Komponen Afektif terhadap Beras Padi

dari pengalaman pribadi, namun berasal dari lingkungan sekitar mereka, yaitu tetangga-tetangga yang mengkonsumsi beras padi. Jadi K.BS memiliki pengetahuan yang sama dengan K.BP. Merupakan hal yang wajar jika K.BC memiliki keyakinan yang lebih rendah pada keempat pernyataan tersebut karena K.BC setiap harinya dihadapkan pada kedua bahan pangan tersebut. Bagi K.BC yang dapat membuat tubuh sehat, mengenyangkan, simbol kesejahteraan, dan dapat dikombinasikan dengan berbagai macam lauk bukan hanya beras padi, namun demikian juga dengan beras singkong. Kelompok K.BP dan K.BC memiliki pengetahuan dan keyakinan yang relatif sama dan lebih rendah daripada K.BS yaitu pada pernyataan beras padi dapat mencegah penyakit diabetes, mudah diolah dan mudah ditanam. Hal tersebut karena K.BS tidak mengetahui pengetahuan yang sebenarnya tentang beras padi. Kelompok K.BS tidak pernah merasakan langsung, tetapi mendapatkan pengetahuan tersebut dari luar. Kelompok K.BS dan K.BC tidak sepakat pada pernyataan beras padi sudah terbiasa dimakan sejak kecil. Hal ini karena K.BS tidak pernah mengkonsumsi beras padi dan K.BC juga bukan hanya mengkonsumsi beras padi saja setiap harinya. Sementara K.BP memiliki pandangan bahwa beras padi sudah terbiasa dikonsumsi sejak kecil karena kenyataannya demikian bagi mereka.

5.1.2. Komponen Afektif terhadap Beras Padi

Komponen afektif terhadap beras padi adalah aspek sikap yang menyangkut perasaan serta penilaian masyarakat terhadap beras padi sebagai bahan pangan pokok. Komponen afektif dlihat dari dimensi rasa tidak enak- enak, aroma apek - wangi, bentuk tidak menarik – menarik, dan perasaan malu - bangga dan bosan – tidak bosan. Setiap komponen afektif ini mendapatkan skor terendah 1 dan tertinggi 4. Pada Tabel 9 disajikan sikap responden terhadap beras padi pada komponen afektifnya. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden pada Setiap Kelompok berdasarkan Komponen Afektif tentang Beras Padi Tingkat Perasaan tentang Beras Padi Jumlah Total Presentase K.BP n=10 K.BC n=10 K. BS n=10 Jml Jml Jml Positif 10 100 10 100 10 100 30 100 Netral Negatif Total 10 100 10 100 10 100 30 100 Pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa semua responden memiliki perasaan yang positif terhadap beras padi 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengakui rasa beras padi yang enak, bentuknya menarik, aromanya yang wangi, tidak membosankan, serta bangga terhadap beras padi. Responden yang belum pernah mencicipi beras padi pun mengakui rasa beras padi enak berdasarkan informasi dari tetangga-tetangganya dan melalui pemahamannya bahwa mengapa banyak orang tetap lebih memilih mengkonsumsi beras padi adalah karena beras padi rasanya enak dan belum ada yang bisa menandingi rasa beras padi untuk dijadikan bahan pangan pokok. Dimensi pada Komponen Afektif terhadap Beras Padi Dimensi afektif yang positif pada semua kelompok responden dapat dijabarkan lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 4 yaitu bahwa terdapat 63,33 persen responden yang menyukai rasa beras padi dan 36,67 persen responden yang sangat menyukai rasanya. Selain rasa, tingkat afektif yang positif ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden menyukai aroma beras padi. Terdapat 23,33 persen responden yang berpendapat bahwa aroma beras padi sangat wangi, 76,76 persen responden berpendapat aroma beras padi wangi. Aroma wangi yang dimaksud oleh kebanyakan responden adalah untuk beras yang bagus dan cukup mahal, sedangkan aroma Raskin beras miskin yang biasa mereka dapatkan tidak begitu wangi aromanya atau kadang-kadang beraroma apek. Komponen afektif yang positif ini juga menunjukkan kecenderungan perasaan bangga jika bisa mengkonsumsi beras padi karena bagi mereka hal tersebut adalah pertanda mereka dapat memenuhi kebutuhan pokok yaitu makan. Bagi responden yang setiap harinya mengkonsumsi beras padi, mereka merasa belum makan jika belum makan nasi, namun bagi responden yang setiap harinya makan beras singkong cukup bingung menggambarkan perasaannya terhadap beras padi, karena mereka tidak memiliki pengalaman langsung dalam mengkonsumsi beras padi. Semua perasaan terhadap beras padi yang dimikilinnya adalah hasil dari pengamatan dan pembelajaran dari orang lain. Mereka yang tidak mengkonsumsi beras padi bukanlah karena malu mengkonsumsi beras padi. Mereka tetap bangga terhadap beras padi karena saudara-saudara dan tetangga- tetangga mereka juga banyak yang mengkonsumsi beras padi setiap harinya. Terdapat 23,33 persen responden yang sangat bangga mengkonsumsi beras padi dan 76,67 persen responden yang bangga mengkonsumsi beras padi. Bentuk yang menarik juga merupakan salah satu penilaian positif responden terhadap beras padi. Terdapat 16,67 persen responden yang berpendapat bahwa bentuk beras padi sangat menarik dan 83,33 persen responden lainnya berpendapat bahwa bentuk beras padi menarik. Selanjutnya, dalam hal kebosanan mengkonsumsi, responden yang masih mengkonsumsi beras padi setiap hari adalah pertanda mereka tidak bosan dalam mengkonsumsi beras padi. Terdapat 46,67 persen responden yang merasa sangat tidak bosan mengkonsumsi beras padi dan baginya tidak ada yang dapat menandingi rasa nasi, sedangkan responden lainnya juga tidak bosan mengkonsumsi beras padi karena sudah menjadi kebiasaan. Responden yang tidak mengkonsumsi beras padi juga berpendapat bahwa beras padi tidak membosankan berdasarkan pengamatannya terhadap tetangga-tetangganya yang mengkonsumsi beras padi dan tetap mengkonsumsi beras padi hingga saat ini, meskipun ada alternatif pilihan pangan lain di daerah tersebut yaitu beras singkong. Tidak beralihnya konsumsi pangan harian tersebut membuat masyarakat yang tidak pernah mengkonsumsi beras padi juga berpendapat bahwa beras padi tidak membosankan. Perbandingan Dimensi pada Komponen Afektif terhadap Beras Padi Pada Tabel 10 dapat dilihat intensitas perasaan responden pada masing- masing dimensi afektif terhadap beras padi. Tabel 10. Jumlah Skor Rata-Rata Pada Setiap Pernyataan Komponen Afektif terhadap Beras Padi No Dimensi Afektif terhadap Beras Padi Skor Rata-Rata Kelompok Skor Rata-Rata Keseluruhan K. BP K.BC

