dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda. Mengetahui sikap tidak berarti dapat memprediksi
perilaku. 3 Postulat konsistensi tergantung menyatakan bahwa hubungan sikap dan
perilaku sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan, dsb. merupakan kondisi
ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, sejauhmana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap,
postulat terakhir inilah yang paling masuk akal dan paling berguna dalam menjelaskan hubungan sikap dengan perilaku Allen, Guy, dan Adgley dalam
Azwar 2003
2.2. Kerangka Pemikiran
Sikap terhadap suatu objek muncul karena adanya stimulus dari objek yang memiliki suatu nilai yang berarti bagi pemilik sikap. Stimulus dalam
penelitian ini adalah dua bahan pangan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, yaitu padi dan singkong yang berbentuk beras. Masyarakat Kampung
Cireundeu ada yang mengkonsumsi beras padi dan ada pula yang mengkonsumsi beras singkong. Oleh karena kedua bahan pangan tersebut dekat dengan
keseharian mereka maka mereka akan memiliki sikap terhadap kedua bahan pangan tersebut. Perbedaan masyarakat yang mengkonsumsi beras padi dan beras
singkong diduga karena terdapat perbedaan sikap terhadap kedua bahan pangan tersebut. Sikap mengandung penilaian positif dan negatif yang dapat dilihat
melalui 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif. Namun pada penelitian ini, sikap dilihat dari dua komponen saja, yaitu komponen kognitif dan
afektif. Komponen kognitif dijabarkan melalui empat dimensi kognitif yang diteliti, yaitu dimensi manfaat, budaya, keunggulan, dan harga. Demikian juga
dengan dimensi afektif yang diteliti yaitu dimensi rasa, aroma, bentuk, dan
perasaan perasaaan bangga dan tidak bosan.
Sikap positif maupun negatif terhadap kedua bahan pangan ini juga diduga berbeda pada setiap karakteristik individu. Pada penelitian ini, karakteristik
individu yang diteliti adalah status sosial ekonomi rumahtangga, usia dan
pendidikan. Semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi diduga dalam memilih dan mempertimbangkan bahan pangan pokok akan lebih memperhatikan kualitas
makanan dan tidak terlalu mempermasalahkan harga. Usia yang berbeda diduga berbeda dalam penyikapan terhadap suatu hal terkait dengan pengalamannya.
Tingkat pendidikan yang berbeda diduga akan berbeda pula pola pikir dan pengetahuan yang dimilikinya, sehingga berbeda pula pertimbangan dalam
memilih bahan pangannya. Oleh karena itu, ketiga karakteristik tersebut diduga
memiliki hubungan dengan sikap masyarakat terhadap bahan pangan pokok. Perilaku adalah fungsi dari sikap. Pada penelitian ini, perilaku dilihat dari
apakah masyarakat mengkonsumsi kedua bahan pangan tersebut sebagai makanan pokok yaitu diteliti dari aspek berupa frekuesi konsumsi dan cara konsumsi.
Meskipun kecenderungannya adalah sikap yang positif terhadap bahan pangan yang diteliti akan menghasilkan perilaku yaitu mengkonsumsi pangan tersebut
sebagai bahan pangan pokok, namun dapat juga sebaliknya. Masyarakat mungkin memiliki sikap positif terhadap bahan pangan tersebut tetapi tidak menjadikannya
sebagai bahan pangan pokok. Hal ini karena hubungan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Baron dan Byane 2003, sikap
mempengaruhi perilaku tergantung pada aspek situasi dan aspek dari sikap itu sendiri. Pada penelitian ini faktor yang mempengaruhi hubungan sikap dan
perilaku tidak akan diteliti lebih lanjut. Sikap dan perilaku konsumsi ini diduga kecenderungannya akan berbeda
pada setiap kelompok yang diteliti. Terdapat tiga kelompok responden yang diteliti, 1. kelompok responden dengan seluruh anggota keluarga mengkonsumsi
beras padi K.BP, 2. kelompok responden dengan seluruh anggota keluarga mengkonsumsi beras singkong K.BS, dan 3. kelompok responden dengan
anggota keluarga ada yang mengkonsumsi beras padi dan ada yang mengkonsumsi beras singkong K.BC. Pada gambar 1 disajikan bagan kerangka
pemikiran penelitian ini.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Sikap dan Perilaku Konusumsi Masyarakat Terhadap Bahan Pangan Pokok
Keterangan
: Hubungan : Fokus Penelitian
: Mempengaruhi
2.3. Hipotesis