beras padi. Begitu juga sikap terhadap beras singkong, berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara usia dan sikap terhadap beras singkong
menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.091 0.05 level of significant
α, artinya usia tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras singkong.
6.3. Karakteristik Pendidikan
Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden. Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga katagori yang tingkat
pendidikan rendah jika tidak tamat SD dan lulus SD, tingkat pendidikan sedang jika lulus SMP atau SMA. Tingkat pendidikan tinggi jika lulus Perguruan Tinggi.
Jumlah responden yang berpendidikan tinggi yaitu 3,33 persen 1 responden, tingkat pendidikan sedang 40 persen 12 responden, dan tingkat pendidikan
tinggi yaitu 56,67 persen 7 orang. Pada Tabel 17 disajikan sikap responden terhadap beras padi dan beras singkong berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan Pendidikan di Kampung Cireundeu
Sikap Pendidikan
Tinggi Sedang
Rendah Jml
Jml Jml
Beras Padi Positif
1 8,33
5 29,41
Netral 1
100 11 91,67
12 70,59
Negatif 0 0
0 0 Jumlah
1 100
12 100 17 100
Beras Singkong Positif
2 16,67
4 23,53
Netral 1
100 10
83,33 13
76,47 Negatif
0 0 0 0
Jumlah 1
100 12 100
17 100
Pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang sama antara responden yang berpendidikan tinggi, sedang, maupun rendah, yaitu
memiliki sikap yang cenderung netral baik terhadap beras padi maupun beras
singkong. Sikap teradap beras padi dan beras singkong yang paling positif adalah yang pendidikannya tergolong rendah dan yang paling netral adalah yang
pendidikannya tergolonng tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka kecenderungan sikapnya semakin netral baik terhadap beras padi maupun beras
singkong. Pada penelitian ini, pendidikan tidak mempengaruhi dalam memilih konsumsi bahan pangan pokok. Masyarakat yang mengkonsumsi beras padi setiap
hari adalah sudah terbiasa mengkonsumsi beras padi setiap hari. Begitu juga dengan masyarakat yang mengkonsumsi beras singkong, ketaatannya pada
kepercayaan yang mereka anut yaitu untuk mengkonsumsi beras singkong pun sudah berubah menjadi kebiasaan mengkonsumsi beras singkong karena sudah
makan beras singkong sejak lahir. Jadi, pilihan bahan pangan pokok yang mereka makan bukanlah karena pengetahuan yang mereka dapatkan dari hasil pendidikan.
Masyarakat yang tidak berpendidikan pun dapat memiliki pengetahuan mengenai beras padi maupun beras singkong dari lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain,
berarti pendidikan tidak mempengaruhi seseorang dalam memilih bahan pangan. Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara tingkat pendidikan
dan sikap terhadap beras padi menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2- tailed 0.091 0.05 level of significant
α, artinya tingkat pendidikan tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras padi. Berdasarkan hasil uji korelasi rank
Spearman antara tingkat pendidikan dan sikap terhadap beras singkong menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.560 0.05 level of
significant α, artinya tingkat pendidikan tidak berkorelasi dengan sikap terhadap
beras singkong.
6.4. Iktisar