K.BS Jml

1 Enak 3.8 3.3 3 3,37 2 Wangi 3.5 3.2 3 3,23 3 Menarik 3.4 3 3 3,13 4 Bangga 3.6 3.1 3 3,23 5 Tidak bosan 3.9 3.5 3 3,47 Rata-Rata Afektif 3.64 3.22 3 3,29 Berdasarkan Tabel 10, terlihat bahwa terdapat kecenderungan perasaan yang sama mengenai beras padi pada ketiga kelompok ini, yaitu cenderung perasaan yang positif. Kecenderungan afeksi yang positif ini memiliki arti bahwa baik kelompok K.BP, K.BS, maupun K.BC mengakui bahwa beras padi rasanya enak, aromanya wangi, bentuknya menarik, serta bangga dan tidak bosan dalam mengkonsumsinya. Dilihat dari seluruh dimensi afektif yang diteliti, kelompok K.BP lah yang paling positif terhadap seluruh dimensi afektif tersebut. Hal ini juga dapat diartikan bahwa semakin responden tersebut dekat mengkonsumsinya dengan beras padi maka akan semakin positif perasaannya terhadap beras padi. Kelompok K.BS memiliki skor yang paling rendah dibandingkan lainnya karena kelompok K.BS inilah yang paling jauh terkait kedekatan dengan beras padi, yaitu tidak pernah mengkonsumsi beras padi. Penilaian yang diberikan K.BS pada setiap dimensi pun sama, karena tidak pernah mencicipi beras padi sehingga kelompok ini tidak memiliki perasaan yang kuat terhadap beras padi.

5.1.3. Iktisar

Dokumen yang terkait

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

4 73 95

Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Beras Dan Pangan Non Beras (Studi Kasus: Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

11 80 108

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

14 112 70

Pola Konsumsi Masyarakat dan Perilaku Hemat Energi (Studi Pada Kelurahan Babura, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan).

1 61 98

Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli

41 306 114

A. Ketersediaan Beras Tahun Ketersediaan Beras (Kg) - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan dan Konsumsi Pangan Strategis di Sumatera Utara

0 0 20

Tingkat dan Pola Konsumsi Beras Masyarakat Kota Medan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Perumahan Taman Setia Budi Indah (TASBI) Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru; Kelurahan

0 0 12

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 7

Analisis Pola Konsumsi Pangan Dan Tingkat Konsumsi Beras Di Desa Sentra Produksi Padi

0 0 11