapat
kecenderungan sikap terhadap beras padi yang berbeda antara responden tingkat sosial ekonomi tinggi dan sedang dengan yang sosial ekonominya rendah.
Responden dengan tingkat sosial ekonomi tinggi dan sedang cenderung memiliki sikap netral terhadap beras padi, sedangkan pada sosial ekonomi rendah
cenderung memiliki sikap yang positif terhadap beras padi. Berbeda dengan sikap terhadap beras singkong, responden dengan ketiga tingkat ekonomi ini memiliki
kecenderungan yang sama, yaitu sikap yang netral, sehingga juga dapat dikatakan bahwa sikap terhadap singkong, kecenderungannya adalah sikap yang netral baik
pada yang berstatus sosial ekonomi tinggi, sedang, maupun rendah. Sikap netral disini memiliki arti bahwa sikapnya tidak terlalu positif dan juga tidak terlalu
negatif atau dengan kata lain sikapnya biasa saja. Sikap terhadap beras padi yang paling positif adalah responnden dengan
tingkat status sosial ekonominya rendah dan yang paling netral adalah yang tingkat sosial ekonominya tinggi. Namun sebaliknya dengan beras singkong.
Sikap terhadap beras singkong yang paling positif adalah yang tingkat sosial ekonominya tinggi dan yang paling netral adalah yang tingkat sosial ekonominya
rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa ternyata semakin tinggi tingkat sosial ekonomi masyarakat maka cenderung akan memiliki sikap yang semakin netral
terhadap beras padi, sedangkan terhadap beras singkong sikapnya semakin positif. Pada penelitian ini, masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah semakin
positif terhadap beras padi kemungkinannya adalah karena mereka mendapatkan Raskin yang harganya Rp. 1600, artinya masyarakat miskin dapat mengkonsumsi
beras padi dengan harga yang murah, sedangkan masyarakat yang kaya membeli beras padi dengan harga yang mahal yaitu saat ini sekitar Rp.6.500. Selain itu,
orang yang tingkat status sosial ekonominya tinggi, meskipun harga beras yang dibelinya mahal tetapi tetap saja masih dapat membelinya, sedangkan yang
tingkat sosial ekonominya rendah meskipun mendapatkan harga beras yang sangat mudah Raskin tetapi tetap saja sering kesulitan untuk membeli beras. Jadi
semakin mudah mendapatkan sesuatu maka keinginan terhadap sesuatu itupun tidak terlalu besar.
Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara tingkat sosial ekonomi dan sikap terhadap beras padi menunjukkan nilai p-value pada kolom
sig.2-tailed 0.010 0.05 level of significant α, artinya tingkat sosial ekonomi
berkorelasi dengan sikap terhadap beras padi. Namun karena koefisien korelasinya negative maka arah korelasinya berlawanan. Artinya semakin tinggi
tingakt sosial ekonomi maka sikapnya semakin rendah terhadap beras padi. Hasil uji korelasi ini sesuai dengan hasil tabel silang pada Tabel 15. Berbeda dengan
sikap terhadap beras padi, sikap terhadap beras singkong tidak berkorelasi dengan tingkat sosial ekonomi, hal ini berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman
antara tingkat sosial ekonomi dan sikap terhadap beras singkong menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.135 0.05 level of significant
α, artinya tingkat sosial ekonomi tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras singkong.
6.2. Karakteristik Usia