Komponen Afektif terhadap Beras Singkong

mengkonsumsi beras singkong, maka wajar mereka menganggap bahwa beras singkonglah simbol kesejahteraan bagi mereka. Demikian juga dengan mengkombinasikan beras singkong dengan berbagai macam lauk.

5.2.2. Komponen Afektif terhadap Beras Singkong

Komponen afektif terhadap beras singkong adalah aspek sikap yang menyangkut perasaan serta penilaian masyarakat terhadap beras singkong sebagai bahan pangan pokok. Komponen afektif dlihat dari dimensi rasa tidak enak- enak, aroma apek - wangi , bentuk tidak menarik – menarik, dan perasaan malu - bangga dan bosan – tidak bosan. Setiap komponen afektif ini mendapatkan skor terendah 1 dan tertinggi 4. Pada Tabel 13 menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat kecenderungan tingkat afektif yang berbeda pada setiap kelompok responden. Kelompok K.BP cenderung memiliki perasaan yang negatif terhadap beras singkong 40 persen, meskipun terdapat responden dari kelompok ini yang netral 40 persen dan positif hanya 20 persen. Sementara kelompok K.BC 80 persen dan K. BS 100 persen memiliki perasaan yang sangat positif terhadap beras singkong. Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden pada Setiap Kelompok berdasarkan Komponen Afektif tentang Beras Singkong Tingkat Perasaan tentang Beras Singkong Jumlah Total Presentase K.BP n=10 K. BC n=10 K. BS n=10 Jml Jml Jml Positif 2 20 8 80 10 100 20 66,67 Netral 4 40 2 20 6 20 Negatif 4 40 4 13,33 Total 10 100 10 100 10 100 30 100 Dimensi pada Komponen Afektif terhadap Beras Singkong Perasaan positif, netral, dan negatif terhadap beras singkong yang berbeda- beda pada setiap kelompok responden merupakan kecenderungan perasaaan responden mengenai beras singkong tentang rasanya, bentuk, aroma, perasaan bosan, dan bangga. Bila dijabarkan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 4 maka dapat diketahui bahwa terdapat 3,33 persen responden dari K.BP yang berpendapat bahwa rasa beras singkong sangat tidak enak dan tidak enak sebanyak 6,67 persen responden. Selain itu juga terdapat 6,67 persen responden pada K.BP dan K.BC yang berpendapat bahwa aroma beras singkong apek atau tidak wangi dan 13,33 persen responden berpendapat aroma beras singkong sangat tidak wangi dari K.BP. Pada K.BP juga terdapat 10 persen responden yang berpendapat bahwa beras singkong tidak menarik dan 10 persen sangat tidak menarik. Pada K.BC juga terdapat 3,33 persen yang berpendapat beras singkong sangat tidak menarik. Selain itu juga terdapat 13,33 persen responden yang merasa malu mengkonsumsi beras singkong dan 10 persen yang sangat malu mengkonsumsi beras singkong. Responden yang merasa sangat malu dan malu mengkonsumsi beras singkong ini adalah termasuk K.BP. Salah satu alasan responden merasa malu mengkonsumsi beras singkong karena ia malu pada teman-teman kantornya jika memakan beras singkong yang dianggap belum wajar di umum. Beras singkong juga dianggap sangat membosankan yaitu oleh 16,67 persen dan membosankan bagi 3,33 persen responden sehingga beras singkong hanya mereka makan jika mereka sedang ingin saja atau jika diberikan oleh tetangga. Seluruh responden yang menganggap beras singkong membosankan tersebut adalah kelompok responden K.BP. Seluruh responden pada K.BS memiliki perasaan yang positif terhadap beras singkong. Perasaan dan penilaian yang positif terhadap beras singkong ini adalah karena mereka setiap harinya sudah terbiasa memakan beras singkong sejak kecil, sehingga semua responden pada kelompok ini menyukai rasa, aroma, dan bentuk dari beras singkong. Mereka pun bangga tetap memakan beras singkong untuk mengikuti kebiasaan nenek moyangnya. Beras singkong tidak membuat mereka bosan sehingga mereka masih mengkonsumsi beras singkong hingga saat ini. Kelompok K.BP memiliki perasaan yang negatif terhadap beras singkong adalah karena budaya sebagian besar masyarakat di Indonesia adalah makan beras, sehingga agak aneh jika beras singkong dikonsumsi di luar wilayah ini, meskipun sudah dianggap wajar di Kampung Cireundeu. Hal ini terkait dengan kebiasaan. Seluruh responden mengakui bahwa beras padi rasanya enak, aromanya wangi, dan bentuknya pun menarik karena memang belum ada yang bisa menggantikan beras padi dalam hal rasanya, sedangkan beras singkong, hanya beberapa orang saja yang mengkonsumsi beras singkong setiap harinya. Mereka yang mengkonsumsi beras singkong pun tetap bertahan mengkonsumsi beras singkong karena juga sudah terbiasa diberikan makan beras singkong sejak kecil, sehingga meskipun banyak orang yang mengatakan bentuk beras singkong yang tidak menarik dan rasanya yang tidak pulen pun tidak akan terlalu mempengaruhi mereka, sekali lagi karena sudah terbiasa. Selain itu juga karena kepercayaan kuat yang mereka anut memberikan pantangan bagi mereka untuk mengkonsumsi beras padi. Perbandingan Dimensi pada Komponen Afektif terhadap Beras Singkong Pada Tabel 14 disajikan skor rata-rata pada setiap pernyataan komponen afektif terhadap beras singkong. Tabel 14. Jumlah Skor Rata-Rata Pada Setiap Pernyataan Komponen Afektif terhadap Beras Singkong No Dimensi Afektif terhadap Beras Padi Skor Rata-Rata Kelompok Skor Rata-Rata Keseluruhan K. BP K.BC

