Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sikap dan Perilaku Konusumsi Masyarakat Terhadap Bahan Pangan Pokok
Keterangan
: Hubungan : Fokus Penelitian
: Mempengaruhi
2.3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Kelompok K.BP cenderung memiliki sikap yang positif terhadap beras padi dan negatif terhadap beras singkong.
2. Kelompok K.BS cenderung memiliki sikap yang positif terhadap beras singkong dan negatif terhadap beras padi.
Karakteristik Individu
1.
Status Sosial Ekonomi Rumahtangga
2.
Usia
3.
Pendidikan
Negatif Positif
Perilaku Komsumsi Bahan Pangan Pokok 1. Frekuensi Konsumsi
2. Cara Konsumsi Sikap terhadap Bahan Pangan Pokok
1. Komponen Kognitif Dimensi manfaat, budaya,
keunggulan, dan harga 2. Komponen Afektif
Dimensi rasa, bentuk, aroma dan perasaan
Faktor Pengaruh 1. Aspek Situasi
2. Aspek Sikap a.Sumber Sikap
b.Kekuatan Sikap c.Kekhususan Sikap
3. Kelompok K.BC cenderung memiliki sikap yang netral terhadap beras padi dan beras singkong.
4. Terdapat hubungan antara sikap dengan karakteristik individu yaitu tingkat sosial ekonomi, usia, dan pendidikan.
5. Terdapat hubungan antara sikap dan perilaku konsumsi masyarakat terhadap beras padi dan beras singkong sebagai bahan pangan pokok.
2.4. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini berkaitan dengan kerangka pemikiran yaitu sikap terhadap bahan pangan pokok yang terdiri komponen
kognitif dan afektif, karakteristik yaitu tingkat sosial ekonomi, usia, dan pendidikan, perilaku konsumsi yang terdiri dari frekuensi konsumsi dan cara
konsumsi yang diukur secara kuantitatif. Selain itu juga terdapat definisi operasional ketiga kelompok responden yang diteliti. Definisi operasional tersebut
adalah sebagai berikut: 1. Sikap masyarakat adalah kecenderungan masyarakat dalam menanggapi bahan
pangan beras padi dan beras singkong sebagai bahan pangan pokok dalam bentuk tanggapan positif maupun negatif. Pada penelitian ini sikap dilihat
melalui 2 komponen sikap yaitu kognitif dan afektif. Pernyataan yang diajukan memiliki empat pilihan jawaban dengan skor : sangat tidak setuju
skor 1, tidak setuju skor 2, setuju skor 3, dan sangat setuju skor 4 yang akan dijawab oleh 30 responden
a. Komponen kognitif adalah aspek sikap yang menyangkut pengetahuan dan keyakinan masyarakat terhadap beras padi dan beras singkong sebagai
bahan pangan pokok. Komponen kognitif dilihat melalui 13 pernyataan yang terdiri dari dimensi manfaat, budaya, keunggulan serta harga beras
padi dan beras singkong. Komponen kognitif dibagi menjadi tiga katagori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Tinggi 39 ≤ x ≤ 52 = skor 3
Sedang 26 ≤ x 39 = skor 2 Rendah 13
≤ x 26 = skor 1
Nilai setiap variabel = XiXn100 b. Komponen afektif adalah aspek sikap yang menyangkut perasaan serta
penilaian masyarakat terhadap beras padi dan beras singkong sebagai bahan pangan pokok. Komponen afektif dlihat melalui 5 pernyataan
dengan dimensi rasa, aroma, bentuk, dan perasaan. Komponen afektif dibagi menjadi tiga katagori, yaitu positif, netral, dan negatif.
Positif 15 ≤ x ≤ 20 = skor 3
Netral 10 ≤ x 15 = skor 2 N
egatif 5 ≤ x 10 = skor 1 c. Pengukuran sikap merupakan penjumlahan dari total nilai komponen
kognitif dan afektif yang dibagi menjadi tiga katagori, yaitu sikap yang positif, netral, dan negatif.
Positif 54 ≤ x ≤ 72 = skor 3 Netral 36
≤ x 54 = skor 2 Negatif 18
≤ x 36 = skor 1 2. Karakteristik responden adalah keadaan responden yang berkaitan dengan
dirinya yang terdiri atas status sosial ekonomi keluarga, pendidikan , dan usia. a. Status sosial ekonomi keluarga adalah taraf hidup rumahtangga yang
dilihat dari dua belas variabel yaitu : pengeluaran, pendapatan, kondisi bangunan rumah, luas lahan pekarangan, status rumah dan pekarangan,
sumber air bersih, penggunaan bahan bakar untuk memasak, penggunaan listrik, kepemilikan kamar mandi, kepemilikan sepeda motor, tempat
berobat, dan penilaian perkembangan kesejahteraan keluarga. Status sosial ekonomi keluarga dibagi menjadi tiga katagori berdasarkan persentase
sebaran normal, yaitu status sosial ekonomi tinggi, sedang, dan rendah. Setiap
variabel dipersentasekan
terlebih dahulu,
setelah itu
dipersentasekan dengan persentase rata-rata dari seluruh variabel.
