BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Beras Padi
Beras Padi
1
Oryza Sativa adalah bagian bulir padi gabah yang telah dipisah dari sekam. Sekam Jawa merang secara anatomi disebut palea bagian
yang ditutupi dan lemma bagian yang menutupi. Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga
digunakan sebagai bahan pembuat berbagai macam makanan dan kue-kue yang utamanya berasal dari ketan, termasuk pula untuk dijadikan tapai. Selain itu, beras
merupakan komponen penting bagi jamu beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin. Pada bidang industri pangan,
beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan beras lapisan aleuron, yang memiliki kandungan gizi tinggi, diolah menjadi tepung bekatul rice bran.
Bagian embrio juga diolah menjadi suplemen makanan dengan sebutan tepung mata beras. Beras juga dijadikan sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten
dalam bentuk berondong untuk diet. Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Status ini
merupakan kehormatan dan kebanggaan negara di tingkat dunia, namun yang menjadi masalah adalah seberapa besar kebanggaan tingkat negara ini menjadi
kebanggaan di tingkat petani. Hal tersebut karena pada kenyataannya hingga tahun 2001 sekitar 70 persen petani padi termasuk petani kecil dan buruh tani
termasuk golongan masyarakat miskin Suryana dalam Tarigan 2003. Swasembada beras kini benar-benar telah membuat masyarakat Indonesia
sangat bergantung dalam mengkonsumsi beras. Beras telah membudaya sehingga sulit untuk mengalihkan ke bahan pangan lainnya, sedangkan ketersediaan beras
mulai tidak mencukupi. Oleh karena jenis makanan pokok keluarga merupakan bentuk konkrit dari sebuah budaya maka proses perubahannya hanya bisa
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Ada indikasi bahwa beras
1
http:id.wikipedia.orgwikiBeras
dikonstruksikan sebagai makanan yang enak dan melambangkan status sosial yang lebih baik. Ini bisa dilihat pada masyarakat pedesaan di Jawa, yang
mengkonsumsi gaplek atau jagung jika dan hanya jika ketersediaan beras terbatas tidak tersedia di wilayah atau rumahtangga tidak mampu membelinya. Hal yang
sama terjadi di Maluku, hampir tidak ditemukan rumahtangga yang mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Sarapan pagi dengan papeda
menjadi momen yang langka, padahal agroekosistem yang memungkinkan untuk ditanami padi sangat terbatas Tarigan 2003.
2.1.2. Singkong