K.BS Jml

1 Enak 2,6 3,3 3,1 3 2 Wangi 2,3 3 3,1 2,8 3 Menarik 2,3 2,7 3 2,67 4 Bangga 2,1 3 3,3 2,8 5 Tidak bosan 2 3,4 3,3 2,9 Rata-Rata Afektif 2,26 3,08 3,16 2,83 Pada Tabel 14 dapat diketahui intensitas perasaan responden pada masing- masing dimensi afektif terhadap beras singkong. Terdapat perasaan yang berbeda antara K.BP dengan K.BC dan K.BS skor rata-rata K.BP di bawah 3, sedangkan K.BC dan K.BS di atas 3 yaitu hampir pada seluruh dimensi afektif kecuali pada dimensi bentuk. Perasaan K.BS dan K.BC sangat positif pada dimensi rasa, aroma, perasaan tidak bosan, dan perasaan bangga, sedangkan K.BP cenderung negatif terhadap keempat dimensi tersebut. Dapat dikatakan kelompok K.BC dan K.BS sepakat bahwa beras singkong rasanya enak, aromanya wangi, tidak membosankan, serta bangga mengkonsumsi beras singkong, namun K.BP tidak sepakat dengan hal tersebut. Responden kelompok K.BP jarang mengkonsumsi bahkan ada yang tidak pernah mengkonsumsi beras singkong, sehingga wajar jika memiliki perasaan tersebut jika dibandingkan dengan beras padi. Terdapat perasaan yang sama antara K.BP dan K.BC yaitu kedua kelompok ini sepakat bahwa bentuk beras singkong kurang menarik, sedangkan bagi K.BS sudah terbiasa mengkonsumsi beras singkong setiap hari sehingga mengganggap bentuk beras singkong tentu saja menarik. Tidak adanya dimensi afektif pada K.BP yang positif menggambarkan bahwa memang belum ada yang bisa menggantikan beras padi dibenak mayoritas masyarakat Indonesia, baik dalam hal rasa,aroma, maupun bentuk. Bahkan saat masa Suharto, beras padi dijadikan indikator kesejahteraan masyarakat sehingga mengkonsumsi beras padi dapat juga dikatakan sebagai salah satu cara mempertahankan prestise.

5.2.3. Iktisar

Dokumen yang terkait

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

4 73 95

Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras Dan Pangan Non Beras (Studi Kasus: Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

11 80 108

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

14 112 70

Pola Konsumsi Masyarakat dan Perilaku Hemat Energi (Studi Pada Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan).

1 61 98

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli

41 306 114

A. Ketersediaan Beras Tahun Ketersediaan Beras (Kg) - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Sumatera Utara

0 0 20

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

0 0 12

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 11