Karakteristik Usia SIKAP BERDASARKAN KARAKTERISTIK

semakin mudah mendapatkan sesuatu maka keinginan terhadap sesuatu itupun tidak terlalu besar. Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara tingkat sosial ekonomi dan sikap terhadap beras padi menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.010 0.05 level of significant α, artinya tingkat sosial ekonomi berkorelasi dengan sikap terhadap beras padi. Namun karena koefisien korelasinya negative maka arah korelasinya berlawanan. Artinya semakin tinggi tingakt sosial ekonomi maka sikapnya semakin rendah terhadap beras padi. Hasil uji korelasi ini sesuai dengan hasil tabel silang pada Tabel 15. Berbeda dengan sikap terhadap beras padi, sikap terhadap beras singkong tidak berkorelasi dengan tingkat sosial ekonomi, hal ini berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara tingkat sosial ekonomi dan sikap terhadap beras singkong menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.135 0.05 level of significant α, artinya tingkat sosial ekonomi tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras singkong.

6.2. Karakteristik Usia

Usia adalah selisih antara tahun responden dilahirkan dengan tahun pada saat penelitian dilaksanakan yang dibagi menjadi 3 katagori berdasarkan sebaran normal, yaitu katagori muda 21-34 tahun, paruh baya 35-49 tahun, dan tua 50- 63 tahun. Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang termasuk katagori tua yaitu sebanyak 23,33 persen 7 responden, katagori paruh baya sebanyak 36,67 persen 11 responden, dan katagori muda sebanyak 40 persen 12 responden. Pada Tabel 16 disajikan sikap responden terhadap beras padi dan beras singkong berdasarkan usia. Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang sama antara responden yang berusia tua, paruh baya, maupun muda, yaitu memiliki sikap yang cenderung netral baik terhadap beras padi maupun beras singkong. Sikap terhadap beras padi yang paling positif adalah yang usianya tergolong muda dan yang paling netral adalah yang usianya tergolong tua. Sebaliknya terhadap beras singkong, sikap yang paling positif adalah yang tergolong tua usianya, sedangkan yang paling netral adalah yang tergolong usia muda. Selain itu juga dapat diketahui bahwa semakin tinggi tingkat usia maka sikap terhadap beras padi semakin netral. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat usia maka sikapnya cenderung semakin positif terhadap beras singkong. Kebanyakan masyarakat yang masih mengkonsumsi beras singkong usianya sudah tergolong paruh baya sampai tua, hanya sedikit masyarakat yang termasuk usia muda yang mengkonsumsi beras singkong. Masyarakat yang tergolong paruh baya dan tua inilah yang masih memegang nilai-nilai yang mereka anut. Biasanya masyarakat yang termasuk usia muda lebih mudah terbawa oleh kebiasaan teman-temannya yang mayoritas mengkonsumsi beras padi dan juga lebih responsive terhadap dunia luar barat. Sikap yang semakin netral seiring dengan pertambahan usia kemungkinan adalah karena konsumsi beras padi pun semakin menjadi kebiasaan, artinya mengkonsumsi pun sudah tanpa pertimbangan lagi. Usia muda lebih positif terhadap beras padi kemungkinan karena lebih responsive terhadap dunia barat yang menawarkan makanan-makanan yang masih banyak menggunakan bahan bakunya nasi. Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan Usia di Kampung Cireundeu Sikap Usia Tua Paruh baya Muda Jml Jml Jml Beras Padi Positif 1 14,29 2 18,18 3 25 Netral 6 85,71 9 81,82 9 75 Negatif 0 0 Jumlah 7 100 11 100 12 100 Beras Singkong Positif 3 42,86 2 18,18 1 8,33 Netral 4 57,14 9 81,82 11 91,67 Negatif 0 0 Jumlah 7 100 11 100 12 100 Berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara usia dan sikap terhadap beras padi menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.570 0.05 level of significant α, artinya usia tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras padi. Begitu juga sikap terhadap beras singkong, berdasarkan hasil uji korelasi rank Spearman antara usia dan sikap terhadap beras singkong menunjukkan nilai p-value pada kolom sig.2-tailed 0.091 0.05 level of significant α, artinya usia tidak berkorelasi dengan sikap terhadap beras singkong.

6.3. Karakteristik Pendidikan

Dokumen yang terkait

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

4 73 95

Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras Dan Pangan Non Beras (Studi Kasus: Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

11 80 108

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

14 112 70

Pola Konsumsi Masyarakat dan Perilaku Hemat Energi (Studi Pada Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan).

1 61 98

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli

41 306 114

A. Ketersediaan Beras Tahun Ketersediaan Beras (Kg) - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Sumatera Utara

0 0 20

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

0 0 12

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 11