Ket : Xi = persentase setiap variabel Xn = persentase rata-rata variabel
Tingkat sosi al ekonomi tinggi 103 ≤ x ≤ 123 = skor 3
Tingkat sosial ekonomi sedang 86 ≤ x 103 = skor 2 Tingkat sosial
ekonomi rendah 67 ≤ x 86 = skor 1 b. Usia adalah selisih antara tahun responden dilahirkan dengan tahun pada
saat penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi 3 katagori berdasarkan sebaran normal, yaitu :
Usia tua 50-63 tahun = skor 3 Usia paruh baya 35-49 tahun = skor 2
Usia muda 21-34 tahun = skor 1 c. Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti
oleh responden. Tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga katagori, yaitu : Tingkat pendidikan tinggi Perguruan Tinggi = skor 3
Tingkat pendidikan sedang SLTP atau SMA = skor 2 Tingkat pendidikan rendah tidak tamat SD atau SD = skor 1
2. Perilaku konsumsi adalah tingkah laku seseorang dalam mengkonsumsi bahan pangan yaitu beras padi dan beras singkong, baik mengkonsumsinya sebagai
bahan pangan pokok, bahan pangan tambahan, atau bahkan tidak mengkonsumsi pangan tersebut. Perilaku konsumsi dilihat dari frekuensi
konsumsi dan cara konsumsi. a. Frekuensi konsumsi
- Selalu setiap hari = skor 4 - Sering = skor 3
- Kadang-kadang = skor 2 - Tidak pernah = skor 1
b. Cara Konsumsi - Dikonsumsi dengan lauk apapun yang tersedia dan dihidangkan
juga untuk tamu = skor 6 - Dikonsumsi hanya dengan lauk tertentu saja dan dihidangkan juga
untuk tamu = skor 5 - Dikonsumsi dengan lauk apapun yang tersedia dan dihidangkan
untuk keluarga, diberi skor = 4
- Dikonsumsi hanya dengan lauk tertentu saja dan dihidangkan untuk keluarga, diberi skor = 3
- Dikonsumsi hanya sebagai makanan selingancemilan = skor 2 - Tidak pernah dikonsumsi dan dihidangkan untuk keluarga maupun
tamu = skor 1 3. Kelompok responden adalah responden-responden yang dikelompokkan
berdasarkan karakteristik yang sama, yaitu jenis konsumsi bahan pangan pokok keluarga setiap hari. Pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok
responden. a. K.BP adalah singkatan dari kelompok responden yang seluruh anggota
keluarganya dalam satu KK mengkonsumsi beras padi setiap hari. Responden kelompok K.BP memasak beras padi saja setiap harinya yang
dijadikan bahan pangan pokok. Kelompok K.BP ini kemungkinan juga pernah mengkonsumsi beras singkong, hanya saja dalam frekuensi yang
jarang dan kebanyakan masih mengganggap beras singkong sebagai makanan selingan atau cemilan.
b. K.BS adalah singkatan dari kelompok responden yang seluruh anggota keluarganya dalam satu KK mengkonsumsi beras singkong. Responden
kelompok K.BS memasak beras singkong saja setiap harinya yang dijadikan bahan pangan pokok. Kelompok K.BS ini tidak pernah
mengkonsumsi beras padi. Masyarakat yang mengkonsumsi beras singkong identik dengan kelompok penghayat yang memiliki pantangan
mengkonsumsi beras padi. c. K.BC adalah singkatan dari kelompok responden yang anggota
keluarganya ada yang mengkonsumsi beras padi dan ada juga yang mengkonsumsi beras singkong. Kelompok responden ini setiap harinya
memasak dua bahan pangan pokok yaitu beras padi dan beras singkong. Anggota keluarga yang makan beras singkong tidak pernah mengkonsumsi
beras padi, sedangkan anggota keluarga yang mengkonsumsi beras padi kadang-kadang juga ikut makan beras singkong. Pada keluarga ini
membebaskan anggota keluarganya untuk memilih tanpa dipaksa harus makan beras padi maupun beras singkong.
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Kampung Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat gambar lokasi dapat dilihat
pada Lampiran 1. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa di Kampung Cireundeu ini terdapat masyarakat yang telah
mengkonsumsi beras singkong sebagai bahan pangan pokok. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2011.
3.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pendekatan kuantitatif melalui
metode survey yang dilengkapi dengan wawancara untuk memperoleh informasi yang tidak dapat digali melalui kuesioner. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan perilaku konsumsi masyarakat terhadap beras padi dan beras
singkong sebagai bahan pangan pokok. Selain itu juga pertanyaan mengenai karakteristik individu. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi gambaran
umum tempat penelitian. Unit analisis penelitian ini adalah rumahtangga dengan populasi yaitu
masyarakat Kampung Cireundeu. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 responden ibu rumahtagga Kampung Cireundeu. Ibu rumahtangga dipilih dengan asumsi
bahwa Ibu rumahtanggalah yang akan mengatur pola makan keluarga serta mempengaruhi perilaku makan dalam keluarganya. Sampel diambil secara cluster
random sampling yaitu dengan meng-cluster RT berdasarkan informasi bahwa pada RT 02 dan 03 terdapat masyarakat yang mengkonsumsi beras singkong.
Sementara RT 01,04, dan 05 masyarakatnya mayoritas makan nasi dan hanya dua orang saja diketiga RT tersebut yang mengkonsumsi beras singkong. Selain itu,
kedua kelompok cluster tersebut letaknya secara geografis dipisahkan oleh bukit.